Chapter 10

139 19 8
                                    

"Kenapa kamu disini San?" Tanya Wooyoung sambil menahan air matanya. 

"Aku disini untuk memperbaiki hati yang telah hancur,"Jawab San sembari mendudukkan dirinya ke kursi dekat Wooyoung.

"Aku minta maaf aku emang salah. Terserah kamu mau benci aku juga gapapa. Yang jelas, aku mau nepatin janji aku dan memperbaiki semuanya. Apa kamu ngizinin aku bee?" Lanjut San sambil mengelus kepala Wooyoung.

Air mata tak dapat terbendung lagi, Wooyoung menangis dan mengangguk sebagai jawaban.

•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•

Sudah 3 minggu setelah Wooyoung bangun dari mimpi panjangnya. Kondisinya makin membaik namun ia harus rutin terapi untuk sembuh dari traumanya. Wooyoung dan San pun sudah masuk kuliah seperti semula. Aileen dan Hyunivan telah didrop out dan dipenjara atas perbuatannya. Kelas mereka berdua pun telah usai. Wooyoung, San, Owies, dan Adel sekarang berada dikantin kampus mereka. Bercanda sambil membahas hal - hal ringan dengan makanan berjejer dimeja makan mereka.

"Sannie aku mau es coklattt," Rengek Wooyoung sambil mem-poutkan bibirnya. Hal tersebutpun membuat san gemas dan mengecup kening Wooyoung.

"Yaudah aku pesenin ya?" Tanya San kepada Wooyoung.

"Mawnya San ang beyi ancunggggg" Ucap Wooyoung dengan sedikit aegyo. San yang melihat hal tersebut pun langsung mencium bibir Wooyoung secara halus.

Cupp

"Yaudah aku beli dibelakang kampus ya? kamu jangan kemana - mana. Disini aja ok?" Jawab san dan mendapat anggukan cepat dari kekasihnya itu.

"BULOL ANJIR WUU BULOL!" Teriak Adel dan Owies bersamaan.

"Ihh sirik aja kalian," Ledek Wooyoung sambil menjulurkan lidahnya.

"Weh asu Woo mentang - mentang gue jomblo ya!" Cibir Owies.

"Udah - udah jangan berantem. Gue nitip Lebah berwujud kupu - kupu gue. Awas aja lecet - lecet!" Kata San lalu berlari meninggalkan kampus.

Saat sudah mendekati caffe tiba - tiba San dibekep sama seseorang yang tidak ia kenal dan dibawa masuk kedalam mobi. San terus memberontak namun tidak berhasil.

Dibelakang itu, ada James kakak dari Wooyoung yang baru keluar dari caffe dan melihat San sedang dibawa masuk kedalam mobil. James terkekeh karena ia mengira itu bercandaan saja.

"Dasar San. Udah gede mainnya masih kaya gitu aja," Ucap James sambil memotret San. Jamespun langsung bergegas ke kampus Wooyoung.

Sesampainya James dikampus, ia langsung ke kantin dan menemui Wooyoung.

"Yong. Bunda ngajak kamu makan malem berempat sama San,"

"Oh bang James, Ok bang nanti Uyong kesana sama San ya. Tapi nunggu san beli es coklat di caffe belakang kampus dulu. Paling sebentar lagi sampe," Jawab Wooyoung dengan santainya.

"Beli es coklat? Dia main kali. Orang tadi aku liat San bercandaan sama temennya," Jawab james lalu menunjukkan sebuah foto kepada Wooyoung. "Nih buktinya." Lanjut James. 

Wooyoung sangat terkejut melihat plat mobil tersebut. Adel dan Owies yang melihat juga ikutan terkejut. "ITU KAN MOBIL REIVAN!" Teriak Adel dengan sangat kencang.

"B-bang, San. Hiks San mau diapain Reivan?" Tangis Wooyoung pecah. Iya takut terjadi hal yang tidak di inginkan terjadi. James ppun terkejut akan hal  itu.

"F*ck! Aku kira bercandaan. Dek Owies bisa tolong panggil polisi? Kita cari San sekarang."

•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•

Butterfly Wings [Woosan] COMPLETE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang