CHAPTER 1 [TWELVE CORES] *

833 155 149
                                    

HOLAA MY LUV!!
JANGAN LUPA KOMEN! 

HOLAA MY LUV!! JANGAN LUPA KOMEN! 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

08.00 Am|| Jakarta, indonesia

Brumm Brumm

Suasana Pagi hari di sirkuit benar-benar sudah dipenuhi hirup pikuk banyak orang. Mereka membawa pasangan dan teman-teman mereka tentu saja untuk menonton balapan dan mendukung jagoan masing-masing.

"Semua udah aman kan?" tanya seorang gadis memastikan. Hal itu dianggguki oleh rekannya yang lain. Keduanya sedang sibuk memeriksa kembali mesin motor yang akan digunakan untuk balapan nanti.

Sebentar lagi balapan akan dimulai, para peserta telah bersiap dengan kuda besi masing-masing dibelakang garis start.

"Yang lain bisa stay disini. Kalo mau gabung ditribun juga gapapa. Disini biar gue yang handle" ujarnya mengkomando.

"Oke, gue titip sini Gin. Gue susul yang lain" hal itu diangguki oleh gadis berkuncir kuda yang diketahui bernama Gina itu.

Beralih dari sana, suasana ditribun ternyata sudah mulai riuh. Semua orang berteriak kala suara deruman motor itu mulai terdengar.

"Lah? Lo kesini Ca? Trus si Gina disana ama siapa anjir?" tanya gadis yang rambutnya sedikit curly berwana coklat. Ratyana Araisy Carlos, Panggil aja Risty. Diantara keduabelas orang, dia adalah anggota yang paling muda. Sifatnya begitu jahil, nakal dan ceroboh.

"Gladis, Dita, ama Rere disana" Jawab Eca. Echalista Crawford, Panggilannya Eca, Nggak ada yang spesial dari dia. Cuma salah satu identitasnya adalah rambutnya blonde.

Bendera bersiap untuk dikibarkan, deru mesin semakin bersahutan. Semua kuda besi itu mulai melaju dengan kecepatan masing-masing saat bendera catur itu berkibar sebagai tanda dimulainya pertandingan.

"AYOO KANIAAA AYO NINAAA KALIAN PASTI BISAAA, YUUUUHUUU WE LOVE YOUU SISST!!" teriak gadis bernama Amel dengan toa yang dipegangnya hingga membuat semua mata tertuju padanya. Caramel Kimberly, atau Amel. Gadis paling cerewet bahkan lebih cerewet dari Sinta. Tingkahnya begitu labil, tapi adakalanya dia bisa bersikap dewasa.

"Heh, jancuk!" sahut Gea dengan membekap mulut Amel. Geana Cartel, dari keduabelas orang. Dialah yang paling frontal dan bar-bar. Tukang pisuh itu selalu menjadi dalang dari setiap kejahilan dan kenakalan. Satu hal yang perlu diingat, Gea tak segan-segan menghajar orang yang berani memegang puncak kepalanya. Gadis tak kenal takut itu seolah menjadi panglima perang.

"Rame aja lo! Gue telanjangin baru tau rasa" ancam Vania yang ikut menarik Amel bersama Gea dan Risty. Vania Von Klinski atau Vania, dia juga tak kalah jahil dari Gea. Justru gadis itufvg yang sering menjadi partner untuk Gea dalam hal jahil menjahil. Tingkahnya absurd dan terkadang freak.

"Lagian dapet darimana juga tuh toa, ajaib nih anak" decak Putri, Putriana marjolie. Gadis paling santuy itu tak ingin repot-repot mengurusi sibocil Amel. Sikapnya memang terlampau santuy hingga tak kenal situasi.

"Diem lo! Marjodie" sungut Amel yang sudah dilepaskan oleh Gea, Vania dan Risty. Tentu setelah mendapat banyak jitakan dari ketiga gadis itu.

"Diem lo pada! Ribut aja, liat noh Kania ama Nina lagi tanding. Malah asik sendiri!" ketus Helen. Helena Luxenberg. Kembaran dari Hera Luxenberg itu memang hobi marah-marah. Gadis yang memiliki kesabaran setipis tisu itu juga galak, berbeda jauh dengan kembaranya yang begitu baik hati dan lembut.

"Iya Nih. Eh, buang tuh toa! Bikin sakit telinga aja. Jangan bikin malu gue, nanti apa kata followers gue kalo mereka tau gue punya temen setres kaya lo!" cibir Sinta, AnastAsia sinta agattha adams. Gadis yang begitu anak sosial media itu akhirnya angkat bicara. Dari keduabelas anggota, mungkin penampilan Sinta lah yang sedikit lebih feminim. Meski begitu, kesan Badgirl masih begitu melekat pada dirinya.

Tinggalah seorang gadis yang sejak awal tak mengeluarkan suara sedikitpun, bahkan hanya sekedar menoleh saja dia enggak, mungkin hanya lirikan mata saja. Gabriella Ramos, atau Gabriell. Gadis kutub utara itu memang selalu begitu, dalam hidupnya, Gabriell lebih banyak melakukan tindakan dari pada berbicara. 

.....

Beralih pada sirkuit, sudah beberapa putaran telah terjadi. Dan tinggal dua putaran lagi, maka pertandingan akan selesai.

Cathrina Andrelino, Panggil saja Nina. Khusus mereka biasanya memanggil gadis itu dengan Nana, dia tak jauh berbeda dengan Gabriell, dingin dan irit bicara, dialah yang paling dewasa dari keduabelas anggota. Dalam kediamannya, dia mengetahui segalanya. Dalam putaran ini, dia masih berada di posisi ketiga.

Dalam barisan depan dipimpin oleh seseorang dengan nomor 89, dan pada posisi kedua terdapat tokoh utama dari cerita ini. Begitu rumit untuk mendeskripsikan bagaimana sosok gadis itu, Kania steffany Miller. Panggil dia Kania, Dia begitu sempurna untuk dirakit dalam beberapa kata.

Nampaknya Kania sedikit kesulitan untuk menyalip manusia didepannya ini. Hingga membuat gadis itu beberapa kali mencebik kesal, karna manusia didepannya ini terlihat sedang mempermainkannya. Baiklah, tinggal satu putaran lagi. Dia akan memberikan kekalahan yang begitu menyakitkan untuknya.

Kania berlagak seolah menyerah untuk menyalip, dia bergerak santai karna garis finish pun sudah diambang mata. Seperti yang Kania duga, manusia sombong itu melakukan selebrasi dengan menaikan ban motor depannya. Semua orang bertepuk tangan, dia tak menyadari bahwa saat itu Kania mulai menambah kecepatnya.

Brumm brumm

Daaan yaaa! Ban motor Kania yang lebih dulu melewati garis finish. Ingat, jangan terbuai oleh posisimu saat ini. Karna meski kemenangan sudah tampak dimatamu, tapi sebelum benar-benar kamu raih. Maka dia belum pasti menjadi milikmu.

Kania mendrift motornya hingga menimbulkan asap. Motornya kini berhadapan dengan motor manusia sombong itu.

Semua teman-teman Kania bersorak bahagia, ini bukan yang pertama kali. Tapi mereka selalu bangga dan berteriak penuh gembira, meski mereka tau pada akhirnya Kanialah yang akan menjadi juara.

"WOI ANJING! APA APAAN INI! NGGAK FAIR BANGSAT!" teriak dari gerombolan pemuda yang kemenanganya Kania renggut itu. Mereka semua emosi dan kesal.

Kania begitu hebat. Dalam waktu 3 menit, dia berhasil mengubah semua wajah-wajah yang tadinya begitu merekah itu menjadi tertekuk dan marah.

Tak memperdulikan itu, Kania justru melajukan motornya kearah teman-temannya. Btw, Selain Kania, Nina juga mendapat juara diposisi ketiga. Yah, ini menjadi kemenangan besar bagi mereka. Balapan resmi kali ini tentunya hadiahnya tidak main-main.

Kedua orang itu lalu melakukan tos dengan teman-temannya yang lain. Mereka juga memberi selamat kepada Nina dan Kania.

"Kerjaan lo emang yang terbaik" ujar Kania pada Gina dengan meyenggol bahunya. Mendengar itu, Gina hanya terkekeh. Sebuah kebanggan mendapat pujian dari manusia seperti Kania.

"Yaudah. Gue, Rere, ama Gladis ntar langsung balik. Dibengkel lagi ada job gede, kAsian bang Arman kalo ngerjain sendiri, anak-anak yang lain pada ijin. Termasuk kita" ujarnya dengan kekehan diakhir.

"Yah serius? Ayolah, kita rayain dulu. Ini juga kan gara-gara lo Gin" bujuk Risty pada Gina. Gina lalu menepuk pundak Risty.

"Bukan gara-gara gue Ris. Emang dasarnya takdir Kania yang selalu goldy" 

To be continued!

Jangan lupa tekan bintangnya yups!!
See you My Luv!❤

THE BADGIRLS : DARKNESS WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang