Prang!!!
Lima tahun yang lalu, sebuah peristiwa tak terlupakan terjadi di apartemen milik Wang Tiantian. Ia dan Cheng Xiao, kekasihnya, sedang ribut besar. Tian semakin kebingungan ketika amarah Cheng Xiao memuncak. Wanita itu mengambil vas keramik dari atas meja, kemudian membantingnya di lantai sampai hancur berkeping-keping.
"Menggugurkannya kau bilang?! Tiantian, apa kau sudah gila, huh? Kita melakukannya dengan kesadaran penuh bersama-sama. Lalu, sekarang saat aku mengandung anakmu, kau justru ingin melarikan diri dari tanggung jawab?!"
"Tidak, bukan begitu maksudku, Cheng Xiao. Tolong, mengertilah. Posisiku sekarang sedang sulit. Ayahku telah mengetahui kalau aku menggelapkan dana perusahaan. Sekarang mereka sedang mengumpulkan bukti. Aku tidak mungkin memperkeruh suasana dengan kehamilanmu ini," ucap Tian seraya mengulurkan tangan hendak meraih lengan rampingnya, tetapi wanita cantik itu memilih menghindar dan melemparkan tatapan bengis. "Atau kau bisa bersembunyi lebih dulu sampai situasinya aman. Kita menunggu suasana reda dan ayahku tidak marah lagi kepadaku."
Kalimat itu justru membuat Cheng Xiao kian berang. "Bersembunyi? Sampai kapan? Bagaimana dengan perutku yang nantinya akan semakin membuncit? Apa anakku harus lahir tanpa ayah?!"
"Soal itu, aku---"
"Kau bahkan tidak tahu kapan ayahmu akan memaafkanmu! Akuilah, kau sebenarnya takut diusir seperti adik tirimu itu, 'kan? Bukankah dulu dia juga menghamili seseorang di luar pernikahan?!"
"Tidak, kau salah paham!"
"Sudahlah! Kau memang telah banyak berubah! Dulu saat adikmu itu masih ada, kita bisa melakukan apa saja dan pergi ke mana pun sesuka hati tanpa ada yang peduli. Namun, setelah kau menggantikan posisi adikmu, aku tidak lagi menjadi prioritas. Kau terlalu sibuk dengan urusan keluarga. Hal itu aku mencoba memahami, tapi untuk satu hal ini, aku tidak bisa! Aku, ingin menjadi seseorang yang egois walau hanya sekali, untuk calon anakku," isaknya.
Wang Tiantian begitu kalut karena rayuannya tidak mempan. Selain cara ini, ia sudah tidak bisa memikirkan cara lain. Jika ia langsung mengaku menghamili Cheng Xiao, situasinya akan semakin memburuk, dan semua rencana yang telah ibunya susun sekian lama akan semakin berantakan. Sebagai seorang anak, tentu saja Tian masih ada rasa keberpihakan terhadap sang ibu.
Melihat Tian terdiam, Cheng Xiao akhirnya menyimpulkan bahwa Tian tidak memilih dirinya dan buah hati yang sedang ia kandung. Dengan air mata yang berderai tanpa henti, ia mengambil sebuah pistol yang sudah dipersiapkannya dari dalam tas, kemudian menodongkan benda tersebut ke hadapan Tian. "Tian, daripada tidak mendapatkan pengakuan darimu, lebih baik kita mati bersama!"
"Tidak! Jangan menembak!" Refleks lelaki itu berusaha merebut pistol dari tangan kekasihnya. Pergelutan pun terjadi, dan Cheng Xiao masih berusaha menembak. Kini, mereka berdua sama-sama memegang pistol itu. Tian menggenggamnya, sementara Cheng Xiao berusaha merebut. Di tengah rasa sedih dan putus asa, Cheng Xiao berhasil menarik pelatuk dan melakukan tembakan. Nahas, dirinya sendirilah yang tertembak. Peluru itu menembus dadanya. Tian sangat syok mengetahui kekasihnya terluka. Ia berusaha menelepon ambulans, tetapi sayangnya, wanita itu sudah meninggal sebelum bantuan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIATUS⚠️ The Reason (BJYX) (Wang Yibo※Xiao Zhan) [M-Preg]
Fiksi PenggemarXiao Zhan pernah memasrahkan seluruh hatinya, juga hidup dan matinya kepada seseorang yang begitu ia cintai. Meyakini bahwa orang itu akan menjadi yang terakhir tinggal ketika tidak ada lagi yang tersisa. Namun, siapa sangka orang itu justru meningg...