Bogosipda

115 12 7
                                    

🎶🎧
Bogo sipda
Aku merindukanmu

Ireohge malhanikka deo bogo sipda
Mengucapkannya seperti ini semakin aku merindukanmu

Neohui sajineul bogo isseodo bogo sipda
Meski saat aku melihat fotomu aku merindukanmu

Neomu yasokhan sigan
Waktu terlalu kejam

Naneun uriga mipda
Aku membenci diri kita

Ijen eolgul han beon boneun geosdo
Melihat wajah satu sama lain sekali pun

Himdeureojin uriga
Sudah menjadi sulit bagi kita sekarang

Yeogin ontong gyeoul ppuniya
Yang ada hanya musim dingin di sini

Palworedo gyeouri wa
Musim dingin datang bahkan di bulan agustus

Maeumeun siganeul dallyeogane
Jantung berpacu seiring waktu

Hollo nameun seolgugyeolcha
Aku di dalam Snowpiercer sendirian

Ni son japgo jigu bandaepyeonkkaji ga
Aku ingin pergi ke sisi lain dari bumi ini, memegang tanganmu

Gyeoureul kkeutnaegopa
Dan mengakhiri musim salju ini

Geuriumdeuri eolmana nuncheoreom naeryeoya
Berapa banyak kerinduan yang harus gugur seperti salju

Geu bomnari olkka
Sampai hari musim semi datang






Alunan musik dari earphone gadis bersurai hitam ini selaras dengan jatuhnya air mata yang membasahi pipi kanan kirinya. Sesak juga menghinggapi tenggorokannya. Seakan lagu yang kini didengarkannya adalah benar-benar suara hatinya.

Bogo sipda

          Satu kata itu, Yeon Hee benar-benar rindu sekarang. Rindu, rindu semuanya. Walau pun sekarang masih musim semi dan bunga-bunga ramai bermekaran, tapi sepertinya hari Yeon Hee seperti musim salju, dingin, sepi, dan terlalu banyak badai dan rintangan.

         Badai saljunya kali ini agaknya akan lebih lebat dari yang sebelumnya, bahkan Yeon Hee belum siap mengenakan mantel tebal, badainya tiba-tiba menyerang.
   
        Dulu, Papa pernah berpesan, jika musim salju tiba, jangan pernah lupakan mantel tebal, mantel tebal ada di lemari paling bawah, jika tidak ada peluk saja abang, biar lebih hangat, bukankah saudara akan saling menghangatkan satu sama lain, karena kita keluarga.

"Mantelnya enggak ada Pa,"ucapnya lirih sambil terus menangis.

Satu tarikan napas terbentuk, dihembuskan perlahan,"Yang seharusnya dipeluk juga hilang Pa. Yeon Hee sendiri."

           Duduk di bangku taman sepi seperti ini, membuat Yeon Hee dengan gampangnya melihat Taehyung di depan sana , berjalan ke arahnya sambil berpayungan, "Sekarang Yeon Hee Cuma punya payung. Yang Yeon Hee sendiri enggak tahu bisa bertahan atau enggak. Papa,-"

    Yeon Hee menjeda, kemudian menengadahkan kepalanya menatap langit mendung,"-cepat datang bawain Yeon Hee mantel, badainya makin kuat Pa."

         Taehyung berdiri tepat di depan Yeon Hee, melihat gadis kesayangannya dengan napas yang tercekat. Sudah dua hari berlalu, tetap saja tangisannya tidak reda.

        "Jangan nangis, liat, gara-gara lo langitnya juga ikut nangis."

Yeon Hee memaksa untuk tersenyum,"Hehehehe mau es krim."

       Taehyung menyerahkan satu plastik penuh berisi es krim ke hadapan Yeon Hee. Makanan adalah penyembuh Yeon Hee. Taehyung yang melihat sampai gemas sendiri, makan es krim di saat hujan begini, hanya Yeon Hee yang mampu melakukannya.

Bang Sug || SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang