Chapter 8

149 22 1
                                    

Ruangan itu sunyi, hanya ada suara EKG yang mengisi kesunyian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan itu sunyi, hanya ada suara EKG yang mengisi kesunyian.

Wooyoung terbaring di ranjang rumah sakit dengan banyak alat yang menempel di tubuhnya, membantunya bertahan hidup.

Wooyoung koma.

Adel, Owies, James, dan bundanya marah dengan San. Jika saja San tidak bertengkar dengan Wooyoung hingga ia berlari menuju jalanan, maka ini semua tidak akan terjadi.

"Tidak apa-apa, Wooyoung akan segera bangun." Kata bunda sambil mengusap pundak San, berusaha menenangkannya yang tampak gelisah.

"Sudah sebulan berlalu Bun, tapi Wooyoung belum juga bangun."

Bunda mengizinkan dia untuk menemui Wooyoung, tapi keraguan merasuki relung dadanya. Ia tidak sanggup menahan kesedihan jika harus melihat Wooyoung yang terbaring koma karena dirinya.

Semua karena dirinya.

Satu bulan ia tidak bertemu Wooyoung. San merenung di kelas. Hingga dosen menutup pelajaran, dia pun membereskan isi tasnya dan keluar kelas.

Baru saja melewati pintu kelas, Owies datang dan menampar San.

"LO BAJINGAN. LO SALAH, LO UDAH BIKIN WOOYOUNG KECELAKAAN SAMPE KOMA TAPI KENAPA GA BERANI NEMUIN WOOYOUNG UNTUK MINTA MAAF? EMANG DIA KOMA, GABAKAL DENGER, TAPI SEENGGAKNYA LU ADA USAHA UNTUK MINTA MAAF, BANGSAT!"

Sanzino tertegun melihat Owies yang diselimuti amarah. Makian darinya berhasil menyadarkan San. Ia salah, ia harus minta maaf, tapi kenapa ia malah ragu?

San langsung berlari meninggalkan Owies, tidak peduli dia masih mengomel. Bergegas menuju rumah sakit menemui Wooyoung

Ia membuka pintu kamar rawat perlahan, melihat Wooyoung yang tertidur nyenyak, entah kapan akan bangun. San berjalan mendekat, berdiri disamping Wooyoung, menggenggam tangannya.

"Hai, maaf sebulan ini aku ga nemuin kamu. Apa kabar? Apa kamu mimpi indah sampai gamau bangun? Bee, ayo bangun."

San menundukkan kepalanya dan mempererat genggamannya.

"Aku minta maaf, aku salah. Aku ga nepatin janji aku. Dan aku ngianatin kamu. Aku bener - bener nyesel. Bee, aku mohon bangun," Lanjutnya

"Seharusnya aku ga ngelakuin semua ini. Aku emang bodoh. Aku udah nyia-nyiain kamu yang tulus sama aku. Aku mohon bangun Jung Wooyoungino, mimpimu mungkin indah, tapi didunia nyatamu ini semua mempi indahmu akan tercapai. Aku janji dan aku akan nepatin itu semua. Jangan tinggalin aku sendirian sayang," Tutur San yang masih menundukkan kepalanya sambil menangis.

"Aku sayang banget sama kamu bee. Aku mohon kamu bangun," Ucap San yang masih senantiasa menangis menyesali semua perbuatannya. Namun masih belum ada respon dari Wooyoung.

"Aku mohon, jangan tinggalin aku sendiri." Ujar San dengan lembutnya.

Perlahan, Wooyoung membuka matanya dan melepas genggaman San.
"Aku disini San." Ucap Wooyoung sambil mengusap kepala San.


cr. Artzinder

Butterfly Wings [Woosan] COMPLETE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang