Chapter 12

25 9 1
                                    

Happy Reading♡

"Pokoknya kamu harus perbaiki nilai kamu, Papah nggak mau tau!" Bentak Abraham.

Nouvan langsung pergi masuk ke dalam kamar dengan membanting pintu yang keras.

Tidak lama ada suara ketukan pintu kamar Nouvan, tetapi Nouvan sama sekali tidak menghiraukan ataupun berniat untuk membukakan pintu kamarnya.

"De.. Ini mamah. Mamah masuk ya.." Kata Sayyidah.

Ceklek..

Ketika Sayyidah masuk, betapa kagetnya dia melihat buku yang sudah bertebaran di seluruh penjuru kamar.

Sayyidah lantas menghampiri anak nya yang sudah dari tadi berbaring di atas kasur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuh anaknya.

"De.." Panggil Sayyidah sambil membuka selimut anaknya.

Nouvan hanya sedikit memberontak ketika Mamahnya membuka selimutnya, setelah itu dia menangis sesenggukan sambil memeluk Mamahnya.

"Nouvan capek mah.. Nouvan nggak suka di bandingkan sama bang Rizieq. Nouvan itu nggak sepintar bang Rizieq. Papah selalu memaksakan kehendaknya, tanpa memikirkan orang yang menjalaninya!!! Hiks Hiks Hiks" Kata Nouvan.

"Iya sayang, Mamah ngerti kok perasaan Nouvan. Kamu tau sendiri kan Papah kamu gimana. Dia cuma mau yang terbaik buat anak-anaknya.." Jelas Sayyidah.

"Emangnya bener Papah mau yang terbaik buat anaknya? Kalo emang iya, kenapa Papah selalu bersikeras nyuruh Nouvan melakukan hal yang bukan fashion Nouvan. Terus kenapa Papah nggak pernah nanya apa yang Nouvan mau? Hiks hiks hiks.."

Sayyidah tidak bisa menjawab semua yang dikatakan Nouvan. Dia tau bagaimana perasaan Nouvan yang tertekan, dia juga tau bahwa suaminya memanglah tipe orang yang keras.

Rizieq yang berada di ambang pintu, mendengar semua perkataan Mamah dan Adiknya di dalam kamar. Ingin rasanya Rizieq langsung menemui ayahnya, tetapi dia urungkan. Dia tidak mau nantinya Mamahnya yang menjadi sasaran dari amukan Papahnya.

Rizieq berjalan mendekati sang adik dan mamahnya, lalu duduk di samping Nouvan.

"Lu kuat loh de, kenapa lu nangis.. biasanya juga lu main game banyak ngebacot" Kata Rizieq.

"Paan sii bang ah, ada Mamah ini lu ngomong kasar gitu" Kata Nouvan sambil menyenggol tangan Rizieq.

"Nanti gue traktir martabak dah, tapi lu jangan ngamuk lagi" Kata Rizieq.

"Ehehe iya bang iya" Kata Nouvan yang tiba-tiba raut wajahnya berubah jadi senyuman merona. Sudah di pastikan semua ini cuma karena martabak kesukaannya.

"Nah gitu dong Ade gue jangan nanges nangesan, anak cowok ko nangessss" Ejek Rizieq. Ejekan yang sengaja dia lakukan supaya adik satu-satunya tidak terlalu memikirkan perihal hal yang sudah terjadi.

"Udah udah, nanti malah runyem lagi kalau kalian yang adu mulut. Gini Van, nanti Mamah coba carikan guru privat buat kamu" Kata Sayyidah.

"Tapi Nouvan nggak mau yang kayak bapak ibu di sekolah. Nouvan pengen yang nggak ngebosenin Mah" Kata Nouvan.

Sayyidah mengangguk paham pada anaknya sambil mengusap kepala sang anak. Setelah itu mereka bertiga membersihkan diri karena sebentar lagi adzan sholat maghrib berkumandang.

Sayyidah menyiapkan sholatnya di kamar, sedangkan Nouvan, Rizieq dan sang Papah menuju mesjid terdekat untuk sholat berjamaah.

Setelah melaksanakan sholat maghrib dan isya, keluarga ini berkumpul di meja dapur untuk makan malam.

Siapa Dia? (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang