11 | Janji

317 29 13
                                    

.

.

"T-terimakasih karena sudah menghentikanku tadi. Kalau kau tidak ada, mungkin saja aku-..."

"Tidak perlu berterimakasih. Terlebih lagi, aku ingin kau berjanji padaku"

"Eh? Apa?"

"Aku sangat menyayangimu, oleh karena itu... Aku ingin kau berjanji untuk-..."




"-.. Tidak menggunakan kekuatanmu."

.

"Mafu? Kau sedang apa malam-malam begini diluar?"

Mafu menoleh, rupanya Urata.

"A-ah... Tidak.. Aku hanya... Umm.." Sama seperti Soraru, Urata tahu kalau pikiran Mafu terganggu. Yah, walau Soraru lebih pengertian dan lebih banyak tahu hal tentang Mafu.
"Pasti ada sesuatu, kan? Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Urata.
"T-tidak.. I-itu..."
"Katakan saja..." Ujar Urata, dan Mafu pun menghela nafas.

"Aku pernah membuat janji pada Soraru-san, tapi aku tidak mengingat alasan kenapa Soraru-san ingin aku membuat janji itu." Ujar Mafu.
"Soraru akan mencegah bahaya yang akan menimpamu. Oleh karena itu, apapun alasannya, itu demi keselamatanmu." Ujar Urata.
"Aku tahu itu, tapi..." Mafu mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Kenapa aku tidak boleh menggunakan kekuatanku?! Aku tidak lemah!! Aku juga ingin jadi berguna dan melindungi kalian! Aku tidak mau duduk diam melihat kalian menderita karena melindungiku! Aku... Aku..." Mafu menangis dan air matanya mengalir dengan deras.
"Mafu..." Urata menghapus air mata Mafu dengan lembut.
"U-.. Urata-san..." Mafu pun menghentikan tangisannya.
"Justru kami akan menderita kalau kami tidak bisa melindungimu. Kami lebih baik mengorbankan nyawa supaya kau selamat daripada kami kehilanganmu." Urata mengusap pipi Mafu.
"Ta-.. Tapi-..."
"Nii-san, kau bermesraan dengan Mafu tanpa aku? Tega sekali." Ujar Sakata yang entah datang darimana dan sejak kapan.

"Waah... Nii-san membuat Mafu menangis? Sangat tidak gentle sekali."

"Enggak ya, emangnya kamu."

"Aku gak pernah bikin Mafu nangis, ya."

"Ya aku juga gak bikin Mafu nangis"

"Terus itu Mafu sembab kenapa? Nii-san yang bikin Mafu nangis, kan? Ku aduin ke Soraru loh"

"Pencepu"

"Udah, udah, jangan bertengkar" Ujar Mafu melerai Urata dan Sakata.
"Aku menangis bukan salah Urata-san. Justru Urata-san lah yang menenangkanku." Ujar Mafu.
"Hee... Ternyata nii-san cukup gentle juga..." Perempatan siku-siku muncul di dahi Urata.
"Oi."

Mafu terkekeh pelan sambil memperhatikan Urata dan Sakata yang sedang bertengkar. Lalu tak lama kemudian ia menatap langit malam yang dipenuhi bintang.

'Apa kebahagiaan ini akan berlangsung selamanya....?'

.




.



"Amatsuki-kun."

Pagi itu, Mafu pergi menemui Amatsuki untuk meminta izin keluar dari mansion.

"Kenapa tidak minta izin Soraru?" Tanya Amatsuki. Mafu hanya terdiam untuk sesaat.
"Aku dan Soraru-san bertengkar hebat semalam... Lalu Soraru-san pergi meninggalkan mansion." Amatsuki yang mendengarnya hanya diam dan menatap Mafu.
"Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?" Tanya Amatsuki.
"...." Mafu hanya terdiam.

"Aku... Akan pergi keluar sebentar untuk mendinginkan kepalaku."
"Kau tidak akan mencari Soraru?" Tanya Amatsuki.
"Tidak... Lagipula untuk apa aku mencarinya... Soraru-san butuh waktu untuk menyendiri juga."

Our Angel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang