16

20.9K 1.8K 450
                                    

Jaehyun dan Taeyong telah kembali ke Korea setelah menghabiskan liburan dua harinya disana. Sebenarnya Taeyong sempat merajuk, pasalnya ia begitu asik hingga tak mau pulang. Jaehyun sedikit bingung mengatasi istrinya yang bahkan mendiamkan dimalam terakhir, namun ia telah berjanji untuk mengajak Taeyong liburan lain waktu lagi.

"Masih marah?"

Taeyong menggeleng kecil, tak sekalipun menoleh atau menyahuti, ia sibuk memakan sarapannya dengan diam.

"Aku berjanji, setelah menyelesaikan pekerjaanku, kita akan berlibur keluar negeri. Bukankah kau sangat ingin mengunjungi negara maple?"

"Sudahlah tidak usah berjanji" rengut Taeyong mencebikkan bibirnya.

"Aku bersungguh-sungguh, sayang" wajah Jaehyun tampak meyakinkan, tentu saja ia tak bisa berlama-lama didiami oleh pujaan hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku bersungguh-sungguh, sayang" wajah Jaehyun tampak meyakinkan, tentu saja ia tak bisa berlama-lama didiami oleh pujaan hatinya.

"Baiklah, jika itu omong kosong, aku akan menyita isi dompetmu satu bulan penuh tanpa terkecuali"

Hah, Jaehyun terperangah. "Tapi—"

"Serta semua blackard milikmu" lagi, Jaehyun melotot kaget. Apa Taeyong berniat menghabiskan hartanya dalam sekejap?

"Baiklah. Itu tidak akan terjadi karna kita pasti akan liburan lagi" ujar Jaehyun dengan mantap.

"Hm" Taeyong hanya bergumam mengiyakan.

Jaehyun merapihkan pakaian kerjanya, ia telah menghabiskan sarapan yang Taeyong buat dengan gigih. Meski tak jarang Jaehyun memarahi Taeyong yang ikut bersikeras mengerjakan tugas sebagai istri. Bukan apa, Jaehyun hanya tidak ingin si mungil kelelahan dan berakibat buruk dengan calon bayinya.

"Cium dulu. Jangan tekuk wajahmu seperti itu" alhasil Taeyong senyum terpaksa hingga membuat wajahnya aneh, dan itupun cukup mengibur pagi Jaehyun.

"Aku pergi, jaga dirimu"

"Iya Jaehyun!" Seru Taeyong dari pintu, dia benar-benar jengkel melihat tingkah suaminya yang semakin tengil. Dan hal selanjutnya yang ia lakukan adalah menghubungi sahabat dekatnya.

"Halo, Ten" ucap Taeyong saat telepon sudah tersambung.

"Hah a-apah ahh"

Terdengar suara aneh dari seberang, pikiran Taeyong melantur, ia takut terjadi suatu hal buruk pada lelaki Thailand itu.

"Kau tidak apa? Apa yang terjadi"

"Shh tidak ahh k-kenapa?"

Taeyong memandang aneh ponselnya. "Bisa kerumahku, Jaehyun baru saja berangkat kekantor" tutur si mungil dengan ceria, tak sadar ia mengelus perut buncitnya yang terlapis pakaian.

"T-tentu ahh setelah ini"

Dan sambungan telepon terputus secara sepihak. Taeyong jadi berpikir, mungkinkah Ten sedang melakukan itu? Pasalnya ia mendengar suara desahan dan geraman  lain dari seorang lelaki? Apa benar? Atau mungkin Ten sedang kepedasan?



Oh Hyunie ! [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang