Part 15 (Last)

1.5K 169 32
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

🌸

Musim semi telah tiba sejak beberapa hari yang lalu, hanya saja hari ini tidak ada lagi sisa-sisa dari musim dingin sehingga bisa dikatakan musim semi yang sesungguhnya telah tiba.

Sudah tiga hari Jaemin berbaring total di atas ranjang, ia benar-benar merasa sangat jenuh karena yang ia lihat hanya langit-langit kamar, sahabatnya, dan Ayahnya.

Ia rindu Renjun, ia ingin segera bertemu dengan kekasih mungilnya. Ini sudah memasuki musim semi, jadi bukankah sudah seharusnya mereka bertemu di taman Hangang?

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Jaemin, ia pun menatap pintu yang perlahan terbuka dan menampilkan sosok Jeno dan Haechan.

"Jisung di mana?" Tanya Jaemin heran karena tidak mendapati sosok Jisung.

"Dia sedang mengalami masalah pencernaan, jadi dia akan menyusul." Jawab Jeno sambil melangkah mendekati Jaemin dengan Haechan yang mengikuti dari belakang.

Jaemin mengangguk. "Jadi, kapan kalian menikah?" Tanya Jaemin terang-terangan saat Jeno dan Haechan berada di sebelah ranjangnya, membuat Jeno dan Haechan saling pandang lalu cepat-cepat buang muka seolah mereka kepergok tengah curi pandang satu sama lain.

"Hei, kita masih harus lulus dulu baru menikah." Jawab Jeno dengan telinganya yang memerah, begitu pun Haechan.

"Memang ada aturannya harus lulus dulu baru boleh menikah?" Tanya Jaemin dengan raut wajah dibuat seolah tidak mengerti.

"Memang tidak ada. Tapi aku ini Wangja, jika kau lupa. Jadi hal seperti itu perlu diperhatikan."

Jaemin mengedikan bahunya. "Ah, aku lupa kalau kau Wangja." Gumam Jaemin tidak peduli, sedangkan Jeno mendengus sebal dengan tingkah sahabatnya yang menyebalkan. Sepertinya Jaemin sudah benar-benar sembuh.

"Kau sendiri, kapan melamar Renjun?" Ceplosnya berniat balas dendam, tapi saat melihat raut wajah Jaemin yang berubah mendung membuat dirinya merutuki apa yang barusan ia katakan. "Maaf, aku tidak bermaksud." Ucapnya menyesal.

"Kau tidak salah, Jeno." Jaemin menunjukkan senyumannya yang terlihat dipaksakan di mata Jeno.

Haechan yang hanya menyaksikan sedari tadi pun mencoba mengalihkan pembicaraan. "Ngomong-ngomong, Mark belum menjenguk mu?"

Jaemin menggeleng. "Sepertinya dia benar-benar pergi melarikan diri."

"Maaf, karena aku dia jadi gelap mata dan menyerangmu sampai kau seperti ini." Haechan menundukkan kepalanya dalam-dalam, merasa bersalah.

"Kenapa kau minta maaf? Kau tidak salah. Tapi, melihat kalian berdua melakukan kesalahan dan merasa tidak enak padaku di waktu yang bersamaan membuatku berpikir kalian memang benar-benar cocok." Goda Jaemin sambil tertawa ringan dan tawanya semakin kencang saat melihat wajah dua pria muda di depannya yang berubah seperti kepiting rebus.

As Beautiful As Spring || 잼런 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang