Jeon Jungkook

1.4K 189 68
                                    

Yang garis miring flashback percakapan Taehyung Jimin siangnya ya...
.

.

.

.

.















Taehyung kembali menyelinap keluar malam ini, tubuhnya dibalut piama dan mantel tebal namun, tujuan pertamanya bukanlah kamar sang sepupu. Ia berjalan berlawanan arah dari lorong tempat kamar Jungkook berada. Jimin mengatakan bahwa lantai dua dan tiga bangunan kastil diisi oleh kamar keluarga, pada lantai kedua hanya ada kamarnya dan Jungkook yang terisi, selebihnya ruangan itu nampak kosong meski terlihat rapi karna selalu dibersihkan.

Taehyung mulai melangkah pada lantai tiga bangunan, yang konon dulunya adalah kamar tidur juga ruang pribadi milik sang nyonya rumah, atau ibu dari Jungkook.

Udara terasa lebih dingin kala Taehyung menapaki satu persatu anak tangga disana, suara langkahnya tak menggema, teredam oleh karpet tebal yang menutupi permukaan lantai. Pemandangan yang di dapati kala ia sampai ujung anak tangga lantai tiga adalah lorong yang sedikit lebih gelap, tak banyak lentera yang menyala, lukisan dengan bingkai raksasa memenuhi dinding, tak terlalu jelas terlihat karna minimnya pencahayaan. Berbeda dengan lantai dua yang masih memiliki beberapa ruangan, di lantai tersebut hanya terdapat dua buah pintu.

Taehyung memilih berbelok ke arah kanan saat melihat pintu besar dengan hiasan mozaik indah di sisinya, nampak berkilau karna sinar di kanan kiri. Jika bisa Taehyung gambarkan bahwa kastil ini mengerikan tatkala malam hari karna sebagian penghuninya memilih berdiam diri di tempat masing-masing, maka lantai tiga bangunan ini mungkin bagian yang paling mengerikan, karna sunyinya bahkan seolah Taehyung dapat mendengar degup jantungnya sendiri, dan dingin di ruangan ini terasa janggal, mungkin karna pemiliknya telah lama pergi dan pelayan hanya membersihkan sesekali.

Tepat di depan pintu tersebut Taehyung langsung mendorongnya, menyebabkan derit suara gesekan kayu dengan debu yang mungkin telah menumpuk. Ia meraba dinding, menarik sebuah tali yang menghubungkan dengan lampu kristal gantung di tengah ruangan.

Seketika ruangan tersebut menjadi terang, perabotan mewah dan mahal mendominasi dekorasi ruang, terlihat berdebu dengan vas berisikan mawar layu, sebuah lukisan indah yang Taehyung kenali sebagai wajah ibu dan bibinya berada di tengah ruangan, keduanya tertawa bersama, duduk di atas sebuah ayunan dengan hamparan mawar mekar yang menjadi latar belakang, Taehyung seolah mendengar tawa anggun keduanya, Jimin bilang ibu dan bibinya adalah gadis tercantik pada masanya, banyak pangeran datang untuk mempersunting tanpa mempedulikan bahwa keduanya hanya pendatang dan ras Asia dalam darah mereka.

"Kau tau, keduanya tumbuh layaknya mawar merah di ladang tandus, tak ada yang mampu menandingi keindahan paras mereka, rambut keduanya hitam legam bagai langit malam, kulitnya seputih salju dengan ranum di kedua pipi layaknya delima, keindahan mereka menyebar ke penjuru negri, membuat banyak pria bangsawan datang demi meminang salah satu diantara mereka, akan tetapi semuanya tak ada yang menarik perhatian keduanya," ungkap Jimin yang mana mengingatkan Taehyung pada sosok indah Jungkook yang ia temui semalam, benar mereka sangat mirip.

Taehyung mendekat pada meja rias di salah satu sudut ruangan disana, figura berjejer memperlihatkan bahwa pemilik kamar adalah sosok yang dicintai dengan kehidupan penuh bahagia. Di otaknya terngiang suara Jimin yang menceritakan kehidupan ibu dan bibinya yang menjadi cerita luar biasa di istana megah ini.

"Lalu, dua pangeran datang melamar keduanya, kau pasti tahu siapa pangeran beruntung itu," Jimin tertawa memandang Taehyung, "ya tentu saja ayahmu dan tuan besar kami, paman mu."

Secret GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang