Jam kelas olahraga Diana dan Fandi emang kebetulan sama. Jadinya dua kelas itu sering disatukan dan ditandingkan oleh guru olahraga mereka.
Kali ini juga tidak jauh berbeda. Dulu Gio berada di tim Fandi -mereka sekelas, sejak Gio pindah ke kelas Diana, mereka sering menjadi lawan tanding.
Fandi selalu seperti ini. Setiap melihat Nabila, mulutnya seolah gatal kalau dia tidak menggoda dan mengganggunya. Alhasil, pertengkaran mereka -sebenarnya sepihak- selalu membuat suasana jam kelas menjadi ramai.
"Halo bajingan." sapa Fandi mengejek Nabila.
"Yang bajingan itu elo!" Nabila semakin marah. Dia mendengkus jengkel dan mengimbuhkan, "jangan kebanyakan nyenggol gue lo! Ngerti nggak lo? Ampe lo terus-terusan bikin gue kesel, lama-lama kepale lo itu gue genjreng!"
Orang-orang yang mendengarnya ngakak.
Diana sudah ngeri. Dia ingin memperingati Nabila untuk tidak terlalu banyak memprovokasi Fandi. Cowok itu terlalu berbahaya. Kalau sampai Fandi sakit hati dan ingin membalas dendam, bukankah Nabila akan menjadi orang yang paling dirugikan?
Tapi Fandi sama sekali tidak marah. Dia justru nyengir sambil bahu membahu dengan Gugun. Membuat dua cowok itu seperti sepasang sejoli yang tidak terpisahkan. Nabila mengernyit jijik.
"Kalian homo, ya?" tebak Nabila akhirnya.
Fandi memasang wajah terkejut, Gugun pura-pura syok, lalu mereka saling merangkul, "Yess, Gugun itu bikin kedua gue." Fandi tidak menyangkal.
Gugun memasang wajah malu-malu, tidak sadar janggut tipis di dagunya, dia menopang satu pipi, "Jadi malu."
Mereka mempermainkan Nabila lagi.
"Kalo Gugun bini kedua, bini pertama lo siapa, Fan?" Gio ikut kompor.
Fandi mengerling, "Yang pertama kan Bebeb Nabila."
"Gue genjreng beneran pale lo!" Nabila semakin melotot.
Fandi terus tertawa dan mengimbuhkan, "Gio bini ketiga gue."
Gio tidak menyangkal atau mengiyakan. Dia menoleh pada Diana dan berkata, "Walau status gue sebagai istri Fandi, status gue sebagai suami tetep cuma buat lo, Di."
"Lo ngomong sama tangan." Diana mendengkus sambil menabok pipi Gio pelan. Gio hanya terkekeh, dia membawa Diana berteduh ke tempat yang tidak terlalu panas.
Namun hanya beberapa detik kemudian karena semua siswa sudah berkumpul, guru olahraga bertepuk tangan, mengintruksikan pada semua murid untuk berbaris.
Kali ini kelas mereka cukup tertib. Mereka berbaris berdasarkan kelas masing-masing. Gio berdiri di sisi Diana, mereka saling berdempetan, Gio menghalau panas matahari dengan tubuhnya sendiri. Diana jauh lebih pendek darinya, jadi dia memang nyaris terlindungi sepenuhnya.
"Salam kenal semuanya. Seperti yang kalian ketahui, karena Pak Broto untuk sementara waktu cuti, saya akan menggantikan beliau dan menjadi guru olahraga sekaligus wali kelas pengganti." guru pria itu tersenyum memukau. Beberapa siswi langsung berbisik satu sama lain.
Diana juga mengakui, "Ganteng emang."
Pinggang Diana dicubit, dia meringis dan menepis tangan nakal Gio. Gio memelototinya, Diana balas melotot.
"Nama saya Arman, kalian bisa manggil saya Pak Arman." Arman memperkenalkan diri dengan riang, "hari ini kita akan melakukan jalan santai meninggalkan gerbang sekolah. Pastikan kalian selalu berbaris dengan aman, dan tidak meninggalkan barisan kelas masing-masing. Akan dinilai, ya. Untuk yang bolos, nilai UTS akan dikosongkan dan tidak ada cara untuk perbaikan. Mengerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy
Teen Fiction"Lo tahu, Di? Gue nggak pernah suka sama yang manis-manis, sebelum akhirnya gue ketemu sama lo, sumpah deh." Sekuel MY PET GIRLFRIEND