Empat

124 3 0
                                    

Berbekal ponsel, uang yang tak seberapa serta ransel yang berisi beberapa pakaian, Hoseok dan Yoongi berjalan menuju rumah Namjoon, berharap kalau lelaki itu mau memampung mereka.

Tok .... Tok ....

Tak lama setelah Hoseok mengetuk pintu, Namjoon pun membukakan mereka. Wajah bantal Namjoon sangat terlihat jelas.

Hoseok tersenyum lebar sampai menampakan barisan gigi rapi dan putihnya.

"Oh kalian, mau apa–" Namjoon menguap. "Menggangguku?"

"Izinkan kami tinggal bersamamu, Hyung," ujar Hoseok.

Namjoon mengerutkan kening akibat ucapan Hoseok barusan. "Masuk."

Ketiganya duduk dengan posisi melingkar. "Kenapa tiba-tiba, kalian ingin tinggal di sini? tanya Namjoon.

"Kami lari dari rumah, Hyung," jawab Hoseok. "Jadi, izinkan kami, ya."

Namjoon menggeleng. "Aku tidak mengizinkannya."

"Kenapa, Hyung. Apa kau marah karena sikap orang tua kami, padamu malam itu?" tanya Yoongi.

"Bukan seperti itu, aku hanya tidak ingin berurusan dengan orang tua kalian."

Namjoon hanyalah seorang yatim piatu dan miskin. Jadi, dia tidak mau membuat masalah yang nantinya akan merepotkan diri sendiri.

"Aku harap kalian mengerti," sambung Namjoon.

Hoseok mendesah, lalu memandang Yoongi. Ia mengangguk mengajak temannya itu untuk pergi.

"Ya sudah kalau begitu, Hyung, kami berdua pergi dulu," kata Hoseok.

"Kalian menginap dulu lah di sini, besok pagi baru pulang," ujar Namjoon.

Yoongi mengangguk. "Oke."

Pagi harinya, Namjoon mengantar Hoseok dan Yoongi keluar dari rumahnya. "Menurutlah pada orang tua kalian, selagi mereka masih ada, paham?!" ucap Namjoon.

"Nee," jawab Hoseok dan Yoongi serentak.

Meskipun diingatkan untuk pulang. Namun, Hoseok dan Yoongi sama sekali tak berniat untuk pulang. Mereka akan mencari penginapan dengan uang yang mereka bawa, serta mencari pekerjaan untuk bertahan hidup, di luar rumah nyaman orang tua mereka.

****

Di rumah Tuan Jung. 

Ayah Hoseok yang telah duduk di meja makan, menyuruh istrinya untuk memanggilkan anak semata wayang mereka.

Ibu Hoseok menuruti perintah suaminya. Ia menaiki tangga untuk ke kamar sang anak. Setelah sampai di depan kamar Hoseok, ia mengetuk pintunya.

"Hoseok-ah, ayo sarapan dulu, Nak." Ibu Hoseok berucap,  seraya mengetuk pintu kamar anaknya. Karena tak kunjung mendapat jawaban, ibu Hoseok pun masuk ke kamar sang anak.

Saat masuk, kamar anaknya kosong. Sprei tempat tidur Hoseok pun rapi, seperti tidak ada yang menidurinya. "Apa dia ke kamar mandi?" gumam wanita berumur 35 tahun itu. Namun, saat hendak keluar, pandangannya terbentur pada sepucuk surat yang ada di atas meja belajar putranya.

Ibu Hoseok mendekat dan mengambil surat itu dan membacanya.

Dear Eomma, Appa.

Aku pergi dari rumah untuk mengejar impianku. Aku akan pulang, jika berhasil menghasilkan uang dari impianku itu.

                                             Jung Hoseok.

Hati Nyonya Jung berdetak lebih cepat. Ia cemas, perempuan itu takut terjadi apa-apa pada putranya. Dengan cepat Nyonya Jung menghampiri suaminya untuk menujukan surat tersebut.

Sope (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang