Hari yang ditunggu telah tiba. Hari ini adalah hari pertama Kania masuk kuliah. Seperti halnya kampus lain, kampus Kania juga melakukan ospek.
Ospek merupakan kegiatan untuk memperkenalkan kampus kepada mahasiswa baru. Kegiatan ini merupakan kegiatan institusional yang menjadi tanggung jawab Universitas untuk mensosialisasikan kehidupan di Perguruan Tinggi dan proses pembelajaran yang pelaksanaannya melibatkan unsur pimpinan universitas, fakultas, mahasiswa dan unsur-unsur lainnya yang terkait.
Ospek juga merupakan sarana untuk mencari bakat-bakat dari para calon mahasiswa yang masih tersembunyi. Selain itu, ospek juga merupakan sarana untuk saling beradaptasi agar bisa mengatur hidup mereka sendiri.
Di hari pertama ospek ini, mereka hanya mengadakan perkenalan senior dan lingkungan kampus. Kali ini, maba juga masih satu, belum dipisahkan.
Mata Kania melirik segala penjuru. Rasanya sangat bahagia, mengingat dia di sini berkat usahanya. Memang benar, usaha tidak pernah menghianati hasil.
Suara dari atas podium mengalihkan atensi Kania. Disana, berdiri seorang laki-laki dengan wajah tampan dan senyumnya.
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh!"
"Waalaikumsalam Warahmtullahi Wabaraktuh!" Jawaban salam serentak itu menggema di segala penjuru kampus.
"Baiklah, tanpa membuang waktu saya akan mengarahkan kalian selama kegiatan ospek ini, kalian harus mengikuti peraturan yang dibuat oleh senior. Ospek akan berjalan tiga hari. Masing-masing akan dibuat kelompok dan dipandu oleh dua senior. Dalam hal ini, usahakan untuk selalu mengikuti dan tidak menentang arahan senior. Kalian harus bisa menghargai senior yang memandu kalian ataupun senior lain. Untuk hal dan kegiatan lain, akan dijelaskan kepada masing-masing kelompok oleh senior pemandu. Saya harap kalian semua bisa bekerja sama dengan baik. Dan, saya berpesan agar tidak ada unsur kekerasan, dan kriminalitas dalam kegiatan ini. Untuk senior, jangan bersikap semena-mena. Kalian harus menjadi contoh yang baik bagi Maba baru. Sekian dari saya, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh!" Tutupnya setelah memberikan pidato panjang.
Setelah laki-laki tadi menyelesaikan pidato tersebut, para barisan Maba dibubarkan dan diperintahkan untuk menulis nama fakultas disebuah kertas.
Kania bersama Alee pun meninggalkan lapangan. Mereka memilih untuk berteduh di sebuah pohon besar dekat taman. Pohon ini tidak jauh dari lapangan. Mereka memilih disini sebab agar nanti jika disuruh kumpul, tidak akan terlambat.
"Nanti kita pisah ya Nia!" Ucap Alee dengan nada sedih.
"Iyalah le, kan beda fakultas. Ada-ada saja kamu!" Jawab Kania dengan terkekeh.
"Tapi aku nggak punya teman Kania." Tambah Alee.
"Stt, nanti juga punya kok!"
Kania dan Alee sudah berteman baik sejak hari pertama mereka bertemu. Mereka jadi sering bersama setelah obrolan panjang malam itu. Bahkan tadi pagi, mereka juga berangkat bersama.
"Alee, kata Bu Rita ada lima kamar yang berpenghuni, dan ditambah aku jadi enam. Penghuni lain kemana ya?" Tanya Kania penasaran.
Dari pertama kali bertemu Alee, Kania penasaran akan penghuni kost yang lain. Sudah seminggu Kania tinggal, namun dia tak pernah melihat penghuninya selain Alee.
"Nggak tau juga sih. Yang aku tahu, mereka pulang waktu libur. Tapi belum balik. Mungkin nanti atau besok mereka pulang." Jelas Alee.
"Emang ada yang cowok le?"
"Ada, berdua. Tapi dia jarang di kost. Pagi dia kuliah, malam dia kerja. Jadi ke kost waktu mau tidur aja. Aku juga jarang bertemu." Jelas Alee.
"Kamu mau ketemu ya Kania?!" Goda Alee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Rindu (Hiatus)
General FictionJujur, aku merindukannya. Sangat-sangat rindu terhadapnya. Baginya, aku adalah hujan. Disaat dia berjalan, dia akan singgah, atau justru ia menebus air untuk menuju tempat pulang.