O7

40.1K 2.4K 173
                                    





***


"Tidak peduli! Aku ingin itu! Sekarang, Jaehyun!" seru Taeyong dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada, membuang wajah tak ingin melihat sosok tampan disampingnya.

"Tapi hyung- ini tengah malam. Tidak ada yang menjual jagung bakar dijam segini" Jaehyun menatap gusar jam dinding yang ia tempatkan dikamarnya, pukul dua dini hari. Yang benar saja! Taeyong dengan sikap manja dan tak mau dibantah menginginkan jagung bakar sekarang?

"Besok saja ya hyung, aku mengantuk sekali. Aku janji akan membelikan tokonya sekalian untuk hyung" Jaehyun menutup mulutnya kala akan menguap lebar, dia benar-benar diambang kesadaran.

"Baiklah terserah. Aku akan tidur dikamarku sendiri sampai mommy dan daddy pulang"

"Oke oke!" seru Jaehyun menahan kepergian Taeyong, matanya terbuka lebar dengan helaan nafas panjang. Semakin hari Taeyong semakin aneh, meminta sesuatu dengan rengekan panjang. Well, sebenarnya Jaehyun tak keberatan akan itu, toh uangnya masih banyak. Hanya saja ancaman mungil benar-benar meresahkan!

Orang tua mereka sedang melakukan perjalanan bisnis ke Eropa, sekalian bulan madu. Ck, Jaehyun yang mendengarnya merasa jengah, iri lebih tepatnya. Sudah tua masih saja menebar keromantisan, kan Jaehyun juga ingin! Tapi Jaehyun senang, ia bisa menghabiskan dua minggu ini dengan Taeyong tanpa takut akan privasi.

"Hyung tidur lagi saja, aku akan membangunkanmu jika sudah membelinya"

"Terimakasih Jaehyun-ku" Taeyong tersenyum cerah tanpa beban layaknya anak kecil yang mendapat mainan, Jaehyun yang melihat itu selalu jatuh cinta disetiap detiknya. Mengecup singkat kening si mungil dan menuruni ranjangnya. Tangan kekar itu membaringkan snag kekasih hingga terbaring ditempatnya semula dan menaikkan selimut seperti sedia kala.

"Ada apa menelepon ditengah malam, Jae. Aku benar-benar akan menghajarmu besok disekolah" suara serak menahan kantuk sangat terdengar dari seberang, namun Jaehyun dan segala egonya tak memperdulikan itu.

"Apa kau tau dimana penjual jagung bakar dijam segini?"

"Hah! Kau meneleponku hanya untuk urusan tidak penting seperti ini! Kau-"

"Berhenti mengomel seperti mommyku, cepat katakan saja, Taeyong sudah menunggu" potong Jaehyun dengan kesal, Johnny benar-benar berisik.

"- oh untuk Taeyong hyung. Seharusnya aku sudah menduga hal ini" suara itu mulai merendah. "Kurasa aku melihat pasar malam yang menjual makanan itu dipusat kota dekat sekolah dasar kita dulu, kau bisa ke-"

"Oke" putus Jaehyun sebelum mematikan sambungan telepon secara sepihak, ia memutarkan stir mobilnya menuju tempat yang dimaksud sahabatnya. Tanpa tahu jika sosok itu memakinya dengan berbagai umpatan kekesalan.

"Jung Jaehyun matilah kau brengsek! Sialan, mengganggu tidurku saja"






***



"Jaehyun, kau mau?" Taeyong menyodorkan jagung bakar pada Jaehyun yang telah digigit dibeberapa bagian.

"Tidak, hyung. Habiskan saja" Jaehyun menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang, menatap minat sang hyung yang lahap makan disampingnya. Sangat cantik untuk ukuran seorang lelaki, bahkan perempuan dan uke disekolahnya tak secantik Taeyong. Mata bulat dengan bola mata mengangumkan, hidung mancung dengan rahang tegas. Namun bibir sexy itu mengalahkan segalanya, apalagi jika sedang mendesahkan nama Jaehyun disela kenikmatannya.

Oh Hyunie ! [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang