8

9 2 0
                                    

Keadaan kelas Ainaya sedang tak kondusif. Guru memberikan tugas kelompok yang harus dikerjakan saat itu juga dengan bantuan internet. Mereka sibuk menentukan siapa orang-orang yang akan menjadi kelompoknya.

"Pokoknya gue gamau sama lo ya Do. Lo gak pernah ikut andil tiap kerkom." Ucap Sinta.

"Fitnah nihhh. Yang ngebantuin nempelin lem di kertas siapa? Hahhh?!!"

"Iyaa nempelin lem sekali. Sisanya ribut sama jordi!" Sahut gisel.

"Yaudah sihh itukan kerkom dulu. Sekarang beda lagi." Edo menyilangkan tangan. Kembali duduk dikursinya.

"Bu mending ibu aja yang nentuin kelompoknya. Ini kalo dibiarin gaakan kelar semaleman, cuma nentuin kelompok doang." Sahut Tiara.

Banyak murid laki-laki mengiyakan usulan Tiara. Rupanya mereka kesal sama cewek-cewek yang ributnya minta naik gaji.

"Baik. Kalian semua diam. Biar Ibu yang bagi kelompoknya. Jangan ada yang protes apalagi minta pindah, okee?"

Mereka sepakat.

Akhirnya guru memutuskan satu kelompok terdiri dari urutan meja paling depan sampai belakang. Total ada 5 kelompok.

"Sukurin, karma loo tadi bilang gamau sama gue. Sekarang apa? Masuk kan lo kelompok gue" Edo tersenyum mengejek.

"Diem loo!" Ucap Sinta.

"Raa, minjem hp kamu yaa, hp Nay abis batre mau Nay charge dulu."
Kata Ainaya.

"Nihh." Tiara menyodorkan hpnya.

Ainaya tak sengaja melihat notif WA dari kontak yang namanya 'uler sawah' . Karena kepo, dia tanyain ke Tiara.

"Ra, uler sawah siapa?"

Tiara mengernyit bingung, "siapa Nay?"

"Itu di hpmu tadi ada notif WA dari uler sawah."

Tiara ingat. Dia langsung meminta hpnya kembali untuk membalas pesan. "Ahhh iyaa, gue ingett. Itu cu-cumaa ... orang gak jelas. Bentar yaa,"

Ainaya tak menanyakan apapun lagi soal 'uler sawah' yang dia lihat.

"Selamet, selamet, hampir aja ketahuan." Gumam Tiara.

Bel istirahat berbunyi. Tandanya ...

"Anak-anak. Kerkom dilanjut di rumah. Minggu depan dikumpulkan. Waktunya istirahat." Ucap Jordi sebelum keduluan guru didepan.

"Jordi kamu ini. Harusnya Ibu yang ngomong gitu."

"Saya memberi Ibu waktu istirahat. Daritadi kan Ibu ngomong terus pasti capek."

"Alasan saja kamu. Yasudah Ibu keluar. Assalaamu'alaikum."

"Waalaikumussalaam."

-----

"Nayyy gue punya tebak-tebakan rahasia," ucap Edo.

Ainaya, Tiara, Edo, Fahmi sedang berjalan menuju kantin. Edo memaksa Fahmi agar ngantin bareng Ainaya sekalian nyamperin sahabatnya.

"Apa?" Jawab Ainaya.

"Gak akan gue kasih tau lahh. Kan rahasia." Edo ketawa.

"Fahmi. Plisss banget inimahh, temen lo yang ini bisa lo gadein aja di pasar loak?" Ucap Tiara geram.

Dia kesal, sudah serius mendengarkan ehh ternyataa ...

RENJANA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang