Pulang sekolah, seperti biasa Gio akan mengantar Diana pulang. Gio membawa tas Diana, tangan kanannya menggenggam erat tangan kiri cewek itu. Mereka berjalan bersebelahan, melihat Diana yang masih sedikit pucat, Gio menahan napas.
"Mau gue gendong aja?" usul Gio akhirnya.
Diana menggeleng, "Gue punya kaki."
"Yang bilang itu keyboard laptop siape?"
Diana kesal. Dia tidak mau lagi menjawab omongan Gio. Dia membuang wajah ke sisi. Gio tersenyum geli.
"Ngambekan lo, mah."
"Daripada elo, rentan jadi pelaku kekerasan dalam rumah tangga!" Diana membela diri.
"Lo salah." Gio tidak setuju, "gue bisa keras sama siapa pun, kecuali sama lo."
"Kata orang yang baru pertama ketemu gue udah nampar gue."
Gio bersenandung pura-pura tidak mendengar.
Saat mereka pertama kali bertemu, Gio tidak banyak berpikir. Dia hanya penasaran kenapa Giraka bisa jatuh cinta pada cewek ini. Bagi Gio, cewek semacam Diana itu jumlahnya banyak, tidak perlu sampai membuat Giraka cemas menjelang kematiannya.
Tapi semakin mengenal Diana, Gio semakin menyukainya. Semakin ingin memilikinya, terobsesi sampai gila.
Gio bahkan ragu-ragu, dia berpikir ... dia bahkan sanggup membunuh orang demi mengekang cewek itu.
Gio selalu tahu dia gila. Pola pikirnya selalu ekstrem dan berbahaya. Diana adalah pengekangnya, selama Diana tidak meninggalkannya, Gio akan baik-baik saja.
"Pulang Bos?" pertanyaan Fandi yang baru keluar kelas mengejutkan Gio.
Gio meluruskan pandangan dan mengangguk, "Hm," lalu dia melirik sebelah Fandi, "ke mana Gugun? Biasanya lo berdua kek kembar siam. Nggak terpisahkan."
"Gugun jalan sama ceweknya."
Jawaban Fandi bukan hanya membuat Gio kaget, Diana juga terbelalak tidak percaya.
"Gugun punya cewek?" tanya Diana.
Fandi terkekeh, "Masih gebetan sih. Keknya bentar lagi jadian, motor gue dipinjem Gugun buat jemput cewek itu ke sekolahnya."
"Terus lo pulang gimana?"
"Nanti gue nebeng sama yang lain." Fandi seolah sama sekali tidak keberatan. Dia berjalan berdampingan dengan Gio, lalu malak, "pinjem duit Bos."
"Berapa?" Gio merogoh sakunya.
"Ceban ada? Duit gue dipinjem Gugun buat nraktir cewek itu ke bioskop." Fandi menjelaskan, "buat beli rokok di depan. Gue ganti besok."
"Gio mengambil uang 50 ribu di dompetnya, "Pake aja. Nggak ada duit kecil."
"Gue ganti besok." Fandi tersenyum, "kecuali lo pengin tahu sesuatu, baru gue bisa terima."
Gio benar-benar senang bergaul dengan Fandi. Fandi tidak pernah berani menerima sesuatu dari Gio selama merasa Gio tidak mendapatkan manfaat apa pun darinya. Kalau dia berkata hanya akan meminjam uang dan akan mengganti besok, cowok itu akan benar-benar mengganti uang Gio keesokan harinya.
"Oke."
"Gue duluan." Fandi sudah ditunggu oleh beberapa temannya yang lain di kejauhan. Gio mengangguk, melihat Fandi yang setengah berlari menghampiri teman-temannya.
"Kadang gue ngerasa Fandi ini orangnya lumayan baik." Diana memuji.
"Ampe lo naksir Fandi, gue colok mata lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy
Teen Fiction"Lo tahu, Di? Gue nggak pernah suka sama yang manis-manis, sebelum akhirnya gue ketemu sama lo, sumpah deh." Sekuel MY PET GIRLFRIEND