Kata-kata Fandi memang sangat bagus. Namun para polisi tentu saja tidak mudah dikendalikan. Mereka juga sering berhadapan dengan orang-orang yang pandai bicara.
Namun Fandi tampak sangat percaya diri. Tampak sekali walau berbohong dia sama sekali tidak memiliki dampak psikologis.
Fandi adalah anak tertua dari 3 bersaudara. Dia memiliki satu adik laki-laki yang masih SMP dan satu adik perempuan yang baru masuk SD. Sebagai anak sulung, dia tidak lagi terlalu diperhatikan. Walau kebutuhannya tetap dipenuhi orang tuanya, tapi karena keduanya sama-sama bekerja, jadi tidak bisa selalu memantau perkembangannya.
Fandi berasal dari keluarga sederhana. Dia sering bergaul dengan orang-orang kaya semacam Gio, tapi di antara yang lainnya ... dia paling senang bergaul dengan putra bungsu Reiner tersebut.
Itu karena Gio selalu memahami situasi mereka, dan tahu cara memberi dan memetik manfaat saat berteman dengannya. Gio tidak menuntut berlebihan apa lagi menganggap Fandi sebagai kacungnya. Fandi juga tidak terlalu menyanjung namun sebagai gantinya, dia juga tidak pernah berpikir untuk benar-benar memeras Gio.
Fandi senang dengan pertemanan yang saling menguntungkan karena dia tidak terlalu percaya dengan ikatan persahabatan.
Satu-satunya sahabat terdekat yang Fandi miliki adalah Gugun yang selalu menjadi teman sekolahnya bahkan sejak mereka masih SD. Mereka juga tetanggaan.
"Kami akan menyelidiki segalanya lebih menyeluruh." seorang polisi berkata bijak, "tapi apa yang kamu lakukan sudah termasuk main hakim sendiri." pria itu melihat Gio yang masih memasang wajah cuek acuh tak acuh, "kami akan memanggil wali kamu."
Fandi dan yang lainnya sudah diizinkan meninggalkan kantor polisi setelah memberikan beberapa kesaksian. Namun Diana tetap tinggal bersama Gio, menemaninya. Tidak lama kemudian Reiner -ayahnya Gio- datang bersama pengacara keluarga mereka.
Saat melihat wajah putranya yang begitu cuek, Reiner hanya bisa menghela napas.
Gio 'dibebaskan' bersyarat. Reiner sudah mendengar kronologi ceritanya, tentang Diana yang dilecehkan dan menyebabkan Gio mengamuk lagi.
Reiner bertanya-tanya, melihat karakter putranya yang seberingas ini saat mencintai seseorang, apa di masa depan Diana akan baik-baik saja?
***
"Gue pikir ... lo harus lebih berhati-hati sama Fandi, Gi." di perjalanan menuju sekolah, Diana berkata parau. Mereka naik taksi. Diana duduk di sisi Gio, menatapnya dengan sorot layu, "dia bener-bener bahaya."
"Bahaya?" beo Gio.
"Dia ... dia terlalu manipulatif." Diana sedikit tidak nyaman. Walau bagaimana pun Fandi adalah teman pertama Gio di sekolah, kesannya di benak Gio pasti cukup dalam. "dimusuhin Fandi ... bisa ngerusak beberapa hal dalam hidup lo."
"Lo tahu itu." Gio mengusap punggung tangan Diana dengan jari-jarinya, "jadi jangan nyari perkara sama dia."
"Fandi tipe orang yang bisa balikin hitam dan putih, dia juga bisa nipu orang tanpa mimik bersalah, beberapa orang yang kenal sama dia bakalan celaka setiap berhadapan sama dia." Gio tersenyum kecil dan mengatakan, "di luar sekolah ... dia juga punya banyak 'temen' dari berbagai umur. Kenalannya nggak terbatas, kalo lo bikin dia marah, di sekolah hidup lo berantakan, di luar kehidupan lo lebih nggak aman."
Diana semakin cemas, "Lo ... nggak takut sama dia?"
"Takut?" Gio berkata pelan, "gue nggak pernah takut sama apa pun."
Satu-satunya ketakutan yang pernah Gio alami setelah sekian lama saat Diana meminta Gio untuk melepaskannya. Saat orang tua Diana tidak mengizinkan Gio menemui Diana lagi bahkan berkata akan menjodohkan Diana dengan Glenn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy
Teen Fiction"Lo tahu, Di? Gue nggak pernah suka sama yang manis-manis, sebelum akhirnya gue ketemu sama lo, sumpah deh." Sekuel MY PET GIRLFRIEND