Part 1

3.2K 273 99
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

🌸

Gung¹ yang terletak di pusat Hanyang² pada zaman Joseon³ terlihat asri nan sejuk dipandang mata dengan banyaknya dayang dan penjaga yang berlalu lalang sambil menyapa satu sama lain saat mereka berpas-pasan, menambah keharmonisan kerajaan yang di pimpin oleh Wang⁴ Kim.

Termasuk tiga pria remaja yang tengah bermain di luar juga menambah kesan damai di sekitarnya, pertemanan ketiganya yang sudah sangat erat tanpa memandang apa latar belakang mereka selalu membuat siapapun yang melihatnya iri. Bahkan mereka hanya memanggil satu sama lain dengan nama jika sedang bertiga saja meskipun mereka merupakan wangja, anak yangban dari menteri pertahanan, dan pengawal wangja.

"Jaemin, apa menurutmu jika bunga ini dikumpulkan sebanyak mungkin bisa membuat seseorang terbang?" Tanya pria tinggi dengan gugunbok khas prajurit-pengawal yang menyelimuti tubuhnya sambil menunjuk bunga dandelion di depannya.

"Tentu, jika berat badanmu seringan kapas." Jawab pria yang tadi dipanggil Jaemin dengan wajah tanpa dosanya. Membuat pria yang satunya lagi tertawa puas hingga matanya menyerupai lengkungan bak bulan sabit, terlihat sangat menawan.

Wajah penuh minat pria tinggi itu berubah cemberut saat Jaemin memberinya jawaban yang tidak sesuai harapan. "Kamu terlalu kejam, Jaemin." Gerutunya.

Jaemin mengedikan bahu. "Aku hanya realistis. Lagipula, jika kamu bisa terbang, memangnya kamu akan pergi ke mana Jisung-ssi?" Tanya Jaemin sambil melangkahkan kakinya mendekati Jisung.

"Aku ingin ke—" Ucapan pria tinggi yang tadi dipanggil Jisung terhenti tatkala melihat pria dewasa menghampiri mereka, lebih tepatnya menghampiri Jaemin. "Oh, halo Tuan Na." Sapa Jisung sambil membungkukkan badannya tanda hormat kepada pria dewasa yang tadi dipanggil Na, Na Yuta.

"Hallo juga, Pengawal Jisung-ssi." Balas Yuta ramah tanpa memudarkan kesan wibawanya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah pria yang berdiri tidak jauh dari Jisung. "Selamat siang, Jeoha⁸." Hormatnya dengan membungkukkan badannya kepada pria yang tadi dipanggil Jeno.

"Siang juga, Tuan Yuta." Balas Jeno sambil tersenyum ramah.

"Aboji, ada keperluan apa di sini?" Tanya Jaemin yang memanggil Yuta dengan sebutan Aboji.

"Aboji ada keperluan denganmu, anakku." Jawab Yuta kepada Jaemin, selaku anak semata wayangnya. Lalu ia menatap Jeno dan Jisung secara bergantian. "Bolehkah saya membawa Jaemin sebentar?" Yuta meminta izin.

"Tentu saja." Jawab Jeno tanpa memudarkan senyumannya.

Ayah dan anak itu pun pergi meninggalkan Jeno dan Jisung setelah pamit. Setibanya di tempat tinggal mereka yang masih berada di kawasan gung, Yuta pun membuka pembicaraan setelah mereka terdiam beberapa saat.

As Beautiful As Spring || 잼런 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang