22.00
"Ugh, Jaehyun kenapa sih tidak pulang-pulang?" Desis sosok yang sedari tadi menunggu kepulangan suami disofa kamarnya.
Jemari lentiknya tak henti henti menyentuh beberapa nomor telepon yang akan tersambung dengan suaminya disana. Namun kegiatan yang ia lakukan selama dua jam itu belum membuahkan hasil.
Aktif, namun tak mengangkat panggilan dari sang ratu yang sudah resah dan khawatir dirumah.
"Menyebalkan!"
"Apa yang ia lakukan hingga jam segini belum pulang?!" Kembali Taeyong berseru seorang diri. Tak ia pedulikan rasa kantuknya, rasa khawatir lebih mendominasi.
"Awas saja jika ia melakukan yang tidak-tidak... " Taeyong membayangkan akan memutus penis gagah suaminya nanti jikalau apa yang menjadi asumsinya benar.
"T-tapi... Jaehyun kalau lembur akan mengabariku dulu, kenapa sampai sekarang belum ada kabar" Taeyong menatap nanar kesembarang arah.
Tidak munafik, Taeyong begitu takut akan sesuatu yang mengalihkan perhatian Jaehyun darinya. Tapi, bukankah Jaehyun sudah berjanji untuk sehidup dan semati padanya pada upacara pernikahan, lantas apalagi yang Taeyong khawatirkan?
Tak berapa lama, Taeyong merasakan tendangan kecil diperutnya.
"Ugh, baby belum tidur?" Sebelah tangan Taeyong mengelus perut buncitnya, rasa bahagia selalu terasa ketika bayi kecilnya menunjukkan pergerakan didalam sana.
"Apa? Baby kangen daddy?"
"Sabar ya, daddy sedang bekerja, cari uang untuk kita. Baby tidur saja ya sudah malam" suara bak melodi itu mengalun damai, seperti menjadi obat penenang.
Terasa sedikit tendangan lagi, dan kini Taeyong tertawa kecil "Iya iya, nanti papa akan tidur. Setelah daddy kita pulang"
Merasa bosan, Taeyong beranjak menuju tempat tidurnya. Berjalan dengan sebelah tangan memegang belakang pinggangnya, belakangan ini berat badannya semakin naik, membuat beberapa lemak membentuk disetiap sisi kulit mulusnya.
mungkin sedikit berbaring mengurangi rasa over thinking nya.
Tapi, sekali lagi Taeyong tak ingin menyerah. Ia kembali menghubungi suaminya dengan doa yang merapal dalam hati.
Hingga detik-detik pertahanannya runtuh, sambungan telepon itu terhubung. Namun Taeyong mengernyit bingung kala mendengar suara musik yang seperti ingin memecahkan speaker teleponnya.
Jantung Taeyong berdetak kencang, ia tak bodoh bahwa Jaehyun-nya kini mungkin berada di bar, atau tempat karaoke.
"J-jaehyun... "
Lama tak terdengar balasan dari sana, hingga Taeyong kembali memanggil nama suaminya.
"Jaehyun"
"Jaehyun? Oh jadi si tampan ini bernama Jaehyun" suara perempuan, rasanya kepala Taeyong seperti dihantam palu yang begitu besar.
"Siapa kau?! Dimana Jaehyun?! Dimana suamiku?!" Teriak Taeyong murka, tiba-tiba saja semua pikiran buruknya muncul kepermukaan, berani-beraninya Jaehyun bermain dibelakangnya! Yang bahkan dirinya sedang mengandung anaknya.
"Oh jadi dia sudah memiliki istri? Tapi suaramu seperti laki-laki... Oh aku tau, kalian hm... Ya begitulah" ujar si perempuan dengan nada bermain-main.
Taeyong menggertakkan giginya, rasa kesal marah dan kecewa bercampur.
"Dimana.suamiku." ucap Taeyong dengan penuh penekanan, seolah mengancam sosok disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh Hyunie ! [Jaeyong]
Random[ 재현 - 이태용 ] 🔞 Jaehyun itu adik yang sangat posesif. BXB, YAOI, MPREG ! MATURE ! Kurang jelas? ini cerita cowo vs cowo. Homophobic? Go away ! [Revisi] ©jayjung__