Pairing : Mark Siwat & Perth Tanapon Lenght : Oneshoot Genre : Drama
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Deru ombak dibawah sana terdengar seperti Paduan Iringan Kematian. Di tepi Laut, Anara menatap kosong langit Biru.
Kebebasan.
Gadis itu ingin mendapatkan kebebasan dari segala rasa sakit yang ia alami. Semua seolah direnggut darinya dengan kejam.
"Jika ada yang namanya Kehidupan lain setelah ini, kuharap aku tidak bertemu denganmu Mark Siwat." Ucapnya tentang satu nama yang telah ia sesali atas pertemuan mereka.
Gadis itu menyesal jatuh cinta pada pembunuh bayinya.
Langit dan laut menjadi saksi terbunuhnya gadis malang bernama Anara.
...
"Kenapa papa selalu kesini?" Tanya seorang gadis kecil berusia 10 tahun pada papanya. "Untuk melihat langit yang cantik." Ucap sang papa.
Mark meletakkan karangan Bunga Lili di dekat tebing.
'Selamat Ulang Tahun Anara.' Mark Siwat tersenyum melihat langit Biru yang cerah, tempat dimana gadis itu berada.
Sudah 10 tahun berlalu semenjak kepergian Anara, dan Mark Siwat selalu rutin mengunjungi tempat ini, di Hari Ulang tahun Anara maupun Ulang Tahunnya, atau sekedar saat Mark merasa kesepian.
"Lili, ayo pulang." Mark pun menggandeng Lili untuk pergi dari sana.
Mark, pria berusia 38 tahun itu memiliki seorang putri bernama Aliana Jumlongkul.
.
Tidak lama setelah kepergian Mark, seorang pria lain datang ke tempat yang sama, dia melepaskan kacamata hitamnya dan mengernyitkan dahi kebingungan saat melihat ada Bunga Lily disana.
"Siapa yang mengingat gadis bodoh sepertimu selain aku Anara?" Tanya Perth pada dirinya sendiri.
"Tapi, selamat ulang tahun untukmu." Ucap Perth lagi lebih kalem.
