20

3 2 0
                                    


"Perasaan jarak rumah lu kesini cuma 10 menit pake motor dengan kecepatan 80km/jam. 20 menitnya lu ngapain?" Sindir Edo.

"Aturan tuh kalo lu berangkat jam 9, jam 9 lewat 10 udah disini. Bukan setengah jam kemudian." Timpal Feri.

"Ngelayap kemana dulu nih anak bunda Ayu." Bastian menambahi.

"Ini nih, contoh netizen yang amat sangat dibenci oleh setiap orang. Orang baru dateng kasih minum dulu, suruh duduk dulu, apa gitu. Bukan malah dinyinyirin gini." Jawab Dito.

"Duduk Dit, mau makan apa? Pesen aja sendiri. Gue males jalan." Kata Akzal.

"Bangke."

Dirga dan Galang hanya senyum menanggapi ocehan para sahabatnya. Sudah kebiasaan mereka seperti itu pikirnya.

"Darimana?" Tanya Fahmi.

"EMANG CUMA ABANG FAKMI YANG WARAS, SISANYA CRAZY PEOPLE." Seru Dito.

Fahmi melirik Dito dengan tatapan dinginnya.

"Typo elahh, abang Fahmi maksudnya." 

"Gue gila juga?" Sahut Galang dengan nada datarnya.

"Oh jelas, abang Galang, abang Dirga, abang Fahmi paling waras diantara mereka." Jawab Dito cepat.

Mendengar suara Galang yang dingin saja sudah membuatnya ketar ketir. Lebih baik dia cepat menjawab, daripada kena serangan dadakan.

"Gue tadi abis nganterin bidadari." Dito mengingat kembali kejadian dijalan tadi sambil senyum bahagia.

"Maksudnya?" Tanya Feri.

"Gue tadi abis nganterin Ainaya kerumah Tiara."

Dirga memusatkan perhatian sepenuhnya kearah Dito. Begitu juga Fahmi, tapi dia dengan cepat mengalihkan kembali pandangannya.

"Waktu gue menuju kesini, dijalan gue liat cewek jalan sendirian. Fitur tubuhnya kok gak asing kan gue liat, terus mau gue pastiin tuh dia siapa. Eh ternyata bener pantesan gue kenal ternyata Ainaya."

"Dia jalan sendiri?" Tanya Dirga.

Dito mengangguk memberi jawaban.

"Malem-malem gini?" Tanya Akzal.

Dito ngangguk lagi.

Dalam pikiran Dirga, Ainaya memeluk Dito yang sedang mengendarai motornya.
Seketika emosinya memuncak. "Dia meluk lo?" Tanya nya.

"Hahh?" Dito kurang paham dengan pertanyaan Dirga.

"Ainaya meluk lo gak waktu lo bonceng dia." Jelas Galang.

Memang cuma Galang yang bisa menjelaskan maksud dari ucapan Dirga.
Kalo Galang orang yang cuek dan dingin Dirga 5 kali lipat lebih cuek dan dingin dari Galang. Fahmi masih bisa diselamatkan, dia masih bisa bersosialisasi dengan orang.

"Ohhh, engga. Dia cuma megang pundak gue. Udah gue tawarin pegangannya di pinggang aja takut kejengkang. Dianya nolak, akhirnya gue ngalah bawa motor kek siput." Jelas Dito.

Jawaban Dito sedikit mengurangi cemburu yang Dirga rasakan.

"Tapi, kayaknya dia punya masalah dehh. Mukanya keliatan penuh beban berat yang kudu dia tanggung gitu."

"Iyaa, dikelas juga gitu, kek banyak pikiran yakan?" Tanya Edo ke Fahmi.

"Hemm"

-----


Pagi yang cerah, secerah wajah Ainaya. Setelah malam hari Ainaya mengungkapkan semua keresahan yang ia rasakan, kini ia akan memulai harinya dengan gembira.

RENJANA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang