Chapter 8

35 10 2
                                    


Bukan..
Ini bukan mau ku..
Hanya saja..
Tuhan menjatuhkan hatiku pada mu
Sejak saat itu..

-'-'-'-

Kringggggg..

Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 siang. Dimana jam yang menunjukkan tanda jam belajar akan berakhir hari ini.
Satu persatu siswa/i mulai meninggalkan sekolah nya. Lain dengan Aisyah, gadis ini sedang menemani sahabatnya yang 'katanya' ada rapat anggota Rohis di SMA nya.

Aisyah tengah duduk di salah satu bangku yang ada di luar ruangan tempat Fatimah rapat. Bosan? Ya itulah yang tengah Aisyah rasakan. Bagaimana Aisyah tidak bosan, hanya dia seorang diri di luar, selain orang-orang di dalam ruangan itu.

Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki seseorang menuju Aisyah.

Demi apa Aisyah anaknya parnoan guys:v

Langkah kaki itu terdengar pelan tapi pasti di telinga Aisyah, Aisyah tidak bisa memberanikan kan diri nya untuk menoleh ke arah asal suara itu.

"Lo Aisyah kan?!". Tiba-tiba saja suara seseorang mengagetkan Aisyah.

"Allahuakbar!". Lantas Aisyah kaget mendengar suara yang tiba-tiba saja terdengar olehnya.

Laki-laki itu hanya tersenyum melihat Aisyah kaget karena ucapan nya.

"Rav..". Belum sempat Aisyah menyelesaikan ucapannya, tapi laki-laki itu sudah lebih dahulu memotongnya.

"Iya, gue Rava".

Aisyah hanya diam dan menundukkan kepalanya.

"Thanks ya Syah..". Kata Rava.

"Hah? Buat apa?". Tanya Aisyah.

"Tadi lo udah belain gue". Kata Rava, tidak lupa dengan sunggingan senyum yang hampir tidak di sadari oleh siapapun yang melihatnya.

"O-oiya, sama-sama Rav, lagian aku tau kamu pasti murid baik-baik". Sahut Aisyah terbata, Aisyah hanya bingung. Bukan kah Rava yang sedang berbicara dengannya adalah Rava yang judes di maksud Fatimah?.

"Gue boleh duduk di situ?". Kata Rava menunjuk ke arah kursi di samping Aisyah.

"Hah?.. tapi kita ngga boleh dud..". Untuk kesekian kalinya Rava memotong ucapan Aisyah.

"Iya.. gue tau Syah. Gue cuma ngambil kursi nya buat duduk, gue enggak duduk di samping Lo kok. Lagian gue tau kita ada batasan". Kata Rava. 'Tapi gue mau kita enggak ada batasan suatu saat nanti' gumam Rava dalam hati.

"O-o-oh iya.. silahkan Rav, hehehe". Demi apa, Aisyah benar-benar malu.

"Gue kesini nungguin temen gue, jadi lo tenang aja. Gue enggak bakalan macem-macem kok Syah". Kata Rava.

"Iya Rav". Kata Aisyah.

Setelah Aisyah menanggapi ucapan Rava, terjadi keheningan beberapa saat. Aisyah hanya melamun, entah apa yang ada di pikirannya saat ini.

Berbeda dengan Aisyah, Rava bukanlah laki-laki yang bisa menjaga pandangannya. Diam-diam Rava memperhatikan wajah Aisyah. Bulu mata yang lentik, wajah yang cantik bersih, juga Khimar yang menjadi pelengkap kecantikan Aisyah di mata Rava.

"Baru kali ini gue tertarik sama cewek pakai jilbab kaya Lo Syah. Lo tu gemeshin banget buat gue, gue yang biasanya sering bentak-bentak cewe ataupun cowok, sekarang kalau gue liat lo bawaannya pengen ngelembutin lo aja terus". Kata Rava dalam hati.

"Woyyy Broo!!". Teriak Ilyas dari ambang pintu menuju ke arah Rava.

"Ckck!". Rava berdecak kesal, temannya itu sudah mengganggu Rava yang tengah nyaman memandang wajah Aisyah. Kemudian Rava berdiri dan melangkahkan membiarkan temannya itu memanggil manggil namanya sambil menyusulnya.

Siapa Dia? (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang