"Apa kau sudah gila, huh?" Xiao Zhan merampas buket bunga yang memang sengaja dihadiahkan oleh lelaki di hadapan untuknya. Ia lantas celingukan memperhatikan area kampus sekitar, takut kalau-kalau ada orang lain yang melihat seorang adik tingkat memberikan sebuket bunga kepadanya, diikuti pernyataan cinta. Jika adik tingkat ini adalah seorang perempuan, mungkin dia tidak akan terlalu malu. Masalahnya, adik tingkat ini adalah seorang lelaki, sama seperti dirinya.
"Tidak. Aku benar-benar ingin menjadikanmu kekasihku," ungkap adik tingkat yang ia ketahui bernama Wang Yibo itu dengan wajah datar.
"Ya, Tuhan! Mimpi apa aku semalam? Lihatlah wajahmu! Kau bahkan tidak terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta!"
"Wajahku memang seperti ini sejak dulu." Tanpa rasa bersalah, Wang Yibo memberikan alasan.
"Tidak, tidak! Kau pasti hanya bercanda, 'kan? Atau kau pasti sedang bermain truth or dare dan sekarang menjalankan tantangan dari teman-temanmu untuk mengungkapkan cinta, benar? Jawab aku! Jangan bermain-main!" Bagaimana bisa Xiao Zhan percaya jika orang ini mencintainya. Mereka bahkan hanya pernah berinteraksi ketika masa ospek.
"Itu tidak benar."
"Omong kosong, Wang Yibo! Kita bahkan tidak berteman sebelumnya!"
"Kalau begitu, jadikan aku temanmu terlebih dahulu, Zhan Ge."
Xiao Zhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bukan itu masalahnya.
"Aku tidak bisa."
"Kalau begitu, jadikan aku kekasihmu."
"Hei, jangan seenaknya menentukan!" rutuknya sebal.
Xiao Zhan menolak buket bunga dari Wang Yibo mentah-mentah, berikut pernyataan cintanya. Ia pikir, semuanya akan selesai setelahnya. Nyatanya, pria itu begitu gigih memperjuangkannya. Seperti bayangan, Wang Yibo akan mengikuti kemana pun Xiao Zhan pergi. Ia tidak mendekat atau mengganggunya, hanya berada di sekitarnya saja. Jika hanya satu atau dua kali, mungkin Xiao Zhan masih bisa abai. Namun, jika setiap hari? Selayaknya tetesan air yang mampu meluluhkan kerasnya batu, hati Xiao Zhan pun perlahan terbuka untuknya.
Masih segar dalam ingatan Xiao Zhan, hari itu ia iseng bertanya kepada Wang Yibo. Apa yang bisa lelaki itu janjikan untuknya apabila mereka benar-benar menjadi sepasang kekasih? Karena mereka berdua tahu, bahwa hubungan sesama jenis memiliki resiko yang cukup besar. Semua orang pasti akan menentangnya. Kala itu, jawaban Wang Yibo benar-benar di luar dugaan Xiao Zhan.
"Meskipun aku tidak bisa memberikan seluruh isi dunia kepadamu, tetapi aku bisa memberikan seluruh duniaku untukmu."
Kata-kata serius dan tanpa keraguan yang keluar dari bibir Wang Yibo seakan menyihirnya. Ia juga masih mengingat ekspresi Wang Yibo dengan sangat jelas. Bukan sengaja mengharap lelaki itu berkorban, ia hanya terharu akan ketulusannya. Pada hari yang sama, mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih.
"Papa, kapan kita akan berangkat?" Suara Xiao Wu mengalun di telinga, membawa Xiao Zhan kembali kepada kenyataan setelah sejenak mengenang masa lalu. Putra kecilnya itu sudah mengenakan seragam rapi dengan tas ransel menggantung di punggung, bersiap untuk berangkat ke sekolah.
"Ah, kita berangkat sekarang. Di mana Xiao Qiu?"
"Menunggu di teras, Papa."
"Baiklah, ayo."
Bersama kedua anaknya, Xiao Zhan menaiki motor untuk menuju Taman Kanak-kanak berjarak lumayan jauh dari rumah Bibi Yu. Lelaki manis itu tidak mengetahui, sekelompok orang sudah bersiap menunggunya di area yang sepi.
---BJYX---
Hari ini Wang Yibo kedatangan dua orang tamu di rumahnya. Mereka adalah adiknya, Wang Yue, dan kekasihnya, Wang Dylan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIATUS⚠️ The Reason (BJYX) (Wang Yibo※Xiao Zhan) [M-Preg]
FanficXiao Zhan pernah memasrahkan seluruh hatinya, juga hidup dan matinya kepada seseorang yang begitu ia cintai. Meyakini bahwa orang itu akan menjadi yang terakhir tinggal ketika tidak ada lagi yang tersisa. Namun, siapa sangka orang itu justru meningg...