4. Potongan Memori

79 12 2
                                    

Yang mo baca Jan lupa vote gak, aing tunggu ...

Kalau ada typo comment aja yaa

Udah belom vote nya?
Okee happy reading ...

"Bukanya aku yang jadi penggantinya, hanya saja ada potongan-potongan memori yang tak terlupa darinya,"__ Aluna Geraldine Helene.

Febian melajukan motor Vespa nya di jalanan komplek Aluna pagi ini, sama seperti pagi biasanya.

Pagi ini ramai, lebih banyak lagi orang-orang yang berlalu lalang untuk berangkat menuju tujuan mereka masing-masing, Febian sedikit kesiangan pagi ini, sebab Aluna pagi ini menelfon guna menyuruhnya duluan karena ia bangun terlalu lambat, namun Febian enggan menuruti kemauan Aluna, dan tetap menjemputnya sedikit siang.

Mentari sedang tertutup awan, mungkin tuhan sengaja menutupi matahari dengan awan, karena Tuhan tau Aluna akan berangkat sedikit kesiangan pagi ini, kan sudah Febian bilang, Aluna itu tuan Puteri kesayangan semesta.

Setelah tiba didepan rumah Aluna, Febian segera menekan bel, agar Aluna segera keluar.

"Alunaaa sekolah yok," Febian berteriak seperti toak didepan pintu rumah Aluna.

Teriakan Febian sudah pasti terdengar sampai kamar Aluna, buktinya tak lama kemudian Aluna keluar dari rumah, sambil dibuntuti Bagas si Abang penuh pengertian yang baru saja pulang dari Jerman untuk liburan sembari melepas rindu dengan pujaan hatinya kemarin.

"Udah lun?" Tanya Febian kepada Aluna yang masih terlihat bingung, sambil mengecek barang bawaannya di tas.

"Eh ada yang lupa bentar bentar yan," ujar Aluna sambil lari kembali ke dalam.

"OKE OKE LU SANS AJA JAN LARI LARIAN," ujar Febian yang setengah berteriak.

Sedangkan Bagas dari tadi diam saja seperti vas kosong dipojok ruangan, ya sama sama tidak ada gunanya. Bagas menyodorkan Febian satu potong roti tawar isi selai kacang "nih bro, mau gak lu."

"Thanks bang," jawab Febian sambil mengambil roti tersebut dan langsung melahapnya sambil duduk di teras rumah Aluna.

"Nanti cabut sekolah kemari dah lu, temenin gua main PS, gua gaada temen nih," ujar Bagas.

"Boleh, tapi temen lo pada kemana dah?"

"Gaada yang mau gua ajak PS an, pada sibuk, ada yang ngurus kantor, ada yang ngurus bininya."

"Lu mah bang jomblo teros sih, tuh kan ditinggal nikah ama temen lu sendiri ahahahaa .... " Febian tertawa renyah.

"Eh ngaco lu, gua mah dah punya pacar," ujar Bagas membela.

"Lah belum putus to?" Febian nampak terkejut.

"Ya gamau gua putus, ni bocah ngeyel amat, kalo lo gimana ni, dah punya belom nih?" Ujar Bagas balas bertanya.

"Gua ma, pernah tapi udahan aja, males gua nya," ujar Febian dengan wajah datar.

"Berarti lu jomblo?" Tanya Bagas dengan wajah menyebalkan nya.

"Iyaaa, seneng lu bang?" jawab Febian dengan wajah kesal.

"Tau aja lu," ujar Bagas cengengesan, "tapi lu gak suka adek gua kan?" Tanya Bagas tiba-tiba.

FEBIAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang