🌚TUJUH🌝

30.9K 3.2K 105
                                    

Pagi reader's

Semoga kalin suka sama part ini

Happy reading

____________________________________

Aku kira setelah makan Agarish akan langsung pulang, ternyata dia memilih menunggu hingga aku selesai kerja.

Aku sekarang bingung sama dia, kalau dia masih cinta sama Bram, mengapa harus memberikan perhatian padaku?.

Sudah kubilang bukan kalau aku ini wanita normal?. Bagaimana kalau aku benar-benar termakan pesonanya?, ini saja aku udah ketar-ketir gimana kalau nanti?

Poor you Tania.

Akhirnya aku pamit pulang duluan, kasian juga liat dia menunggu lama.

"Gue duluan yah All, kasian laki gue lama nunggunya"

"Santai aja Tan. Urusin aja tuh laki lo yang ganteng nan seksi tapi gak normal hahahaha"

Aku menimpuk kepala Allen dengan tas sandang milikku. Dia makin tergelak melihat wajah masamku.

"Udah-udah, pulang lo sana. Kasian noh dia duduk sendirian"

Aku melirik pada Agarish. Benar saja, sejak tadi dia duduk sendirian di kursi bagian luar.

"Yaudah bubye Allen ku sayang"

"Bye juga. Baek-baek loh ama suami"

Aku tidak menanggapi lagi candaan Allen, lalu memilih mendekati Agarish.

"Ayok pulang"

"Loh, tapi cafe nya belum tutup Yas" dia melirik sekitar cafe yang masih ada pengunjung walau sudah sepi.

"Gapapa, biar Allen aja yang urus. Kita pulang aja. Kasian kamu nunggunya kelamaan"

"Gapapa Yas, kamu tungguin aja si Allen"

Aku berdecak lalu menatap sangar Agarish.

"Banyak bacot kau yah. Udalah ayok pulang!" aku menarik tangannya agar bangkit dari kursi.

"Kita pulang bareng aja" pintanya ketika aku hendak menuju parkiran mobil.

"Loh, terus mobil yang biasa aku pakai siapa yang bawa pulang?" Pasalnya si Agarish kan tadi datangnya naik mobil.

"Biar sopir aja yang bawa. Siniin kuncinya" tanpa banyak tanya aku memberikan kunci mobilku padanya. Lalu dia berjalan kearah mobilnya memberikan kunci pada sopir.

"Ayo naik" aku membeku.

Beneran nih dia bukain pintu padaku?.

"Kenapa bengong?"

"Eh?, enggak, enggak papa ko" aku buru-buru naik kesamping kemudi.

Setelah mobil melaju kami hanya saling diam. Canggung aja sih mau mulai obrolan.

"Emmm Yas...?"

Aku menoleh ke arah Agarish. Aku mengerutkan kening melihat dia sedikit... salah tingkah kah?. Pasalnya dia ngomongnya gak berani natap aku dan malah garuk tengkuk.

"Mau ngomong apa sih? gak jelas deh kamu" aku masih menatap dia.

"Gak jadi deh.." jawabnya sambil nyengir.

Apa-apaan manusia ini. Bukan cuman nafsunya aja yang mereng ternyata, otaknya juga ikutan.

Melihat dia yang tak ada niatan melanjutkan bicara, aku memutuskan memejamkan mata. Lumayan capek hari ini.

SEHANGAT KOPI SUSU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang