M&M - Macaroon

418 60 7
                                    

Marvin segera membungkam mulutnya dengan kedua tangan. Ia kaget dengan suaranya sendiri, takut membangunkan tetangganya. Bayi itu berhenti menangis setelah Marvien gendong dan nyanyikan senandung untuk menenangkan bayinya.

Setelah memasukkan bayi yang ia temukan beserta kotak dan segala isinya ke dalam rumahnya, marvien termenung. Bisa-bisanya orangtua bayi ini meninggalkan anaknya ditangan anak tunggal macam Marvien.

Iya sih, akhir akhir ini ia memang seringkali melihat instastory teman-temannya yang sudah menikah dan memiliki anak. Dan jujur dalam lubuk hatinya Marvien juga menginginkan hal itu.

Tapi ya nggak sekarang juga

Ia menemukan sebuah surat terselip di balik selimut bulu-bulu bayi itu. Hal ini menguatkan dugaan asal-usul bayi ini.

Untuk : Kamu, yang menjaga bayi kami

Kami mohon maaf sebesar-besarnya karena telah menitipkan buah hati kami kepada anda. Kami sebelumnya sudah menyelidiki asal usul anda dan kami yakin anda bisa merawat bayi ini dengan baik.

Kami dipertemukan dengan bayi ini akibat ketidaksengajaan, kami menyayanginya, namun ia muncul pada waktu yang tidak tepat. Kami harap anda bisa mengasihinya sepenuh hati vien.

Salam,

Romeo & juliette

"Dongeng banget nih ortunya."

Marvien mencoba mencari perlengkapan bayi di dalam kotak asal bayi tersebut, dan ia tak menemukan apapun lagi selain pakaian yang digunakan bayi itu sekarang, selimut, dan surat yang ia baca tadi.

Ortu ga modal, kasih sayang bullshit.

Ia sudah memutuskan untuk melaporkan penemuan bayi ini kepada ketua RT setempat besok pagi, karena sekarang waktunya tidak memungkinkan, sudah tengah malam, tidak sopan jika harus menggedor pintu malam malam begini. Alasan lainnya, tidak lain dan tidak bukan adalah Marvien terlalu malas untuk sekedar meninggalkan sofa dan serial zombie nya tengah malam begini.

Marvien melirik ke arah bayi tersebut, ia mengamatinya lekat-lekat, berpikir mungkin ia mengenal kedua orangtua si bayi. Wajahnya begitu familiar, namun ia masih belum bisa mengingatnya.

Mata bayi itu bulat, masih membuka sempurna, belum ada tanda ia mengantuk. Bayi itu harus diberi makan, pasti ia lapar.

Ah iya

Marvien bersyukur karena hari ini, mba Ratih, Asisten apotekernya meninggalkan tas bayinya di Apotek, sehingga ia bisa meminjam beberapa perlengkapan bayi milik anak mba Ratih. Marvien membawa tas tersebut karena dititipkan oleh mba Ratih tadi, rencananya, ia berniat mengembalikan tas itu besok.

"Anak Mba Ratih umurnya udah 6 bulan an. Kayaknya Bayi ini baru 4 bulan an, Susu formula nya untuk 0-6 bulan. Bisa dipake. Oh iya, chat mba Ratih dulu"

Setelah mengirimkan pesan kepada mba Ratih untuk meminjam perlengkapan bayi dan meminta susu formula Aisha (anak mba Ratih) dan untungnya Mba Ratih tidak curiga dengan alasan Marvien yang berdalih tetangganya menitipkan bayi, namun lupa menitipkan tas bayinya.

Marvien bergegas membuatkan susu formula untuk bayi itu. Syukurlah, bayinya tidak menangis setelah di berikan boneka kecil miliknya, hasil bermain capitan di mall.

Plak

Marvien menepuk kepalanya. Ia lupa bahwa dirinya tak pernah membuat susu formula karena ia anak pertama dan satu-satunya, ia juga tidak pernah repot menjaga adik-adik sepupunya.

Untungnya, sekarang zaman digital, ia bisa memperoleh formula susu yang tepat untuk bayi berusia 4 bulan.

"Maaf banget dede bayi, aku pake peralatan Aisha, ini udah malem banget, dan aku terlalu mager buat beli perlengkapan bayi sekarang. Mall juga udah tutup malem-malem begini. Apalagi sekarang lagi PSBB."

MACAROON & MOMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang