12

8 2 0
                                    


Lagi dan lagii Ainaya berada diatas motor Dirga. Lagi dan lagi ia harus menahan rasa ingin memeluk tubuh Dirga karena terpesona oleh wangi parfum yang dipakai Dirga. Lagi dan lagi ia nyaman berada didekat Dirga seperti ini.

Sepertinya setelah ini, hari-hari Ainaya akan terus dibayangi oleh keberadaan Dirga disekitarnya.

Kendaraan yang Ainaya tumpangi melaju dengan santai.

Dirga tiba-tiba menarik tangan Ainaya agar memeluk pinggangnya.
Ainaya tersentak.

"Pegangan biar gak jatoh." Ucap dirga yang menyadari keterkejutan Ainaya.

Ainaya tersenyum dibalik punggung Dirga. Ia suka diperlakukan hangat seperti ini.

Diam-diam, Dirga juga tersenyum mendapat respon baik Ainaya yang tak menolak.

Suasana hening di jalan tak menghilangkan rasa bahagia yang dirasakan oleh keduanya.

-----


Malam hari, Tiara jadi datang ke rumah Ainaya. Ia sangat penasaran dengan isi kado yang diberi pacar Ainaya.

Setelah ia mengetahui kelakuan Ridwan dibelakang Ainaya, ia menjadi sangat waspada dengan semua tingkah lakunya akhir-akhir ini terhadap Ainaya.

Lebih baik mencegah diawal sebelum terjadi sesuatu yang tak diinginkan bukan?

Perasaannya mulai tak tenang setelah melihat kado itu ada di depan matanya.

Tiara meneguk ludah melihat kado yang dari tampilannya sangat terlihat misterius. "Nayy, bener ini kado dari Bang Ridwan?"

"Iyaa." Jawab Ainaya tenang.

"Ara kenapa sihh kayak liat bom aja,"

Ini lebih dari sekedar bom Nayy-- Tiara berucap dalam hati.

Karena curiga isinya sesuatu yang tak benar, Tiara mencari alasan agar Ainaya keluar dari kamar.
"Nayyy, gue mau minum dong aus nihh. Cepet!"

"Bentar Raa. Nanggung banget. Nay juga pengen liat isinya apa." Tolak Ainaya.

"Ihhh sana-sana. Gue udah haus banget ini. Lo tega bener sama sahabat sendiri," ucap Tiara mendramatis.

"Ishhh yaudah. Nay ambilin."

Ainaya berjalan keluar kamar.

Setelah memastikan tak ada Ainaya, Tiara membuka kado dengan cepat. Tak seperti difilm-film yang ia tonton. Menggapai barang yang dituju saja slow motion.

Ternyata walau gerakannya sudah cepat, tetap kalah cepat dengan kedatangan Ainaya yang tiba-tiba.

Kepalang tanggung ya buka aja sekalian, fikir Tiara.

Saat kado terbuka, isinya membuat Ainaya dan Tiara memundurkan tubuhnya.

Isinya bukan boneka santet guyss, tenang.

Kado itu berisi foto-foto Ridwan dengan seorang wanita yang sedang bergandengan tangan, berciuman, juga adegan tak senonoh.

Foto-foto itu sangat jelas, seperti sengaja dipotret oleh seseorang.

Tiara jelas tahu siapa wanita itu. Sedangkan Ainaya diam memantung. Fikirannya seketika blank.

Emosi Tiara seketika memuncak, bisa-bisanya wanita 'ular sawah' itu berani mengirimkan foto kemesraan dia dengan pacar orang.

Sangat tak tau malu!!

Air mata Ainaya mengalir tanpa ia sadari. Perasaannya begitu sesak. Seolah-olah pasokan oksigen habis dimuka bumi ini.

Ainaya mengerjapkan matanya agar penglihatannya jelas kembali.

Ainaya memilih mundur. Menjauh dari kado tersebut. Ia tak ingin berlama-lama melihat isi kado itu.

Sekarang hatinya benar-benar sakit. Tak sedikitpun terfikir olehnya bahwa Ridwan akan berselingkuh. Bahkan sudah sejauh itu?!

Tiara yang melihat keadaan Ainaya benar-benar kacau sungguh tak tega. Ia juga ikut menangis melihat orang yang ia cintai terluka seperti itu.

Feeling dia dari awal ternyata benar. Isi kadonya sungguh tak dapat ia prediksi. Ia kira isinya hanya sebuah ancaman tak bermutu dari wanita ular sawah itu.

Tapi ternyata ia menunjukan secara terang-terangan bahwa dia memang selingkuhannya.

"Raa, bisa tinggalin Nay sendiri. Ara gausah nginep yaa," ucap Ainaya serak. Suaranya seperti sedang menahan tangis.

"Ngga Nayy, gue jadi nginep disini. Gak ada penolakan!" Jawab Tiara tegas.

Masa iya dia pulang dengan keadaan Ainaya yang kacau seperti ini. Ia tak setega itu!

Ainaya menahan tangisnya agar Ayah dan Bundanya tak mengetahui.

Ia baru merasakan menahan tangis ternyata semenyesakkan itu. Sangat menyakitkan.

"Raa, hati Nay sakit banget. Nayy gak pernah ngerasain sakit kayak gini." Ucap Ainaya lirih.

"Lebih baik Nay jatoh dari sepeda, sakitnya jelas terlihat. Daripada sesak kayak gini. Nayy gak bisa Raa, Nay harus apa?" Air matanya terus mengalir.

"Kenapa Bang Ridwan setega itu sama Nay?"

"Kenapa Bang Ridwan ngelakuin itu sama Nay?"

"Nay salah apa sampe Bang Ridwan selingkuhin Nay?"

Isakan tertahan Ainaya benar-benar menyayat hati Tiara. Pancaran matanya benar-benar menyiratkan bahwa Ainaya sangat terluka.

"Apa kesetiaan Nay selama ini belum cukup buat Bang Ridwan?"
.

"Apa rasa cinta Nay gak cukup buat bikin Bang Ridwan bahagia?"
.

"Apa rasa sayang Nay gak cukup buat bikin Bang Ridwan cuma sayang sama Nay?"
.

"Apa kasih sayang dan perhatian yang Nay kasih kurang buat Bang Ridwan?"
.

"Kenapa Bang Ridwan jahat sama Nay?"

"Kenapa Raa?"

Tiara diam, tak bisa menjawab semua pertanyaan yang keluar dari bibir Ainaya.

Bibirnya terasa kelu, untuk sekedar mengucapkan kata 'Nay' saja rasanya sulit.

Sesuatu yang ia takutkan akhirnya terjadi sekarang.

Sahabatnya tersakiti.

Sahabatnya menangis.

Sahabatnya kecewa.

Sedih.

Marah.

Apa yang harus Tiara lakukan sekarang?

-----
.
.
.
Ada yang menebak dengan benar isi kado dari Ridwan?
-
-
Semoga feelnya dapet. Semoga suka.
Bintang dan komen jangan lupa.
Sampai jumpa💚
.
.
.

RENJANA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang