***
"Hyung, mau kemana?"
Si mungil tersentak akan kegiatan menyisir rambutnya, suara serak khas bangun tidur menyapa indra pendengarannya. Disana, Jaehyun terbaring dengan setengah bersandar pada kepala ranjang menatap tajam kearah dirinya yang telah rapih dengan pakian santai.
"Aku ingin kerumah, Ten. Ada tugas kuliah" jawab yang tua dengan senyum cerah, membuat Jung muda menatap lekat seolah tak suka mendengar jawaban seperti itu.
"Hari ini minggu, hyung. Tak bisakah menemani liburku"
"Tidak bisa, Jaehyun. Kau tahu hyungmu ini bukan orang pengangguran, banyak tugas menanti" seolah memberikan pengertian, Jaehyun menghela nafas. Imajinasinya tentang menghabiskan waktu bersama Taeyong hancur seketika karna rencana bodoh itu.
"Aku ingin bersamamu, hyung. Disini saja yah" bujuk Jaehyun yang telah berada dibelakang si pendek. Mendekatkan bibir tebalnya kearah ceruk leher sang kakak, terdapat sedikit dorongan dan elakan namun Jung muda itu tak melepas mudah kekasih hatinya.
"Jaehyun, mengertilah. Kita bisa menghabiskan waktu nanti, sekarang lepaskan aku dulu, aku harus segera kerumah Ten" balas Taeyong yang tak mau kalah.
"Jaehyun— ahn!" Taeyong memekik tertahan kala mendapat hisapan dileher belakang, bibir itu merambat menuju leher depan dan mencuri ciuman sekilas dari bibir mungilnya.
"Hyung, kau wangi sekali" puji Jaehyun dengan hidung yang mengendusi leher jenjang Taeyong, sementara sang korban mati-matian menahan desahan agar tak memperpanjang masalah.
"Lebih baik kau mandi, sudah siang" Taeyong menjauhkan dirinya dari Jaehyun, menatap memohon agar dapat ia lepas dengan mudah.
"Ck, baiklah. Tunggu aku selesai mandi, aku yang akan mengantarmu dan memastikannya sendiri" ujar Jaehyun dengan wajah masam berlalu menuju kamar mandinya. Ia hanya tidak ingin kecolongan lagi seperti peristiwa sebelumnya, dimana kepolosan sang kakak dimanfaatkan oleh teman kampusnya hingga berujung kencan. Membayangkan itu membuat Jaehyun dilanda kegusaran, ia tak kuat melepas Taeyong begitu saja.
Berbeda dengan Taeyong, dia menghela nafas ditempatnya semula. Jaehyun dan segala keposesifannya. Taeyong sebenarnya merasa jengah dan kesal karna tak memiliki ruang bebas, ia pun tak mampu menolak perangai dari sang adik yang nampak seperti raja baginya. Seolah semua titah Jaehyun adalah suatu hal yang mutlak dan Taeyong sebagai ratunya harus menuruti hal apapun yang menjadi tuntutannya.
Egonya sedikit ia tepis, berjalan menuruni anak tangga dan menyiapkan beberapa potong roti untuk sarapannya dan Jaehyun. Rumah tampak sepi, maid hanya akan datang beberapa kali dalam seminggu. Itupun untuk membersihkan rumah saja, karna Taeyong akan memasak sendiri.
Taeyong termenung mengunyah pelan rotinya. Semua yang keluarga Jung berikan padanya tak bisa ia hitung dengan nominal. Kasih sayang, perhatian, biaya hidup. Semua itu tak bisa Taeyong ganti setelah ia dewasa, ia berhutang budi. Walaupun Jaejoong dan Yunho sendiri menganggap Taeyong layaknya anak sendiri, tapi Taeyong terbayangi akan sesuatu.
Bagaimana Jaejoong yang meminta dirinya untuk menjadi anggota keluarga, dalam artian berbeda. Ia ingin Taeyong menjadi pendamping hidup Jaehyun. Itu bukan hal lumrah dimana dunia luar memandang mereka sebagai kakak beradik, Taeyong tidak yakin hidupnya akan tenang dengan cibiran yang mengudara.
Taeyong tersenyum miris, lagipula siapa yang akan menerima dirinya yang sudah kotor akan jamahan adiknya sendiri. Mengingat itu membuat Taeyong sesak, ia mengutuk Jaehyun dan obsesi gilanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh Hyunie ! [Jaeyong]
Random[ 재현 - 이태용 ] 🔞 Jaehyun itu adik yang sangat posesif. BXB, YAOI, MPREG ! MATURE ! Kurang jelas? ini cerita cowo vs cowo. Homophobic? Go away ! [Revisi] ©jayjung__