"Kegelapan yang dalam memang tidak cukup mampu membunuh cintaku. Namun, itu sudah cukup mampu untuk membuatku menyerah tentangmu. Mungkin benar, bahagiamu adalah tanpaku."
.
.
.
.Brakkkk!!!
Satu benturan keras menimbulkan bunyi nyaring, menggema memecah kesunyian.
.
.
.
.
Setelahnya, mobil itu berputar cepat di udara dan mendarat dengan posisi terbalik. Dari balik kemudi, Wang Yibo bisa merasakan sensasi berputar yang membawa tubuhnya terombang-ambing menghantam bagian dalam mobil sebelum jatuh karena tertarik gravitasi. Otaknya bisa merespon semuanya, tetapi tubuh yang kini seakan remuk tidak mampu bergerak barang sedikit saja.Butuh waktu cukup lama bagi Wang Yibo untuk menyadari bahwa tabrakan keras itu menimbulkan kebocoran pada saluran bahan bakarnya, membuat cairan di dalamnya mengalir ke luar secara perlahan. Pada saat bersamaan, gesekan antara besi dengan aspal menimbulkan percikan api. Bau bahan bakar yang bocor terhidu olehnya, membuatnya berpikir mungkin saja mobil ini sebentar lagi akan meledak. Oleh karenanya, sekuat tenaga ia membawa dirinya beringsut ke luar melewati celah pintu mobil yang ringsek. Satu jengkal, dua jengkal. Jarak aman beberapa meter terasa seperti bermil-mil jauhnya. Kemudian, ketika tenaganya sudah benar-benar habis, ia tak lagi mampu beringsut. Nyeri pada bagian belakang kepalanya pun semakin menjadi-jadi.
"... aku mengambil engkau sebagai suamiku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita ..." Seiring menggelapnya pandangan, Wang Yibo justru mengingat hari di mana dirinya dengan Xiao Zhan mengucapkan janji suci di depan pendeta bertahun-tahun silam. Hari di mana mereka akan memulai kehidupan baru.
"Maafkan aku, Xiao Zhan ...."
---BJYX---
"Tuan Gao, kapan kau akan pergi? Aku sedang sibuk, tidak ada waktu untuk menerima tamu," Xuan Lu mengomel. Kepalanya pusing mendengar putrinya sedari tadi terus bergurau dengan Gao Taiyu---atasan Xiao Zhan yang dulu melanjutkan proyek di Liying Group---di ruang tamu rumahnya.
Setelah proyek selesai, kedua perusahaan itu tetap melanjutkan kerja sama. Saat Yibo butuh proyek kilat dan desainernya sedang sibuk mengurus hal lain, ia akan menghubungi Taiyu. Di sanalah Taiyu kemudian bertemu dengan Xuan Lu, dan menaruh rasa. Namun, pengalaman pahit di masa lalu membuat janda beranak satu itu masih enggan membuka hati untuknya.
Tak hilang cara, Taiyu mendekati Xuan Lian dan berhasil meluluhkan hatinya. Bocah itu kini sangat lengket terhadap lelaki yang sering datang membawakan banyak hadiah itu.
"Benarkah? Kalau begitu silakan bekerja, aku akan di sini ditemani Xuan Lian. Benar, 'kan, A Lian? Kau mau menemani Paman, 'kan?"
"Eum!" Gadis yang memiliki sepasang lesung pipi seperti ibunya itu mengangguk dan tersenyum. Sungguh respon yang membuat kekesalan Xuan Lu bertambah beberapa kali lipat.
Dengan langkah setengah menghentak, ia beranjak pergi. Namun, suara dering telepon membuatnya berbalik untuk mengangkatnya.
"Ya, benar."
"...." Taiyu dan Xuan Lian melihat ekspresi Xuan Lu berubah serius ketika mendengarkan suara di seberang. Tak berapa lama, ia meletakkan kembali gagang telepon dan termenung, sebelum telapak tangannya menutup bibir dan air mata tumpah begitu deras, turun mengalir di pipi.
"Ada apa?" Taiyu menggendong Xuan Lian dan berjalan mendekat.
"Yibo ...."
Ketika Wang Yibo mengatakan ingin memberikan kejutan kecil dan melamar Xiao Zhan saat itu, Xuan Lu begitu gembira. Setiap hari, ia benar-benar menunggu kabar baik dari Yibo. Namun, telepon yang baru saja diterimanya membuat semua harapan itu pupus.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIATUS⚠️ The Reason (BJYX) (Wang Yibo※Xiao Zhan) [M-Preg]
FanficXiao Zhan pernah memasrahkan seluruh hatinya, juga hidup dan matinya kepada seseorang yang begitu ia cintai. Meyakini bahwa orang itu akan menjadi yang terakhir tinggal ketika tidak ada lagi yang tersisa. Namun, siapa sangka orang itu justru meningg...