4

17 2 0
                                    


Apa hal yang paling kalian takutkan jika orang yang kita sayang suatu saat nanti mengalami yang namanya Pengkhianatan?

Sedih?

Marah?

Kecewa?

Lalu apa yang akan kalian lakukan sebagai salah satu orang terdekat?

Tiara bingung. Ingin bicara jujur, takut Ainaya sedih. Tapi kalo ia diam dan Ainaya tau sendiri, pasti Ainaya marah padanya karna tidak memberi tahunya.

"Apa yang kudu gue lakuin, disatu sisi gue takut Ainaya sedih, nangis-nangis. Tapi disisi lain gue takut dia marah sama gue. Ntar ngiranya gue sengaja nyembunyiin ini dari dia. Tapi gue gatega dia polos banget soal percintaan, dan ini pertama kalinya dia pacaran. Oh gos gue pusinggg."

Tiara daritadi bolak-balik di kamarnya. Memikirkan nasib sahabatnya yang lambat laun pasti akan tersakiti.

"KENAPA HARUS GUE SIHH YANG ADA DI POSISI INII AARRGGHHHH."

"Araa gausah teriak-teriak. Udah malem." sahut orang dari luar kamar.

"Iya Bunn, maaf."

Dia duduk disisi ranjang. Memikirkan apa yang harus dia lakukan, apa yang terbaik untuk semuanya. Memikirkan cara untuk memberi tahu tanpa ada yang tersakiti atau pun disakiti.

"Tau lahh. Biarin mengalir seperti air, gak perlu gue pikirin. Botak yang ada ntar."

------


Delapan pemuda sedang menikmati waktu kumpulnya di dalam sebuah kafe. Memang sudah menjadi kebiasaan tiap malam mereka berkumpul.

"Liat dehh," ucap Akzal. "Kapan gue punya kek ginian," menunjukan sebuah foto kepada Edo yang duduk paling dekat dengannya.

 "Kapan gue punya kek ginian," menunjukan sebuah foto kepada Edo yang duduk paling dekat dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sia maennya yang gituann? Anjirr."
Cetus Bastian yang sengaja ngintip foto yang ditunjukan kepada Edo.

"Lucu tau, imut gitu. Ahh jadi pengen beli."

"Beli yang banyak. Ngangon ubur-ubur dalem kamar." ucap Edo sambil ketawa.

Feri yang jiwa keponya mulai muncul ingin tau apa yang sedang dibahas.
"Ngomongin naon?"

Akzal menunjukan foto tadi ke Feri, foto itu sontak membuat Feri tertawa.

Feri bertanya "Lo suka boneka Zal? Serius?"

"Emang ada yang salah kalo cowo beli boneka?" Tanya Fahmi.

"Ya engga sih kayanya. Tapi ya lucu aja, seorang Akzal yang lagi rutin bentuk badannya biar punya otot tiba-tiba melihara boneka ubur-ubur."

Ucapan Feri membuat Edo, Bastian dan Dito tertawa.

"Gue beli ginian buat dikasih adek anjirr. Bukan buat gue sendiri." sangkal Akzal.

"Ucapan lo tadi 'kapan gue punya kek ginian' anjir, ngeles aja loo." Dito menirukan ucapan Akzal tadi.

"Salah ngomong maapkeunn," 

Dirga merasa aneh dengan ucapan teman-temannya. "Ini kenapa jadi pake campuran bahasa sunda sih? Gue gak paham."

"Ketularan Bastian mereka Ga." sahut Galang yang daritadi diam.

"Oh iyaa, gue nanya serius nihh, kalo gue deketin murid baru disekolah kalian restuin gue gak?" Tanya Feri tiba-tiba.

"GAK." semua kompak berkata tidak.

Dirga kesal dengan ucapan Feri pun angkat bicara "jangan dia. Cari aja yang lain."

Feri tersenyum, orang yang dituju berhasil masuk perangkap. "Lhoo kenapa? Gue serius kok."

"Jangan macem-macem Feri!" Ucap Dirga tak mau dibantah.

Semua yang melihat adanya ketegangan antara Feri dan Dirga ingin segera melerai. Tapi terhenti oleh ucapan Feri.

"Gue sengaja ngomong gitu Ga. Gue kesel sama lo, kalo suka apa susahnya bilang sama kita, biar kita bantuin lo."

Galang yang dari tadi hanya nyimak obrolan mereka pun bertanya "maksudnya?"

"Dari pertama kita ketemu tu cewek dikantin, gue liat gelagat Dirga yang anehh. Kalian pasti ngerti lahh. Makanya gue samperin tuh cewek, ehh dugaan gue bener gelagat aneh Dirga itu ternyata dia suka sama murid baru itu. Cuman yaa gengsi aja bilangnya." jelas Feri.

"Serius Ga lo suka Ainaya?"

Dirga hanya diam. Tak menanggapi pertanyaan yang dilontarkan sahabatnya.

Sekian menit Dirga diam, akhirnya membuka suara " kalian tau gue, tau masalalu gue, gak mungkin gue suka sama dia."

"Gak mungkin juga kan lo pindah haluan?" Tanya Galang tiba-tiba.

"Itu pernyataan gak guna Lang."

"Terus mau sampe kapan lo gini Ga? Lo gaada niatan nikah gitu? Gak semua cewek kayak dia Ga. Ainaya beda. Dia bukan mantan lo yang gak punya hati itu." Fahmi memberi penjelasan.

"Ga masa lo kawin sama cowok, lo gak bener-bener belok kan?"

Dirga melirik sinis Dito, enak saja dirinya dikatain Gay. Dia juga masih waras untuk putar haluan begitu. Tapi untuk sekarang dia belum ada niatan buat buka hatinya lagi setelah 3 tahun berlalu.

"Lo belum sadar akan ketertarikan lo sama Ainaya. Gue yakin itu." ucap Edo.

Dirga diam. Tak ikut ngobrol lagi dengan para sahabatnya. Fikirannya berkelana ke kejadian awal dia melihat Ainaya, lalu ke masalalu dia dengan mantannya.

-gue pernah ngerasain jatuh cinta. Tapi bukan kayak gini rasanya. Rasa yang gue punya dulu buat dia dengan yang gue rasakan kalo liat Ainaya sekarang itu beda. Apa dulu gue emang jatuh cinta? Atau hanya sekedar cinta monyet? Gue gak paham.- ucap Dirga dalam hati.

~~~~~
.
.
.
.
Semoga suka sama part ini, bantu dengan bintang dan komen.
Terimakasih buat yang udah baca❤
.
.
.

RENJANA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang