Part 6

797 154 32
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

🌸

Siang ini, Jaemin pergi meninggalkan Sungkyunkwan menggunakan kudanya. Jaemin sengaja pergi siang hari saat kelas dimulai agar dirinya tidak perlu berpamitan lagi dengan kekasihnya. Jaemin khawatir jika bertemu kekasihnya, ia akan semakin berat meninggalkan Sungkyunkwan.

Setibanya di Hanyang, Jaemin bertemu Jeno dan Jisung di sebuah bangunan yang biasa mereka jadikan tempat berkumpul.

"Jaemin? Kenapa kamu kemari?" Tanya Jeno heran saat mendapati Jaemin mendatangi mereka, Jisung juga menatap Jaemin heran. Wajar saja kedua sahabat Jaemin heran, karena Aboji-nya Jaemin tidak memberitahu tentang kedatangannya kepada Jeno dan Jisung.

"Aku merindukan kalian." Ucap Jaemin dengan nada datarnya sambil duduk di sebelah Jeno.

Jisung memutar bola matanya jengah. Mana ada orang mengatakan rindu dengan nada sedatar itu?

"Aku sungguh-sungguh!" Ucap Jaemin saat mendapati kedua sahabatnya menatap dirinya tidak percaya.

"Hmm, baiklah." Jisung yang sedang tidak ingin berdebat pun mengalah. Lagipula ia juga merindukan sahabatnya ini.

Tapi berbeda dengan Jeno, ia menatap sahabatnya dalam-dalam. "Aku tahu kamu tidak berbohong soal merindukan kami, tapi sepertinya ada lagi yang menjadi alasanmu ke sini." Tebak Jeno tepat sasaran, memang sahabatnya yang satu ini tidak bisa dibohongi.

"Yah, kamu benar. Aku kemari saat mendengar kabar bahwa gung akan diserang oleh pemberontak."

"Lalu, untuk apa kamu kemari? Memastikan kebenaran kabar itu?" Tebak Jeno.

Jaemin menggeleng. "Aku sudah mendengar kabar itu langsung dari Aboji, jadi aku percaya dengan kebenarannya."

"Lantas?" Tanya Jeno sambil menajamkan tatapannya, sedangkan Jisung sedari tadi hanya menyimak. Toh, apa yang ingin ditanya Jisung sudah ditanyakan Jeno, jadi ia tidak mungkin menanyakannya dua kali.

"Tentu saja karena aku harus menjalankan tugasku."

Jeno dan Jisung saling menatap dengan pandangan bingung, lalu kembali menatap Jaemin. "Apa maksudmu?" Tanya Jisung.

Tiba-tiba Jeno membelalakkan matanya. "Kamu akan ikut berperang?!" Pekiknya.

Jisung yang mendengar pekikan itu ikut membelalakkan mata sipitnya. "Kau serius?!"

Jaemin menganggukkan kepalanya, membenarkan pertanyaan kedua sahabatnya.

"Siapa yang memintamu ikut perang?? Apakah Wang yang memintanya?!" Tanya Jeno dengan nada tinggi.

As Beautiful As Spring || 잼런 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang