Flavor 13

2.6K 156 30
                                    



Setelah mendapat informasi dari orang suruhannya, Gulf tentu saja tidak akan membuang-buang waktu lagi. Dia sebisa mungkin akan membawa Mew kembali. Terlebih informannya mengatakan bahwa dia melihat Mew dikawasan kemuning, masih satu kota dengan yayasan dimana Gulf menjadi donaturnya. Dan ada kemungkinan, Kaownah juga disana. Pria itu mungkin tau sesuatu tentang Mew kan? Mengingat dia adalah teman Mew saat masih mengajar di sekolah. Benar, kenapa Gulf tidak pernah berpikir kesana? Benar-benar bodoh. Gulf mengendarai mobilnya sendiri menuju yayasan, masa bodoh dengan jam malam. Ia adalah donatur terbesar di yayasan itu dan yang terpenting, ia harus memastikan sendiri dengan bertemu Kaownah secara langsung. Gulf sudah menghubungi pihak yayasan sebelumnya bahwa ia akan kesana.



*****

Kaownah hendak menutup gerbang asrama mengingat hari ini adalah jadwal piketnya, matanya memicing saat mobil yang terlihat familiar berhenti di depan asramanya. Matanya melebar panik saat ingat bahwa mobil yang ia lihat saat ini adalah mobil Gulf. Sial! Kenapa Gulf bisa sampai kesini? Apa pria itu tahu? Kaownah sibuk berpikir hingga tak menyadari jika Gulf sudah berada di depannya. "Kaow.." ucap Gulf membuat Kaownah yang masih mematung menjadi terkesiap. "Oh, Gulf. Ini sudah malam, aku baru saja akan menutup gerbangnya kalau kau mau tahu. Jika kau punya urusan dengan yayasan, datanglah kembali besok. Aku tahu kau donatur terbesar di yayasan ini tapi bukan berarti kau bisa berlaku seenaknya." Ujar Kaownah datar, hendak menutup pintunya tapi ditahan oleh Gulf. "Kaow, sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan."

"Tentang?" Kaownah tersenyum simpul.

"Mew. Aku yakin kau pasti tahu sesuatu."

Kaownah menghentikan kegiatannya menatap Gulf dengan wajah bingung. "Dan kenapa kau berfikir jika aku tahu?"

Gulf meremas sisi mantelnya. "Kau sahabatnya."

Kaownah menghela nafas lelah. Dimatanya, Gulf seperti hilang arah dan berantakan. Ia sedikit kasihan melihatnya tapi ia tidak akan membuatnya menjadi mudah. "Dengar, Gulf. Aku hanya tahu bahwa kau menuduh Mew berselingkuh dan kau bahkan tidak tahu ia pergi dalam keadaan hamil. Sekarang katakan, jika memang benar aku tahu dimana Mew berada saat ini, apa kau punya bukti? Apa kau berfikir aku menyembunyikannya?"

Gulf terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Semua pernyataan Kaownah seperti mengingatkan dirinya bahwa dia telah membuat Mew menderita. "Kenapa kau baru menanyakannya sekarang Gulf? Setelah selama ini? Tidakkah kau berfikir bahwa mungkin saja Mew sudah bahagia ditempatnya saat ini? Melihatmu kembali mungkin hanya akan menambah luka baginya. Melepaskannya mungkin adalah jalan terbaik untuk kalian."

Gulf menggelengkan kepalanya kuat. "Tidak. Itu tidak akan pernah terjadi Kaownah. Tidak akan pernah!" Gulf mengusap wajahnya kasar terlihat frustasi. "Aku salah. Dari awal aku memang salah. Aku hanya terlalu mencintainya hingga aku tidak bisa berfikir jernih saat aku tahu ia dekat dengan pria lain dan itu tanpa sepengetahuanku. Ditambah lagi dengan foto-foto dari Mama yang memperlihatkan Mew tengah bertemu dengan pria itu membuatku semakin cemburu hingga membuatku kehilangan pikiran warasku dan melimpahkan semua kekesalan dan kemarahanku padanya. Aku mendiamkannya, aku benar-benar mengabaikannya. Itu benar. Tapi aku berani bersumpah, untuk surat cerai itu, bukan aku yang menandatanganinya, tapi Mama yang memalsukan tanda tanganku."

"Kau tahu aku sangat menyesal Kaownah. Perasaan bersalah seakan menusukku saat aku mengetahui semuanya, Mew yang hamil dan pergi tanpa membawa sepeserpun dariku membuatku semakin merasa berdosa. Aku seperti monster, aku benar-benar mengerikan. Bagaimana bisa aku tidak mempercayainya?" Suara Gulf bergetar, terlihat sekali jika pria itu sedang berusaha menahan tangisnya. Bohong jika Kaownah tidak tersentuh melihat kesungguhan Gulf, tapi sekali lagi, ia tidak boleh goyah, ia tidak akan membuat ini menjadi mudah.

LITTLE THINGS (GULFMEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang