First Step

301 45 14
                                    

Kutukan itu terpatahkan. Hadirnya bukan lagi rahasia yang disembunyikan. Seolah merayakan kehidupan barunya kastil megah itu tampak lebih hidup dan berwarna. Para penghuninya menyambut suka cita kehadiran sang pangeran di tengah mereka. Meja makan tak lagi kosong. Suara tawa memenuhi ruang tiap waktu menhilangkan suasana suram masa lalu.

Ketiga pemuda itu kembali menghabiskan waktu di kebun rahasia. Membaca buku, memainkan permainan kartu atau hanya sekedar melempar kata-kata lucu yang mengundang tawa.

Jungkook tersenyum, ia duduk di sisi kolam. Memetik bunga lily putih yang mekar. Di dekatnya Taehyung tengah memanjat rendah batang pohon, mengintip sangkar burung kecil yang tengah mengerami telurnya. Jimin berada di atas ayunan, duduk dan memandang sekitar merasakan kenyamanan.

"Ku rasa telurnya akan menetas tak lama lagi," ucap Taehyung yang turun dan berjalan mendekat ke arah sang sepupu.

"Benarkah? Akan ada berapa anak burung nantinya?"

"Jika itu berhasil, ku rasa tiga."

Jungkook mengangguk, meletakan bunga yang ia petik pada keranjang. Ia akan meminta Hoseok untuk memajangnya di nakas dalam kamar.

Tak

"Aakh!" Taehyung mengaduh saat merasakan benda mendarat di kepalanya. Ia menoleh ke belakang, mendapati Jimin sebagai pelaku yang melemparkan bola ke arahnya tengah tertawa.

Tak tinggal diam, Taehyung mengambil bola yang kini tergeletak ke di sisinya. Mengejar Jimin yang langsung melompat turun dari ayunan karena Taehyung akan membalasnya.

Keduanya berkejaran, saling melempar bola kasti dan tertawa saat mengenai sasaran.

Sementara itu Jungkook terpaku di tempatnya, menatap kakinya yang lunglai lalu mengulas senyum, ia menghela nafas dalam menahan air mata agar tak menitik sekarang. Dalam hati terus merapalkan bahwa tak seharunsya ia bersedih, kebahagiaan ini cukup dan tam sepatutnya dirinya menjadi serakah dan tak tahu diri.

Ia kembali mengangkat pandang, mendapati Taehyung dan Jimin yang berjalan mendekat. Masih ada sisa tawa diantara keduanya diantara nafas yang terengah karena berlarian.

Taehyung berlutut di dekat Jungkook, "kau ingin ikut bermain bersama kami?" Tanya Taehyung yang mana membuat Jungkook terkejut. Saat mampu mencerna pertanyaan Taehyung kening Jungkook berkerut, ia menarik jemarinya dalam genggaman Taehyung, "apa kakak mengolok ku?"

Taehyung kembali meraih jemari Jungkook untuk digenggam. Sementara Jimin berdiri di samping Taehyung dan tetap diam mendengarkan.

"Apa aku mungkin melakukan itu?" Tanya Taehyung yang membuat raut tersinggung Jungkook perlahan memudar.

Mata bulat itu menelisik manik elang milik yang lebih tua dan tak mendapati apapun selain ketulusan saat menatapnya.

"Bukankah aku sudah berjanji akan membuat mimpimu menjadi nyata?" Tanyanya mengingatkan pada mimpi yang lernah Jungkook ceritakan. "Kita akan berlarian bersama di atas rumput dengan disaksikan bunga yang mekar."

"Tapi itu mustahil," lirih Jungkook, "aku baik-baik saja dan tak pernah menganggap janjimu adalah hutang yang harus kau tepati kak, aku bahagia hanya dengan membayangkannya saja."

Taehyung menatap lamat bola mata Jungkook yang bergetar menahan tangis, "tapi aku tidak pernah mengingkari janjiku Jungkook, aku tidak pernah berdusta seumur hidupku."

Jimin mendekat, menyela percakapan keduanya, "tuan muda, sepertinya harus melihat sesuatu."

Taehyung menatap Jimin dan pemuda itu mengangguk. Mereka membantu Jungkook untuk duduk di kursi rodanya, mendapat tatapan bingung dari yang lebih muda.

Jimin mendorong kursi roda tuan mudanya, menuju pintu lain kebun yang mengarah pada ladang rumput luas dan berbatasan dengan hutan.

Lantas di balik satu pohon rimbun langkah dua orang itu berhenti, membiarkan Jungkook menyaksikan pemandangan di depannya di atas kursi roda.

Taehyung mensejajarkan tingginya dengan Jungkook, ikut menatap pada objek yang membuat Jungkook terdiam, "anak rusa itu baru lahir," ucapnya yang mana membuat Jungkook menatapnya.

"Baru lahir?"

Taehyung mengangguk, "lihat, dia berusaha berdiri di atas kakinya, dia jatuh berkali-kali dan tidak menyerah."

Jungkook kembali menatap anak rusa yang tengah belajar berdiri ditemani induknya yang berusaha memberi dorongan di tubuhnya.

"Kau bilang belum pernah belajar berjalan bukan?"

Jungkook mengangguk, "ya, nyonya Park tidak mengizinkanku belajar berjalan karna saat itu katanya aku nyaris mati."

Taehyung tersenyum, "kalau begitu, sekarang kau harus mencobanya, tak apa jika nantinya jatuh atau memang tak bisa, aku pastikan kaki akan selalu ada untuk tetap mengantarmu kemanapun yang kau mau." Ia menggenggam jemari Jungkook, "aku ingin kau mencobanya hari ini, belajar berjalan seperti bayi rusa itu. Namjoon bilang kaki mu baik-baik saja dan justru berbahaya jika tak kau gunakan lebih lama."

"Aku tidak akan membiarkanmu jatuh Jungkook, jadi jangan khawatirkan apapun."

Jungkook menatap Taehyung, ada keraguan di hatinya karena selama ini ia tak pernah melakukannya. Kemudian ia mendongak untuk menatap Jimin yang memberikan anggukan meyakinkan, "saya juga pasti akan membantu dan tidak akan membiarkan anda terjatuh tuan muda."

Taehyung tak membiarkan keraguan itu lebih lama di hati Jungkook. Dengan perlahan ia membantu Jungkook untuk berdiri.

Tak semudah yabg mereka ingini. Kaki pemuda itu lemas tak bertenaga, ototnya mungkin mengecil karna tak ada pergerakan berarti meski dokter probadinya selalu memberi terapi.

Jungkook nyaris terjeremap berulang kali, tapi tangan Taehyung tak pernah lepas memegangi dan Jimin selalu berada di belakangnya untuk menjaga keseimbangannya yang masih goyah.

Kesulitan itu tak mereka lalui dalam waktu sehari. Bahkan saat akhirnya rusa kecil itu dapat berlarian mengitari perkebunan, Jungkook masih berusaha memantapkan pijaknya pada tanah. Kakinya seberti batang kayu yang kaku namun, bersamaan terasa tak memiliki tulang dan tak kuat menapak pijakan.

Jungkook nyaris menyerah, menangis di hadapan Taehyung yang memberinya pelukan tapi tak mengizinkannya mengalah.

Maka hari itu, saat  apel di kebun memerah dan siap untuk di panen. Jungkook mampu menggerakan kaki kanannya, melangkah seperti bayi rusa kecil yang baru terlahir ke dunia.

Sorak sorai Jimin dan Taehyung lepas, keduanya terus menyemangati hingga satu langkah itu berubah menjadi langkah ke dua, ke tiga dan kesepuluhnya.

Matahari nyaris tergelincir menyambut petang. Tetapi ketinganya masih berada di dalam kebun. Berlarian di antara hamparan bunga yang mekar.






















 Berlarian di antara hamparan bunga yang mekar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













10.Oktober.2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang