Ambulan yang membawa mereka berdua pun telah tiba di rumah sakit. San dan Wooyoung langsung dibawa ke UGD dan mendapat penanganan dari dokter. Bed mereka bersampingan. Wooyoung sadar terlebih dahulu. Iya melihat ke arah kirinya, terlihat sedikit wajah dari San yang masih tidak sadarkan diri. Memang cukup parah, Karena pukulannya sangat parah terlebih lagi karena minuman yang diberikan Aileen.
"S-san. . . San bangun," Kata Wooyoung dengan nada yang sangat pelan dan meraba gorden pembatas mereka.
"S-san aku mohon bangun," Wooyoung sekali lagi sambil berusaha untuk duduk.
Wooyoung melangkahkan kakinya perlahan untuk menghampiri San sambil menangis.
"San hiks aku minta maaf, aku mohon kamu bangun ya? Aku minta maaf San semua ini salah aku hiks,"
Setelah satu jam, perlahan San membuka matanya dan mengelus lembut kepala Wooyoung.
"G-gue gapapa. Lo gapapa? Ada yang luka ga?" Tanya San yang membuat Wooyoung sangat terkejut.
"Huuwwaaaa San aku minta maaf semua ini salahku, seharusnya ak-"
"Seharusnya aku jagain kamu. Seharusnya aku jauhin kamu dari Reivan. Seharusnya aku ga ngenalin kamu sama dia." Potong San sambil tersenyum. Secara pelan iya menggenggam kedua tangan Wooyoung dengan erat.
"Wooyoung, Aku sayang sama kamu. Seharusnya ga di tempat ini tapi yaudah gapapa. Boleh aku jagain kamu? jadi sandaran dan rumahmu? yang ada disaat suka maupun duka? Kamu mau jadi pacar sanzino, Jung wooyoungino?" Tambah San dan berhasil membuat Wooyoung meneteskan air mata sangat deras lalu mengangguk cepat sebagai jawaban.
"Tentu San, tentu,"
"Makasih, aku sayang kamu,"
"Hiks aku jugaa sayang kamu tauuu" Jawab Wooyoung sambil mem pout kan pipinya dengan sangat gemas. Demi tuhan, San ingin sekali mencium bibir indah Wooyoung tapi dia ingat kejadian yang barusan menimpa sang kekasihnya.
"Iya iya. Bee? Jangan trauma ya. Aku ada disini buat jagain kamu,"
Setelah kejadian itu San dan Wooyoung tidak masuk kuliah agar San pulih dulu dan Wooyoung . . . tidak ingin jauh dari San.
Ketika San kembali masuk kuliah dengan wooyoung, ia tak sengaja menabrak seorang maba.
"Eh... m-maaf ka saya ga sengaja,"
"Iya gapapa. lo gapapa?" Tanya San sambil melihat kearah maba tersebut.
"manis juga." batin San
"Oh ya, kenalin gue San. jurusan sastra korea,"
"Iya aku Hyunivan, sastra korea juga,"
Sejak perkenalan itu mereka jadi lebih sering bersama. dari membahas materi kuliah, San membantu pekerjaan Hyunivan sampai jalan bareng. Dan sejak itu lah San tidak ada waktu dengan Wooyoung. Bahkan mereka sudah jarang chattan. Wooyoung yang menyadari sesuatu yang aneh mencoba terus berfikir positif.
Tak terasa sudah hampir sebulan San dan Hyunivan dekat. Hari ini adalah hari mensive pertama San dan Wooyoung. Wooyoung mencoba untuk mengajak San makan malam namun San menolaknya dengan alasan sudah diajak papahnya makan malam terlebih dahulu.
Wooyoung sangat kecewa. sikap San makin acuh kepada Wooyoung bahkan San tidak ingat hari istimewa mereka ini. Wooyoung menangis dikamarnya berjam - jam dan kemudian berfikir untuk memberikan san kado. dengan muka bahagia Wooyoung bersiap - siap pergi ke mall.
Sampainya di mall, Wooyoung berlari kebeberapa toko untuk membeli beberapa barang untuk San dan untuk mereka berdua. Hadiah tersebut sudah dikemas dengan cantik dan Wooyoung telah meletakkan kartu ucapan diatas salah satu kado tersebut. Sekarang Wooyoung lapar, iya menuju restoran yang terletak dilantai paling atas mall tersebut. Dan tanpa sengaja Wooyoung melihat San bersama pria lain berjalan ke arahnya sambil bergenggaman tangan lalu san mengecup pria tersebut.
deg!
Langkah Wooyoung terhenti. tangisan mulai membasahi pipinya. Semua hadiah yang ia beli untuk San jatuh dari genggaman tangannya. langkah San dan pria itu semakin dekat. San baru menyadari keberadaan Wooyoung dihadapannya. San menghentikan langkahnya, menatap wajah indah Wooyoung yang telah basah oleh isak tangisnya.
Wooyoung membalas tatapan San dengan raut muka sangat kecewa lalu menggelengkan kepalanya dan lari keluar mall tersebut.
Siapa yang tidak kecewa menghadapi perubahan drastis kekasihnya dan bertahan tanpa curiga sedikitpun. Dan terlebih lagi melihat kekasihnya bermesraan dengan pria lain dihari dimana kekasihnya mengikat janji dan menjadi kekasihnya itu. Hancur. Itu yang Wooyoung rasakan saat ini.
Apakah San mengejar Wooyoung? Gak. Dia makan sama Hyunivan atas permintaan Hyunivan pas Wooyoung pergi.
cr. Artzinder
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly Wings [Woosan] COMPLETE!
Fiksi PenggemarSeorang kupu - kupu yang sangat takut untuk terbang, menemukan sayap yang siap membantu dan menemani disetiap kisah penerbangannya hingga ke ujung dunia. Akankah seindah yang dibayangkan? Bahasa non baku dan sedikit terkandung bahasa yang kasar. BXB...