Scenery 01 - Black And White

611 53 3
                                    

Pairing : Mark Siwat & Perth Thanapon

Mark ! Seme ,  Perth ! Uke
Lokal !
Bahasa : Sesuka Dee -_-

...

Start
...

2020

Mark memandang dinding kamar Perth, kekasihnya.
Ia tersenyum simpul melihat banyak foto yang digantungkan Perth, fotonya, foto Perth, banyak sekali, anak itu pasti akan tidur sembari memandangi foto mereka berdua. Sweet sekali pikir Mark tentang pacar imutnya itu.

Sedang dirinya saja hanya memajang beberapa saja didinding, sisanya ia taruh dalam album.

"Phi sudah datang?" tanya Perth saat keluar kamar mandi, anak itu sedang sakit, demam katanya.

"Sini duduk, aku sudah bawakan bubur dan obat." kata Mark sambil menyuruh pacarnya duduk sampingnya.

"Masih pusing, kalau masih demam ayo ke rumah sakit ajah." kata Mark mengecek dahi Perth, hangat.

"Aku pasti sebentar lagi sembuh kok, jangan khawatir kan obatku sudah datang." kata Perth sambil tersenyum.
"Ini? yasudah ayo diminum obatnya." Mark membuka buburnya dan mulai menyuapkan pada Perth.
"Bukan obat buatan pabrik itu, tapi obatku kan kamu." kata Perth sambil tersenyum jahil, Mark pun tersenyum karena digoda pacarnya.
"Dasar kamu, kok aku yang jadi obatnya? kan kamu sakitnya demam." kata Mark.
"Bukan demam biasa, tapi sakitnya aku tuh sakit malarindu." kata Perth sambil mengambil makanan dari tangan Mark lalu beranjak duduk di sofa lain.

"Dasar bocah, sejak kapan kamu jadi pintar gombalin aku gitu?" tanya Mark, ia malah membaringkan dirinya di kasur Perth sambil memandangi foto-foto mereka, yang memang dijepit mirip jamuran begitu.
"Aku ketularan kamu kali Phi." kata Perth sambil mulai sibuk makan.

Dia menjauh, daripada nanti acara makannya berubah menjadi kemesuman Siwat.
Sudah 2 bulan lamanya keduanya tidak bertemu, itu sebabnya Perth sakit malarindu, sebenarnya Perth demam, dua hari yang lalu Plan dan Title sudah membujuknya ke Rumah Sakit, tapi dia tidak mau, beralasan pasti sembuh sebentar lagi.

Dulu, rasanya tidak ada jarak antara Mark dan Perth, berawal dari syuting bersama, menjadikan mereka bersahabat. Bahkan saling menganggap sebagai saudara tanpa ikatan darah.

"Perth, kamu masih ingat bagaimana awal kita berkencan? " tanya Mark saat Perth sudah selesai makan lalu berbaring disebelah Mark.

Bersama memandangi langit kamar bernuansa Biru itu.
Yah, Perth suka warna biru, tapi diluar memamerkan suka warna Hitam.
Karena Hitam adalah warna faforite Mark, dan Perth bilang ia akan merasa dekat dengan Mark saat melihat warna hitam.

Segala hal yang hitam.

"Masih, kita berdua dulu masih tidak bisa memahami rasa kita, aku yang 17 tahun dan kamu yang 18 tahun, aku merasa kehilangan saat kamu sudah mulai sibuk." kata Perth.
"Tapi aku terus merindukanmu juga, rasanya sesak waktu menahan diri, namun kita memang tidak bisa saling gamblang mengungkap perasaan masing-masing." tambah dari Mark.

Meski keduanya kini sedang Backstreet, tapi setidaknya tidak lagi menahan diri untuk saling mengungkap rasa.

"Aku menyimpan kamu dalam hatiku, meski itu sesak, tidak masalah jika sesaknya karenamu." kata Perth sambio tersenyum.
Mark menoleh samping, memperhatikan pacarnya dari samping.

Masih sama seperti pertama kali bertemu, bocah manis dengan hati yang hangat.

"Setiap memandang langit biru, aku mengingat kamu, kamu sangat suka warna biru." kata Mark sambil mengenggam tangan kiri Perth.
"Sama denganku yang teringat kamu kala memandang langit malam. Kadang bertanya, apa siang dan malam bisa menyatu? Apa aku dan kamu bisa satu?" kata Perth sambil mengalihkan pandangannya dan menatap Siwat.

Scenery - Markperth VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang