5

11 2 0
                                    


Tak terasa sekarang sudah memasuki bulan baru, berarti sudah satu bulan Ainaya sekolah ditempat barunya.

Minggu pertama dibulan baru Ainaya pakai untuk memanjakan dirinya sendiri. Maksudnya untuk mengistirahatkan tubuhnya dari segala macam Aktifitas padat yang akan dimulai kembali besok.

Ketika Ainaya akan merebahkan tubuhnya diranjang yang ia rindukan, teriakan Bunda diluar mengurungkan niatnya untuk tidur.

"Nayy, sayangg."

"Iya Bun, ada apa?" Teriak Ainaya sambil berjalan keluar kamar.

Bunda memberikan secarik kertas, "Tolong dong. Beliin bahan-bahan yang Bunda butuhin. Ke minimarket depan aja gapapa."

"Bun liat mata Nay udah gabisa diajak kompromi. Maunya tidur." ucap Ainaya manja.

Jangan heran, Ainaya itu anak satu-satunya. Jadi masih bermanja-manja kalo sama orangtua.

Bunda tersenyum melihat tingkah anaknya"Cuci muka dulu gihh,"

Ainaya menuruti karna tak ada gunanya juga membujuk sang Bunda agar tak jadi menyuruhnya, tak akan mempan.

"Nay pergi dulu. Kalo ada kembalian mau Nay jajanin aja Bun. Boleh kan?"

"Iyaa." ucap bunda tersenyum.

Dijalan Ainaya sering menguap, dia benar-benar butuh tidur. Rasanya semua anggota tubuh tak mau digerakan. Maunya rebahan saja.

Tapi ada yang mengusik penglihatannya, dia melihat seorang pemuda sedang menolong seekor anak kucing yang masuk selokan tak bisa keluar lagi.

Ainaya tersenyum melihat prilaku terpuji pemuda tersebut.

-----

Seperti biasa, malam harinya pacar Ainaya memberi kabar, saling bercerita tentang kesibukan masing-masing. Layaknya pacar pada umumnya.

Ainaya ingat pertanyaan Tiara tempo hari, jadi dia tanyakan kepada orang yang bersangkutan langsung.

"Oh iya bang, Abang kok gak pernah bikin SW?" Tanya Ainaya ditelpon.

"I-itu Din, Abang kan sibuk. Gaada waktu buat bikin gituan, ngabarin kamu pun Abang curi-curi waktu." jelasnya.

"Iya Tiara sempet nanyain, aku jawab udah dari waktu kelas 11 semester 2 Abang gak pernah bikin SW lagi kalo gak salah yakan?"

"Iyaa udah sihh. Gak penting juga bahas ginian!"

Ainaya merasa bingung juga aneh dengan perubahan nada suara yang tiba-tiba. Seperti terkesan ... marah? Kesal?
Tapi tak terlalu Ainaya Fikirkan.

"Abang jangan sebut Nay dengan sebutan 'Din' bisa? Itu kayak nyebut nama laki-laki tau Bang." ucap Ainaya dengan nada biasa. Tapi pasti orang yang mendengar akan mengira itu nada suara manja.

"Yaudah mau dipanggil apa sayangku,heummm." Ucapnya.

Ainaya senyum-senyum sendiri mendengar kata sayang yang diucapkan pacarnya. Dia selalu lemah kalo dipanggil seperti itu.

"Biasa ajaa, jangan gitu ishh. Nay malu tau."

"Uhhh pasti lagi senyum-senyum sendiri tuhh. Salting yaaaaa?"

"Abangg apaan sihh. Siapa yang salting coba."

"Ga ngaku ternyata." ucap diseberang sana sambil tertawa "yaudah tidur sana, udah malem pasti kann di Indonesia."

Ainaya berucap dengan mata merahnya "Iya, Nay juga ngantuk. Tidur dulu yaa, Abang harus tetap semangat belajarnya. Biar cepet-cepet lulus terus balik ke Indonesia."

"Iya sayang, sana tidur. Good night princes-nya Abang. Mimpi indah."

"Selamat sore juga Abangnya Nay,"

Sambungan telpon dimatikan. Dan Ainaya langsung tertidur setelah mematikan lampu kamar.

-----


"Gaga, Lala pengen ngantin bareng Gaga, bisa?" Ucap gadis manis berambut panjang.

"Bisa Lala. Gaga bisa temenin Lala makan dikantin." Ucap lelaki bertubuh jangkung yang dipanggil Gaga.

"Kita kan sebentar lagi masuk SMA nihh, Gaga mau sekolah dimana?" Tanya gadis yang dipanggil Lala sembari menggandeng tangan Gaga menuju kantin.

"Gaga ikut kemanapun Lala sekolah."

Lala yang mendengar ucapan Gaga tersenyum cerahh. Rasanya bahagia bisa dimiliki oleh lelaki incaran semua siswi disekolah.
.
.
.
.

"Lala semalem kamu kemana? Ibu kamu nyariin lhoo. Nelpon juga ke Gaga, nanyain kamu." ucap Gaga cemas dan khawatir mengetahui pacarnya tak pulang semalaman.

"Lala dirumah temen. Gaga gak usah terlalu khawatirin Lala, Lala bisa jaga diri." Ucap Lala santai. Bahkan terlalu santai.

"La, kalo mau nginep dirumah temen lagi, kamu harus kabarin Gaga. Biar Gaga gak khawatir. Gaga gak bisa tidur semaleman, mikirin kamu." Ucap Gaga sambil memegang kedua bahu pacarnya.

"Iyaa Gaga."
.


.
.
.

Lamunan Dirga buyar karena dering handphone-nya berbunyi.
Dirga kemudian mengangkat telpon dari Galang.

"Ada apa?"

"Besok jemput gue dirumah, motor gue dibengkel."

"Ada lagi?"

"Gak. Itu aja. Bye."

Galang langsung menutup sambungan telponnya. Begitulah jika Galang dan Dirga telponan. Cowok dingin dengan cowok cuek. Langsung ke inti tanpa basa-basi.

Dirga kembali melamun. Entah kenapa dia teringat masalalu. Mungkin karena sebelumnya dia ingat obrolan dengan para sahabat tempo lalu di kafe.

- andai kamu gak berkhianat La, mungkin sekarang kita sudah bahagia. Tinggal menunggu waktu untuk merealisasikan impian kita untuk menikah muda, kuliah setelah menikah, ngurus anak sama-sama. Menuju tua bersama. - Ucap Dirga dalam hati.

Hatinya kembali sakit. Bukan berarti dia tidak bisa move on dari mantannya, dia hanya terluka ketika mengingat kembali pengkhianatan yang dilakukan sang mantan.

Rasanyatuhh Ahhh Mantap.

------
 

"Ni orang bener-bener dahh. Kalo gue bilangin ceweknya begimana? Kagak ada rasa takut sama sekali. Pacarnya disini setia, udah baik, cantik, imut, pinter, keluarga berada, masdep terjamin, pokonya idaman para lelaki. Ehh disana cowoknya malah enak-enakan bareng cewek baru. Sarap tu orang." dumel Tiara yang sedang melihat status WA.

Malem-malem gini mood buat tidurnya jadi terganggu, Tiara menyesal telah membuka Whatsaap, dia menyesal telah menyalakan hp setelah sekian lama mati.

Dia benar-benar kesal dengan pacar Ainaya yang banyak tingkah. Mentang-mentang cakep seenaknya ngeduain pacar yang setia.

Memang laki-laki tuh gaada yang bisa dipercaya.

~~~~~
.
.
.
.
.
Perlahan masalalu Dirga akan terungkap. Gak lama lagi nama pacar Ainaya juga pasti disebut.
.
.
Semoga suka, selamat membaca. Jangan lupa bintang dan komennya❤
.
.
.
.
.

RENJANA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang