Gila.. gila.. gila
Marvien melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, berharap untuk segera merebahkan tubuhnya di ranjang king size nya.
"Gue selalu pastiin tanggal kadaluarsa obat, kok bisa-bisanya domperidone expired masih ada di etalase. Untung ga ada resep domperidone buat hari ini. Kalo ada mati gue."
Marvien, seorang apoteker pendamping yang bekerja di sebuah Apotek besar yang berada di pusat kota Jakarta. Sebelumnya, ia dimarahi habis-habisan oleh mba Septi, Apoteker penanggungjawab apotek tempat Marvien bekerja karena satu strip domperidone yang sudah kadaluarsa.
Klek
Marvien membuka kunci rumahnya. Ya, dia sudah memiliki rumah di sebuah komplek perumahan dengan cicilan terjangkau karena rumah tersebut milik salah satu keluarganya yang ia beli. Ini berkat usahanya bekerja di dua tempat sekaligus. Ia segera masuk dan berniat untuk mandi, tidak lupa menghapus make up nya terlebih dahulu.
Setelah mandi, ia bersiap untuk rebahan sambil menonton serial zombie kesukaannya.
"Lain kali gue mesti ajak Yuna nonton zombie" Dia terkikik setelah memikirkan ide jahilnya itu.
Keadaan rumahnya cukup rapi, karena tiap pagi, sebelum berangkat kerja ia selalu merapikan rumahnya. Marvien kapok dimarahi habis habisan oleh ibunya karena kamar kosnya dulu selalu berantakan.
"MARVIEN! KAMU TUH CEWE, INI KAMAR APA SARANG PENYAMUN SIH? KAMU BERSIHIN KAMAR SEBULAN SEKALI APA GIMANA? ASTAGHFIRULLAH ITU BAJU KENAPA BELUM DI LAUNDRY?"
Marvien menggeleng mengingat nasihat lembut dari sang ibu ratu.
Tok.. tok.. tok..
Gedubrak
Marvien menjatuhkan kaleng tango yang berisi keripik kentang kiloan miliknya. Ia kaget karena zombie yang ditontonnya tiba tiba muncul sekaligus karena suara ketukan pintu yang tidak sabaran dari arah luar rumahnya.
"Anj.. Astaghfirullah maafin Ica Ya Allah" Ia mengelus dadanya. Menarik nafas dalam.
Gue belum denger kasus pandemik lain selain covid-19. Tenang, zombie masih dalam tahap penelitian. Eh ngga.. Jangan deh amit amit Ya Allah.
"Perasaan gue ga ada belanja apa apa deh, lagian ini kan udah jam 9 malem. Yang pasti bukan mama papa, masa sih yuna?"
Ia mendekat ke arah intercom rumahnya dan ia tak melihat siapapun diluar
"Iseng nih orang." Marvien berbalik, berisaha mengabaikan ketukan pintu yang sempat ia dengar tadi.
Oeek... Oeek... Oeek...
"Anj- Astaghfirullah. Ih apaan sih. Iseng banget sumpaah." Ia berteriak tertahan. geram, ia membuka pintu rumahnya hati hati dan terlihat sekotak kardus dengan bagian atas yang terbuka sedikit.
Oeek... Oeek... Oeek...
"Mamaa.. Papaa.. Ica takuut." Perlahan, ia membuka kardus tersebut dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya digunakan untuk menutupi matanya.
Kardus itupun terbuka, Marvien mulai mengamati isinya, terdapat gumpalan bulu berwarna abu abu yang ketika ia buka, terdapat bayi kecil menggemaskan dengan topi bulu-bulu lucu dan baju bergambar macaroon, bayi itu juga dialasi selimut yang lebih tebal sehingga terlihat seperti lapisan kue macaroon dalam imajinasi Marvien.
Tunggu dulu. Bayi?
"HAH! BAYI SIAPA NIH?"
"Amamamamamama, akhakakahk"
Tbc
Jangan lupa tinggalkan jejak guys 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
MACAROON & MOMA
FanfictionON GOING Marvien yang merupakan anak tunggal yang tidak berpengalaman mengurus seorang adik tiba-tiba harus menjadi seorang ibu untuk bayi menggemaskan yang ia temukan di depan pintu rumahnya. "HAH! BAYI SIAPA NIH?" Jae, GM genius yang mampu mencap...