Sebelum baca alangkah baiknya untuk vote,
Jangan lupa ramein comment ya gais wkwk
•
•
•
•
"mereka hanya sedang berlalu lalang untuk mencari orang yang tepat, sebelum akhirnya mereka akan singgah dengan sungguh di hati yang benar-benar membuat mereka luluh"__02/02/21
•
Tinn tinn ...
"LAVENDER!!" teriak anak laki-laki tersebut, ia berlari kearah jalan namun tangan dibelakangnya dengan cepat meraihnya.
di depannya terlihat wajah wajah pucat pasi yang memandang tubuh gadis kecil yang tergeletak di jalan, mereka memandangi rona merah yang mengotori seluruh pakaian gadis kecil tersebut, diam ... mereka terkejut, terlihat dari wajah nanar mereka yang bahkan tak bisa mengeluarkan tangis.
Sedetik kemudian derap derap langkah kaki terdengar mendekati jalan, untuk meraih tubuh kecil tersebut, tangispun kini sudah tak terbendung, sekejap setengah dunianya runtuh,
Ngiiing ...
Suara itu sangat nyaring, telinganya berdengung, dalam pandangannya yang buram dan samar samar ia melihat gadis tersebut merintih kecil sambil dipapah ke dalam mobil ber sirine, lalu sekejap lagi hitam, sudah tak ada lagi tangis, tak ada lagi suara kaki, hanya terdengar suara sirine dan mesin mobil yang makin lama makin memudar, sedetik kemudian ia terlelap, pikiran yang kalut tersebut terhentikan dan hilang hanya keheningan dan lagi lagi hitam.
Kriiiiiiing ... Kriiingg ...
"Hah ... Hah ..., mimpi lagi!?" Hari ini ia bangun disambut dengan keringat dingin dan nafas yang ter engah engah, ia benar benar merutuki mimpi buruknya yang belakangan ini selalu muncul, mimpi sialan yang bahkan tak ingin ia ingat lagi itu membuat mood nya jelek, padahal ia hampir saja melupakan peristiwa belasan tahun lalu jika ia tidak terus-menerus memimpikannya, ah sudahlah semoga saja sepanjang hari ia dapat mengatasi mood nya yang berantakan sejak pagi.
"BIAAN!! cepetan bangun nak sarapan, Bi ... oh udah bangun" ujar Riana, ia tampak sedikit terkejut melihat putranya yang duduk penuh dengan keringan dan nafas yang tidak beraturan.
"Kanapa sayang? mimpi lagi?" Ibundanya terlihat sangat khawatir sambil mengelus pundak anak semata wayangnya tersebut.
"Gapapa kok Bunda," Febian tersenyum dengan tujuan agar Bunda nya tidak khawatir lagi, walaupun ia kini sudah ber usia 17 tahun namun dimata mama nya ia tetaplah Bian kecil yang cengeng.
"Abis ini Bian turun kok, 10 menit lagi oke," ujar Febian dengan nada lembutnya yang membuat kerutan di tengah alis Bundanya tadi menghilang bersama rasa khawatirnya.
"Oke 10 menit ya awas sampe lebih dari 10 menit Bunda samperin, terus ntar Bunda gedor-gedor tu pintu ampe jebol," ujar Riana sambil menjiwit kecil anak nya yang suka bandel.
"Ampun ibu Ratu ampun," Febian menangkupkan kedua tangannya sambil menunduk-nundukkan kepalanya, sedangkan Riana berdiri di depannya sambil berkacak pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEBIAN [ON GOING]
Teen Fiction❝kita tak tau kapan harus berhenti jatuh cinta❞ Dua sajak rumpang yang berkelana di dunia penuh kepura-puraan, saling beriringan dalam perjalanan mereka untuk berkelana lebih jauh, menyisir senja dalam renungan kedua insan yang tak tau kapan saling...