M&M - Partner

285 51 3
                                    

Pagi ini, Matcha bangun lebih awal dan mulai memanggil-manggil ibunya. Ia kini tengah berdiri sambil memegang keranjang bayi nya.

"Amamama. Nyanyanya"

Ia terus mengoceh hingga Marvien bangun dari tidurnya. Opera Frühlingsstimmen terdengar di kamarnya. Menandakan playlist yang ia setel kemarin malam masih belum dimatikan dan terus menyala semalaman.

Marvien merasa pusing. Mungkin akibat terlalu lama berada dibawah guyuran shower semalam. Terlalu lama berpikir mengenai pertemuannya dengan Jae yang terus terjadi akhir-akhir ini dan pikiran tentang masa lalunya.

Marvien melihat Matcha yang tengah menatapnya, wajahnya lucu sekali mata bulatnya menatap Marvien penasaran.

"Eh.. anak Moma udah bangun. Hihi lucu banget sih muka bulet kamu."

"Ayayayaya grr."

Bayi itu kelaparan, oleh karena itu, ia terus mengoceh sedari tadi. Tapi ibunya hanya menatapnya dan tertawa melihat reaksi yang ditampilkan Matcha.

"Oke oke. Aku tau. Kamu laper kan? Gimana kalo hari ini, menunya bubur sama ikan salmon?"

"Amamamama grr"

"Hihi. Moma anggap kamu setuju"

"Auu grr"

Huh. Padahal Matcha bosan memakan salmon. Bayi itu menginginkan makanan dengan sensasi dingin alias ice cream yang sempat Dika berikan tadi malam.

Marvien kini menyiapkan makanan untuk matcha dan dirinya. Matcha ia dudukkan pada tempat duduk khusus bayi, kemudian tangan lincah Marvien menyuapi bayi itu.

Ditengah kegiatannya, ponsel perempuan itu berbunyi, menandakan sebuah panggilan masuk dari Jae, mantan kekasihnya.

"Hal-"

"Halo Marvien? Kamu hari ini jadwal pagi di apotek kan? Aku mau ketemu kamu malem ini. Aku jemput, gaada penolakan. Ajak anak ku juga."

Pria di seberang telefon berbicara cepat dan tegas, seolah tak membiarkan lawan bicaranya mengelak.

"E-eh seenaknya. Mau ap-"

"Udah udah sstttt. Jangan banyak protes. Sekalian beli keperluan Matcha juga. Pasti keperluan dia bulan ini udah abis. Bye"

"Ih bentar dul-"

Tuut tuut tuut

"Anjim"

"Agagagaga mamama?"

Astaga, Marvien lupa, tangan kanannya masih memegang sendok untuk memberi makan Matcha. Bayi itu kini memiringkan kepalanya dan mengoceh kepada ibunya. Ia protes kenapa makanannya tak sampai ke mulutnya sejak tadi.

Ia kini harus memikirkan bagaimana caranya untuk menghindar dari mantan kekasihnya itu.

_______

Tepat pukul 7 malam, sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah Marvien. Gadis itu menghembuskan napas pasrah, ia benar benar tidak bisa menghindar dari cowo itu.

Tok tok tok

Ketukan pintu terdengar dari luar rumahnya. Untungnya, ia telah memandikan matcha dan mengemasi segala keperluan bayi itu.

 Untungnya, ia telah memandikan matcha dan mengemasi segala keperluan bayi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MACAROON & MOMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang