Chapter 5

127 23 3
                                    

San mengambil paksa minuman ditangan Aileen lalu meminumnya yang tanpa ketahui San, Aileen memasukkan obat perangsang kedalam minuman tersebut.

Beberapa saat kemudian, San merasakan tubuhnya panas. Aileen yang melihat itu tersenyum mendekati san kemudian membuka kancing baju San perlahan.

San yang masih sadar, mendorong Aileen menjauh "gue ga butuh brengsek"

"Heyy daddy," Aileen bangkit dan mencoba merayu san agar mendapatkan yang ia inginkan.

"Bajingan!" San mendorong dan menojok muka Aileen dengan sangat keras.

San berlari menuju kamar sebelah, dimana dia yakin Wooyoung ada didalam sana. Namun saat ingin masuk, San dihadang oleh beberapa anak buah Reivan. Dan karena San sangat marah dan kepanasan ia menghabisi semuanya tanpa ampun dan sangat cepat.  Dengen sedikit mendobrak pintu tersebut akhirnya san melihat gino yang sedang ketakutan sambil menanggis dan reivan yang bertelanjang dada disebelahnya hendak membuka baju Wooyoung.

San berlari menghampiri reivan lalu melayangkan tinjunya.

bugh

"lo apain pacar gue bangsat!"

bugh

"gila lo brengsek! Mati lo anjing!"

Reivan yang tidak bisa bela diri tidak mampu melawan San lalu memanggil orang suruhannya. Orang orang tersebut menghajar San namun San bisa menghindar. San melihat sebuah patung disudut kamar Reivan. Mengambil patung tersebut lalu memukulkan kepala orang orang tersebut sampai tidak sadarkan diri.

San segera membuka ikatan Wooyoung, lalu menggendongnya keluar.Wooyoung memeluk leher San dengan sangat erat sambil menangis. baru saja sampai dipintu, tengkuk San di pukul oleh Reivan dan orang orang suruhanya  dengan sebuah guci yang lumayan besar dan membuat San mengeluarkan darah dari mulutnya. 

"San! AAAAAAA," Teriak Wooyoung sambil memeluk San dengan erat kemudian terjatuh bersama. Wooyoung terkejut melihatnya, lalu ia turun dari gendongan San dan memapah San menuju mobil secepat mungkin.

Sesampai dimobil, Wooyoung baru berpikir bahwa ia tidak bisa menyetir. "San, maaf aku gabisa nyetir"

San dengan setengah sadar hanya tersenyum tipis ke arah Wooyoung, "gapapa, biar aku aja," lirihnya.

Dengan keadaan seperti itu, San mengendarai mobilnya. Karna tidak mungkin untuk pulang, akhirnya Wooyoung mengarahkan San untuk pergi kerumah Owies yang berada didekat sana. Owies yang kebetulan berada diluar terkejut lalu menghampiri Wooyoung yang sedang memapah San dan segera membantunya menuju kamar tamu dirumah Owies dan menidurkan San disana.

"Astaga ini kenapa young?"

"Bisa bantu aku ngobatin lukanya dulu?" Jawab Wooyoung sambil mengenggam tangan San erat dan mendapat anggukan dari Owies. 

Dengan segera Owies mengambil kotak p3k dan menyerahkan kepada Wooyoung.

"Reivan sekap aku dikamar nya, San datang buat nolongin aku. kaya nya San dikasih obat perangsang deh soalnya agak ga jelas gitu dia," jelas Wooyoung.

Owies menghela napasnya, "Lo tau kan ngeredainnya gimana? Lo mau? Kalo engga kemungkinan nya bakal buruk buat San young"

Wooyoung yang mendengar itu, hanya menundukkan kepalanya, "t-takut"

"Ck yaudah, gue udah telfon ambulan biar cepet ditanganin. sekarang ayo kita obatin dulu dikit dikit luka nya san," ajak Owies kemudian mengambil kotak p3k ditangan Wooyoung lalu duduk disamping  San yang masih meringis kepanasan.

Ketika ambulan datang, San dan Wooyoung segera dibawa kerumah sakit. Diperjalanan menuju rumah sakit San tidak sadarkan diri, Wooyoung menggenggam tangan san erat dan menangis.

"San, kamu kuat. aku disini buat kamu, ayo bangun jangan tidur."

Perawat yang memeriksa San memberitahu bahwa san mengalami kritis karena luka dikepalanya menyebabkan san menghabisi banyak darah, mendengar itu Wooyoung merasa pusing lalu pingsan.

"San..."

cr. Artzinder

Butterfly Wings [Woosan] COMPLETE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang