Scenery 13 - Bulan Merah dan Kita

182 30 2
                                    

Pairing : Mark Siwat & Perth Tanapon
Lenght : Oneshoot

*Remake Perahu Kertas (Another Version)
AU | Alternative Universe

*Remake Perahu Kertas (Another Version)AU | Alternative Universe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Jakarta - Bandung

Pulang ke Kampung Halaman.

Mark memandang arah Langit yang gelap dan hanya ada satu yang cerah, Bulan berwarna Merah, angin dingin tidak lantas membuat Mark menutup jendelanya, ia hanya menyukai kesepian itu, sama seperti keadaan hatinya sendiri.

Di Jakarta ia punya sahabat-sahabat unik dan satu orang spesial yang lebih dari sekedar Unik.
Dan di Bandung hanya ada Kesepian tanpa obat, ia tidak pernah menyukai Pulang, tapi itu satu-satunya Rumah yang berisi keluarganya.

"Istirahat selama 1 jam, kalian bisa tetap berada di dalam atau keluar untuk makan, asal kembali saat Pengumuman keberangkatan." Ucap Bapak Penjaga Kereta Api.

Rasanya Mark ingin bergelung di bawah selimut, namun ia akhirnya memutuskan keluar, dan ia tahu, malam itu tidak ada penyesalan menghabiskan waktu satu jam di Stasiun Persinggahan.

"Hembbb baunya wangi..." kepala Mark mencari asal suara itu dan ketemu.
Si pendek yang sibuk menguncir poni depannya.
Senyum Mark tipis sekali, tapi cukup merebut atensi Perth Tanapon sesaat setelah suara Mark memanggilnya.

"Tidak menyangka sama sekali akan bertemu kamu pendek." Ucap Mark sambil menarik Perth dalam peluknya.

Ingatkan mereka hanya berpisah bulan lalu karena kesibukan masing-masing.
Oh astaga pertemuan ini sungguh lucu.

Perth membalas pelukan lebih erat.

"Hangat." Lirih Perth menyamankan diri.

Keduanya lalu berjalan-jalan didekat Kereta.
"Apanya yang wangi?" Tanya Mark.
"Bau Tanahnya, selepas hujan." Ucap Perth sambil tersenyum.

Yah, unik, itu kata yang selalu Mark pikirkan jika membicarakan seorang Perth Tanapon.

"Hemb aku setuju." Ucap Mark.
"Aku lapar, mari kita cari gorengan." Ucap Perth lalu menggandeng tangan Mark untuk mencari warung.

Mereka masuk ke satu warung yang hanya ada beberapa pembeli, gorengannya masih pada hangat padahal ini sudah dini hari. Warung yang selalu menyediakan makanan hangat bagi mereka yang kelaparan.

Dua Pisang Goreng pada masing-masing piring dan dua kopi susu.

"Bagaimana hubunganmu dengan Kak War? Maaf karena aku sering tidak bisa pergi bersama kalian lagi." Ucap Perth, ada rasa bersalah tiap kali ia mendengar ocehan Gulf dan Mew karena absennya datang berkumpul.
"Apa untung dari membicarakan orang lain hanya untuk membuka obrolan? Tapi kabarnya baik saja." Ucap Mark yang tidak menyukai pembukaan dari Perth.

Scenery - Markperth VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang