"Yibo ... kapan kau akan berhenti menyiksaku? Apa kau baru akan puas setelah aku mati?"
.
.
."Sayangnya, aku tidak akan mati semudah itu. Aku pasti bisa melalui ini dan menemukan kebahagiaanku sendiri," sambungnya.
Xiao Zhan tidak akan menyerah. Meskipun hatinya belum sepenuhnya rela untuk memaafkan seperti permintaan mendiang A Fei, paling tidak ia tidak ingin memupuk dendam dan benci, karena itu melelahkan dan hanya akan menyakiti dirinya sendiri.
Sebelum benar-benar terlelap, bunyi pesan masuk mengusik pendengarannya. Mengira itu mungkin dari Taiyu, Xiao Zhan mengulurkan tangan meraih gawai untuk melihat isinya yang ternyata dari Yifan.
Dokter muda itu mengucapkan selamat pagi dan menanyakan kabar, Xiao Zhan pun membalas apa adanya jika dirinya tengah sakit. Yifan lanjut bertanya apakah ia sudah makan, sudah ke dokter atau minum obat dan sebagainya. Kelopak mata Xiao Zhan semakin lama semakin berat. Pada akhirnya, ia tertidur di tengah percakapan online itu.
Di seberang sana Yifan merasa khawatir karena pesan terakhirnya hanya dibaca tetapi tidak dibalas. Ia tahu Xiao Zhan hidup sendirian dan mungkin tidak ada yang menjaganya. Namun, sebentar lagi Yifan ada jadwal operasi sehingga tidak bisa langsung datang menjenguk.
***
Taiyu adalah yang pertama sampai di depan pintu rumah Xiao Zhan. Pasca memberi kabar kepada Yibo tentang absennya Xiao Zhan hari ini dan menyelesaikan beberapa pekerjaan di kantor, ia berinisiatif menjenguk sang bawahan. Telapak tangan kanannya memangku sekeranjang kecil buah-buahan, sedangkan tangan kiri ia gunakan untuk mengetuk pintu.Cukup lama ia mengetuk, tetapi tidak ada jawaban. Dahinya berkerut cemas. Ia mencoba menghubungi lewat telepon dan panggilan baru tersambung setelah dirinya mengulanginya beberapa kali.
"Xiao Zhan, bagaimana keadaanmu?" Pintu terbuka dan Xiao Zhan kini berdiri di hadapannya menopang berat tubuh pada bingkai pintu. Pria itu terlihat pucat dan kuyu, rambutnya basah oleh keringat.
"Pak? Kenapa ke mari? Bagaimana Anda tahu rumah saya? Silakan masuk," pintanya dengan suara serak.
"Aku bertanya kepada Ziyi." Ah, benar juga. Ziyi yang menyimpan data diri dan alamat lengkap semua karyawan selaku kepala divisi.
Taiyu mengekori langkah Xiao Zhan memasuki rumah dan sampai di ruang tamu. Ruangan itu berukuran sekitar 2x3 meter. Untuk seseorang yang tinggal sendirian, ukurannya pas. Satu set sofa berwarna perpaduan hitam dan abu-abu tertata apik memenuhi setengah bagiannya. Sepertinya rumah itu bangunan baru. Desainnya minimalis. Isi di dalamnya rapi dan bersih. Xiao Zhan merawat hunian sewaannya dengan sangat baik.
"Silakan duduk."
Keduanya kini duduk berhadapan di ujung masing-masing sofa. Taiyu meletakkan keranjang buah di atas meja kecil di depannya. "Untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HIATUS⚠️ The Reason (BJYX) (Wang Yibo※Xiao Zhan) [M-Preg]
FanficXiao Zhan pernah memasrahkan seluruh hatinya, juga hidup dan matinya kepada seseorang yang begitu ia cintai. Meyakini bahwa orang itu akan menjadi yang terakhir tinggal ketika tidak ada lagi yang tersisa. Namun, siapa sangka orang itu justru meningg...