Flavor 10

1.8K 139 22
                                    

Aku sarankan untuk menyetel (?) Media yang ada di atas biar lebih terasa.

Iya, terasa sedihnya sfsgshshs
Yasudah selamat membaca 🙃
______________________________________

Gulf menghela nafas berat sebelum memutar knop pintu kamar rumah sakit di depannya. Mengingat percakapan terakhirnya dengan Mew membuat perasaannya tidak enak. Tapi ia mencoba abai dan berfikir mungkin beberapa waktu kedepan Mew akan menghubunginya lagi untuk mengingatkannya makan siang seperti biasa.

Di putarnya knop dan pintu itu terbuka. Aroma khas rumah sakit menyeruak masuk ke dalam hidung. Kakinya melangkah mendekati satu-satu nya bangsal yang berada di kamar rumah sakit itu. Gulf mendudukkan dirinya di sebelah Jane lalu membelai lembut rambut wanita itu. "Dokter bilang alergimu kambuh dan harus dirawat sampai gejalanya hilang."

"Maaf, aku tidak tahu jika kue yang aku beli beberapa hari yang lalu ternyata mengandung kacang." Ucap Jane sedikit menyesal. Ia tahu kali ini dirinya ceroboh karena membahayakan kesehatannya sendiri, ia berjanji akan lebih hati-hati lagi. Tapi Jane juga tidak bisa berbohong jika dirinya senang karena Gulf mau menemaninya di rumah sakit.

"Sudahlah tidak apa-apa. Sekarang fokus saja pada kesembuhan mu."

Jane mengangguk pelan. "Gulf jangan kemana-mana, temani aku, ya?"

Gulf akan mengangguk sebelum panggilan masuk dari ponselnya menghentikan dirinya.

"Aku angkat telfon dulu, ya?" Tanpa menunggu jawaban dari Jane, Gulf langsung keluar dari kamar rawat itu lantas segera mengangkat teleponnya.

"Apa Mew sedang bersamamu?" Tanpa Tedeng aling-aling suara tegas dari Kak Neen diseberang line langsung menyapa gendang telinga Gulf.

"Tidak. Kenapa kau bertanya padaku? Tentu saja Mew sedang di sekolah, kan?" Jawab Gulf datar.

"Kalau aku tahu aku tidak akan bertanya padamu, bodoh! Aku sudah menghubunginya tapi nomornya sama sekali tidak aktif. Aku tidak tahu, tapi perasaan ku tidak enak Gulf."

"Neen, Kamu ini kenapa? Tentu saja ia sedang mengajar kan? Sudahlah, jangan berpikir macam-macam. Setelah jam mengajarnya habis ia pasti akan kembali mengaktifkan ponselnya." Ucap Gulf mensugesti dirinya sendiri.

Terdengar dengusan Neen diseberang line.

"Bocah kurang ajar! Panggil aku Kakak, karena aku lebih tua darimu dan juga aku bukan lagi sekretaris mu jadi bersikaplah sopan padaku. Do you understand?" Seru Neen kesal. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan adik kelas sekaligus mantan bosnya itu, bisa-bisanya Gulf tidak menghawatirkan Mew?

Gulf menghela nafas lelah. "Baiklah Kak Neen, aku minta maaf. Setelah ini aku akan membuktikan dengan menelponnya sendiri. Jadi jangan terlalu khawatir, oke? Tidak baik untuk kandungan mu." Bujuk Gulf mencoba menenangkan wanita hamil satu ini.

"Oke. Kabari aku jika ada apa-apa."

"Hmm." Gulf menutup teleponnya. Lantas kembali ke kamar rawat Jane untuk mengambil tasnya.

"Gulf kamu mau kemana?" Jane bertanya ingin tahu.

"Aku harus kembali ke kantor. Istirahatlah."

"Tapi____"

"Hanya sebentar. Aku janji."

Jane mengangguk lesu. "Baiklah, hati-hati ya. Ingat Gulf harus segera kembali."

Gulf hanya tersenyum lalu mengusak rambut Jane pelan sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan kamar rawat itu.

*****

LITTLE THINGS (GULFMEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang