Chapter 4

126 22 2
                                    

Siang ini San freeclass, dosen nya ga masuk jadi San muter muter kampus dan sampe lah ditaman belakang. San duduk dibangku taman sambil minum americano di tangannya kemudian San ngedarin pandangan ke arah luar, disana didalam mobil ia ngeliat jelas Aileen dengan sahabatnya sendiri akan melakukan sesuatu yang diperbuat oleh orang yang sudah menikah singkatnya making love.

San bangkit dari duduknya, membuang begitu saja americano yang baru diminum seteguk itu kemudian menghampiri rajaga.

"Wow pemandangan apa nih yang gue liat?" San terkekeh melihat keadaan dua orang yang sudah sangat berantakan itu.

"S-san, aku bisa jelasin."

San menaikkan alisnya, menatap remeh ke arah pacarnya yang mungkin akan menjadi mantan pacarnya. "Jelasin apa sayang? ga butuh gue, kita putus yaa. gue ga terima penolakan, silahkan lo lanjutin kegiatan hina lo brengsek," marah San kemudian berlalu pergi.

Aileen marah, ia sudah tidak mempunyai mood untuk melanjutkan kegiatan itu lagi. Aileen menenangkan dirinya, menatap Reivan lawan mainnya.

"Ayo pisahin San sama cowo itu, gue sama sekali gasuka."

"Gue punya rencana, besok kita jalanin. Kita lanjut ya?" reivan tersenyum miring memikirkan rencana yang akan di jalani nya untuk menjebak gino besok dan menjadi pria manis itu mainannya.

besoknya, seperti pertama kali bertemu reivan nungguin Wooyoung selesai kelas.

"Wooyoung," sapanya.

gino tersenyum paksa lalu membalas sapaan reivan "Hai"

"Free ga? temenin gue ke mall yuk mau beli buku nihh."

"Ummm iya free kok, ayoo kebetulan pengen cari buku juga."

Reivan menuntun Wooyoung menaiki mobilnya, bukannya ke mall ia malah membawa Wooyoung kerumahnya.

"Kita kemana? bukannya ke mall?" tanya Wooyoung.

"Kerumah gue dulu, mau ambil duit. ketinggalan soalnya."

Wooyoung hanya mengangguk. ketika sampai Reivan membawa Wooyoung kedalam kamarnya. diluar dugaan, Reivan menghempaskan tubuh Wooyoung ke atas ranjang lalu mengikat kaki dan tangan Wooyoung. Wooyoung meronta bahkan menangis, namun dia tidak memiliki tenaga sama sekali untuk melawan Reivan.

Reivan berbicara dengan beberapa orang diluar kamar, lalu kembali masuk dan mengunci pintu kamarnya.

"Reivan tolong lepasin kamu apa - apaan sih?!" Bentak Wooyoung sambil berusaha melepaskan ikatannya dan malah mendapatkan tatapan remeh dari si brengsek Reivan.

"Ga akan ada yang tolongin lo. Mending kita main aja. Gue yakin lo pasti ketagihan."

"Hiks Reivan kamu apa - apaan sih. Apa mau mu?" Tanya Wooyoung sambil menangis.

"I need you baby boy. Gue ga yakin lu ga pernah making love. Di kampus asal lu pasti lu punnya daddy kan?" Jawab reivan sembari membuka kemejanya lalu membuka lemari yang sangat besar dikamar itu yang berisi barang - barang aneh menurut wooyoung.

•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•

Dilain tempat, San sedang menunggu Wooyoung digedung fakultasnya. sudah lama menunggu akhirnya San dihampiri oleh seorang wanita.

"Hai, gue Owies temennya Wooyoung," sapa wanita yang bernama Owies tersebut.

"Halo, gue San," balas San kemudian tersenyum.

Owies terkekeh "Iya gue tau, lo pasti nunggu Wooyoung kan?"

San mengangguk membalas pertanyaan owies.

"Wooyoung udah pulang tadi, sama Reivan kalo ga salah," ucap nya tanpa ragu.

San terkejut, "Lo biarin Wooyoung sama Reivan!?" tanya San dengan sedikit bentakan di akhir.

"I-iya kenapa?"

San tidak membalas lalu berlari sekuat tenaga menemui Aileen.

"Anterin gue kerumah Reivan, sekarang!" bentak San lalu menarik tangan Aileen.

"Apa sih San?"

"SEKARANG BRENGSEK!! GUE GA ADA WAKTU BUAT JELASIN KE LO!!"

San mendorong paksa Aileen kedalam mobilnya, lalu mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi kerumah Reivan dengan arahan Aileen.

Sesampai dirumah Reivan, Aileen membawa San kedalam sebuah kamar, tepat disebelah kamar dimana Wooyoung disekap.

"Dimana Reivan, brengsek? kenapa lo bawa gue kesini?"

Aileen mengusap lengan San berusaha menenangkan, "Aku tau kamu marah banget, tenang dulu nih minum"

San mengambil paksa minuman ditangan Aileen lalu meminumnya yang tanpa ketahui San, Aileen memasukkan obat perangsang kedalam minuman tersebut.

Beberapa saat kemudian, San merasakan tubuhnya panas. Aileen yang melihat itu tersenyum mendekati San kemudian membuka kancing baju San perlahan.

cr. Artzinder

Butterfly Wings [Woosan] COMPLETE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang