Nyari apa? Nggak ada apa-apa, kan sesuai judul part. Menghilang. Jadi part ini kosong
😳😳😳Candaaa 😂😂😂
Sesuai permintaan kebanyakan dari kalian, Gege aku umpetin. Tapiiii, ada tapinya. Kalo dia pergi ke antah berantah dalam kondisi hamil, sebatang kara, nganggur, tabungan minim, awal2 hidupnya pasti susah 😂 Kalo gk gitu jd cacat logika. Minta tulung Taiyu? Enggak, dia udah gk percaya siapa2 lagi semenjak kasus sama Yifan 🌚🌚🌚 Lagipula Taiyu baru jadi atasannya sekitar 2 bulan (di saat mereka blm deket2 amat), ud gt Zhan mengundurkan diri dadakan pas project blm kelar, gk tau malu banget kl ujug-ujug dtg minta tlg 😂😂😂
"Hah? Siape luuu?" kata Taiyu ntar.
.
.
."Daddy, kenapa menangis?" Xiao Fei terjaga saat merasakan tangannya basah oleh air mata Wang Yibo. Namun, bukannya menjawab, pria itu malah memeluk erat tubuh mungil putrinya, menumpahkan lebih banyak air mata meski tanpa suara.
Wang Yibo adalah sosok lelaki yang tegar. Ia hampir tidak pernah menangis, bahkan ketika ayah kandungnya mengusirnya. Namun, semenjak menjadi seorang suami sekaligus ayah, hatinya yang setegak karang perlahan berubah. Ia menjadi lunak jika menyangkut Xiao Zhan dan Xiao Fei, karena mereka adalah segalanya baginya. Ia begitu menyayangi keluarga kecilnya, menjaga mereka seperti menjaga nyawanya sendiri. Apa pun akan ia lakukan demi keduanya, termasuk mengambil sebuah keputusan berat setelah ini.
Meski tak paham akan apa yang terjadi, malaikat kecil itu menepuk-nepuk punggung Yibo seperti menyalurkan kekuatan. Mereka sedang berdua saja di rumah sementara Xiao Zhan pergi bekerja. Sejak Yibo menganggur, guna menghemat pengeluaran, Xiao Fei terpaksa berobat jalan. Ia hanya menginap di rumah sakit bila kondisinya tiba-tiba memburuk.
Setelah meredakan isakan, Yibo berkata, "A Fei, Daddy punya sebuah rahasia kecil, tetapi A Fei harus berjanji untuk tidak mengatakannya kepada siapa pun, termasuk ... papa."
Ia lalu mengaitkan kelingking miliknya dengan kelingking mungil Xiao Fei.
"Papa juga tak boleh tahu?" Netra bulatnya mengerjap lucu.
"Eum. Papa juga," angguk Yibo.
"Baiklah, A Fei janji, Daddy."
Yibo mengusak gemas rambut putrinya yang semakin tipis karena rontok---efek kemotheraphy dan obat-obatan. "Setelah ini Daddy harus pergi ke tempat yang sangat jauh, meninggalkan A Fei dan Papa."
"Daddy mau ke mana? Apa Daddy akan segera kembali? A Fei akan kesepian tanpa Daddy."
Lidah Wang Yibo terasa kelu. Tenggorokannya seperti tercekat tak kuasa menjawab. Dengan suara yang serak ia berkata, "Daddy pasti kembali. Daddy akan kembali sesekali untuk menemui A Fei, tetapi hanya ketika papa sedang pergi."
Xiao Fei memiringkan kepala heran, "Mengapa begitu?"
"Inilah rahasianya. Jika kau ingin Daddy tetap datang, kau tak boleh mengatakan tentang pertemuan kita kepada siapa pun, termasuk papa. Jika Xiao Fei ingkar, Daddy tak akan datang lagi. Bagaimana? Setuju?"
Xiao Fei mengangguk pelan, "Eum, baiklah."
Setelah bercerai, dalam pandangan Xiao Zhan, Yibo memang tak pernah menampakkan batang hidung di hadapannya, tetapi tidak demikian halnya bagi Xiao Fei. Ayah dan anak itu tetap bertemu diam-diam. Yibo sengaja melakukan itu agar mempermudah dirinya dan Xiao Zhan untuk saling melupakan, mengubur masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIATUS⚠️ The Reason (BJYX) (Wang Yibo※Xiao Zhan) [M-Preg]
FanfictionXiao Zhan pernah memasrahkan seluruh hatinya, juga hidup dan matinya kepada seseorang yang begitu ia cintai. Meyakini bahwa orang itu akan menjadi yang terakhir tinggal ketika tidak ada lagi yang tersisa. Namun, siapa sangka orang itu justru meningg...