still alone

2K 266 72
                                    

Taehyung membuka mata, menghalau sapaan lembut sinar mentari yang menyapa melalui celah jendela yang tirainya telah tersingkap. Aroma lembut embun pagi pada tiap helai dedaunan hijau diluar sana begitu serasi dengan harum manis dari secangkir susu coklat hangat. Hoseok pasti sudah berada di kamarnya dan Taehyung segera mendudukan diri, pandangannya langsung tertuju pada sosok pelayannya yang tengah sibuk memilah pakaian. Ia menggeser sejengkal duduknya untuk meletakkan miniatur kelinci putih dalam genggaman ke dalam laci nakas.

"Eoh, selamat pagi tuan muda, apa tidur anda nyenyak semalam?" Sapa Hoseok dengan senyum cerah andalanya yang seolah berusaha menyaingi mentari di langit begitu berbalik dan mendapati tuan muda nya telah terduduk di ranjangnya.

Taehyung mengangguk, sudah tiga hari semenjak ia tinggal di tempat tersebut dan Hoseok menjadi pemuda yang jauh lebih banyak bicara dari sebelumnya, berceloteh tentang banyak hal seperti mengapa udara di tempat tersebut lebih sejuk, kualitas susu sapi dari peternakan di belakang kastil menjadi yang terbaik di kota itu, pelayan yang cuti, hari panen apel yang akan segera datang hingga koki istana yang baru memasok keju termahal. Tentu nyaris semuanya bukan sesuatu yang perlu Taehyung dengar dan lagi-lagi Hoseok hanya dibalas bungkam namun, hal tersebut tak menyurutkan semangat pelayan itu untuk bercerita dan tak sedikitpun menghilangkan nada antusias ditiap berita harian yang disampaikannya.

Hoseok mendekat dan membawa gelas yang sebelumya ia isi dengan air dari teko keramik yang memiliki ukiran mawar, membiarkan sang tuan muda menyegarkan kerongkongannya. "Koki istana menyiapkan susu coklat hangat dan roti panggang dengan isian keju untuk anda," ucap Hoseok, meletakkan nampan makanan yang ia bawa ke atas meja kecil yang ia letakkan di ranjang Taehyung, hafal betul kebiasaan tuannya yang lebih menyukai memulai pagi dengan sarapan sebelum beraktifitas, "ngomong-ngomong, ini adalah keju mahal yang kepala koki datangkan kemarin," ucap Hoseok sembari berbisik dan terkikik setelahnya.

Taehyung hanya berdehem menyuapkan potongan kecil roti panggangnya ke dalam mulut dan mengernyit setelahnya, itu bukan seleranya. Memundurkan piringnya dan berganti meraih cangkir susunya untuk menghilangkan rasa asing yang tak ia sukai.

"Mana yang ingin anda pakai hari ini," ucap Hoseok sembari menunjukan dua stel pakaian di masing-masing tangannya, "yang hitam atau yang hitam?" Pelayan tersebut sedikit meringis, sadar jika pakaian di kedua tangannya memiliki warna dan desain nyaris serupa, begitupula dengan sederat pakaian lainnya yang masih tergantung apik di lemari.

"Apa semua pakaian disana berwarna hitam?" Tanya Taehyung.

Hoseok mengangguk, "tuan besar sangat menyukai warna hitam jadi kami fikir anda akan memiliki selera serupa, maaf apa anda tidak suka?"

"Aku ingin warna lain."

"Saya akan meminta perancang busana membuatkan anda pakaian yang anda suka," ujar Hoseok, menyanggupi begitu saja keinginan kecil sang pangeran.

Taehyung mengangguk, ia menurunkan kedua tungkainya dan berdiri, membiarkan Hoseok mengurus tubuhnya. Membasuh dan mengganti pakaian tidurnya dengan setelan celana panjang dan kemeja hitam yang memiliki aksen garis kecil, menata surai ikal yang sedikit memanjang dan setelahnya berjongkok untuk memakaikan sepasang sepatu, "anda harus mulai belajar memakai pakaian sendiri tuan muda, rasanya sedikit tak pantas jika saya setiap hari harus membantu anda berpakaian," ucap Hoseok sembari mengikat simpul sepatu milik Taehyung, hanya dalam tiga hari pelayan muda tersebut mampu berbicara santai dengan tuannya, meski dingin Taehyung bukan seorang pangeran dengan perangai buruk dan tiran, Hoseok menerka mungkin tuannya hanya tak terbiasa bertegur sapa dengan hangat dunia.

"Kau keberatan untuk itu?" Tanya Taehyung lagi.

"Tentu tidak, hanya saja saya membayangkan jika saya berhalangan datang karna sakit atau alasan mendesak lain, anda tentu tak akan suka pelayan wanita yang mengambil alih tugas itu bukan?"

Taehyung hanya berdehem, ia melempar pandang pada jendela besar disisinya, nyatanya tempat ini sama dinginnya, sama sunyi dan membuat jiwa gersang Taehyung kembali menjerit sepi. Selama berada disana hanya Hoseok satu-satunya yang berinteraksi dengannya, meski berisik tapi setelah membereskan urusan paginya Hoseok biasanya akan keluar dan melakukan pekerjaan lain yang entah apa hingga menjelang makan siang. Ada juga seorang gadis muda yang merupakan pelayan bernama Susan sesekali datang mengantar hidangan sekaligus merapikan ruangannya, namun gadis itu tak banyak bersuara, hanya mengatakan maksud kedatangannya dan berlalu begitu saja. Bahkan wajah dengan garis matang usia milik nyonya Park tak lagi ia jumpai setelah hari itu.

"Apa rencana anda hari ini tuan? sudah tiga hari dan anda hanya berdiam diri di kamar," ucap Hoseok.

Taehyung menghela nafas, otaknya bekerja mencoba memikirkan aktivitas apa yang akan ia lakukan, kebiasaanya dulu memang hanya berada di kamarnya setelah jam belajar.

"Anda ingin bermain di halaman? Saya punya ketapel yang biasa saya gunakan untuk mengambil apel yang tinggi, mungkin anda juga tertarik melakukannya atau mungkin anda ingin bermain bola?" Tanya Hoseok sembari memberi usul saat sang tuan muda tak kunjung bersuara.

Taehyung menatap Hoseok, "aku akan berjalan-jalan keluar."

Hoseok mengangguk dan tersenyum, "saya akan mengantar anda sampai pintu utama, tempat ini sangat besar, ada ratusan kamar dan saya tidak ingin sampai anda tersesat."

Keduanya berdiri, Hoseok melangkah lebih dahulu membukakan pintu kamar dan mempersilahkan Taehyung keluar. Taehyung perlahan melangkah melewati pintu menatap lorong lantai dua dimana kamarnya berada, disana terdapat beberapa deret pintu dengan jarak cukup jauh satu sama lain yang Taehyung yakini sebagai kamar-kamar, "Hoseok, siapa saja yang ada di lantai ini?"

Hoseok terdiam sejenak, "eum-tidak ada, hanya anda, lantai ini hanya diisi kamar utama anggota keluarga."

Taehyung mengerutkan kening dan memandang wajah pelayannya yang meringis canggung, "benarkah? Aku sering mendengar suara rintih dan tangisan saat malam."

Meski tak kentara tapi bisa Taehyung Tangkap bahhwa Hoseok sempat mengusap telapak tangan pada kain celana, agaknya tangan itu berkeringat lantaran gugup "I-itu-"

"Apa yang kalian lakukan?" Suara dengan nada tegas dan tajam membuat Taehyung segera menoleh dan menatap seseorang yang baru saja datang mendekati keduanya dengan sorot mata mengintimidasi, gaun hitam sepanjang betis tertutup apron putih, rambut berubannya masih tersanggul rapi dengan tusuk rambut sederhana, nyonya Park.

"Tidak ada nyonya, saya hanya akan mengantar tuan muda untuk keluar dan berkeliling di halaman depan," ucap Hoseok, nyonya Park tetap tak menghilangkan gurat tajamnya sekalipun si pelayan muda telah mengutarakan alasan. Hoseok melirik ke arah Taehyung yang memasang sorot tajam menatap wanita tua yang seolah tengah menghakiminya yang lancang meninggalkan kamar.

"Pastikan anda tidak berjalan-jalan sendiri di dalam dan luar kastil tuan muda," ucap nyonya Park saat Taehyung meminta Hoseok melangkah dengan ia mengekor di belakangnya. Taehyung tak menjawab meski saat akan menuruni tangga ia sempat kembali menatap tempat dimana kepala pelayan itu berada.

Di depan bangunan kastil yang memiliki hamparan rumput hijau luas Taehyung menghabiskan harinya seorang diri, tak masalah karna ia telah terbiasa berkawan sepi. Tempat itu teramat lapang, sejauh mata memandang hanya menjumpai hijau rerumputan yang terpangkas rapi, jarak pohon terdekat beratus meter dari tempat Taehyung berdiri, sementara jika ia berbalik badan di belakangnya terdapat jalan utama menuju kastil dengan deretan pohon apel yang nampak kecil dari jarak pandang mata elang pangeran Kim. Ia melempar bola dan memukulnya dengan tongkat, Hoseok meminjamkan barang itu sebelum meninggalkan Taehyung, sekeranjang bola disampingnya hanya tinggal beberapa, mentari tak terlalu terik menyapa meski butir keringat mulai menitik di wajah tampannya namun, tersapu oleh sepoi angin sejuk yang juka menerbangkan dedaunan disana. Hoseok tak salah jika mengatakan tempat ini memiliki tatanan alam terindah di dunia.


































20.Februari.2021

Secret GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang