Flavor 14 🔞 [END]

4.3K 210 19
                                    




4 years later....




Mansion keluarga Traipi memang selalu menimbulkan kesan dingin bagi Mew, tapi sejak 4 tahun belakangan ini, tepatnya sejak anaknya lahir, Mew bisa melihat sedikit perubahan dari Mansion tersebut. Semuanya terlihat begitu hangat seperti sikap Mama yang berubah menjadi lebih baik padanya. Mew sangat bersyukur atas segalanya, ia bahagia. Mew sama sekali tidak menyesal atas apa yang menimpanya dimasa lalu jika akhirnya ia diberikan kebahagiaan seperti ini. Dan yang terpenting, Mew sangat bersyukur bisa melahirkan putranya. Malaikat kecil yang Tuhan titipkan padanya, sosok kecil yang saat ini tengah menggandeng tangannya dengan erat, Keenan.

"Papa ayo cepetan Keenan mau ketemu Oma!" Serunya riang lantas berlari kecil melewati para maid yang sedikit membungkuk memberi salam atas kedatangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Papa ayo cepetan Keenan mau ketemu Oma!" Serunya riang lantas berlari kecil melewati para maid yang sedikit membungkuk memberi salam atas kedatangannya.

Mew hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah laku anaknya. "Keenan, Jangan lari-lari." Percuma. Bocah kecil itu sama sekali tidak mendengarkannya. Keenan berlari kecil menuju Omanya yang baru saja menuruni tangga. Apasiri yang melihat cucunya datang tentu saja merasa senang dan langsung menggendong anak itu lantas memberikan kecupan sayang dipipi gembil cucunya.

"Sayang, sini gendong sama papa ya. Kasian Oma berat gendong kamu." Mew berusaha membujuk anaknya tapi gagal. Keenan justru semakin melingkarkan tangannya pada leher sang Oma.

Apasiri tersenyum kecil. "Tidak apa-apa, Mew. Biarkan saja dia."

Mew meringis pelan, "maaf mengganggu Mama. Keenan terus merengek ingin bertemu dengan Mama jadi aku membawanya kesini."

"Kamu ini bicara apa? Justru Mama sangat senang Keenan kemari. Mama akan ajak Keenan jalan-jalan dan beli banyak mainan untuknya. Iya kan sayang?" Ucapnya seraya mengusap rambut Keenan.

"Yeay! Oma memang yang terbaik. Keenan sayang Oma." Jawabnya ceria lalu mengecup pipi Apasiri menunjukkan rasa senangnya.

Sementara Mew sendiri sedikit tidak setuju dengan ide ibu mertuanya itu. "Ma, jangan terlalu memanjakan Keenan. Lagipula mainan Keenan sudah terlalu banyak di rumah. Mainan dari Kak Neen dan Kaownah bahkan belum dibuka."

"Ssstttt... Sudahlah tidak apa-apa. Mama akan belikan mainan edukatif biar sambil belajar juga dia. Bagaimana?" Tanya Apasiri memberikan penawaran. Ia tahu Mew hanya tidak ingin anaknya terlalu konsumtif sejak dini.

Mew menghela nafas pelan. "Baiklah, terserah Mama saja." Ucap Mew pasrah.

"Oke deal. Sekarang pulanglah. Biar Keenan sama Mama." Mew mengangguk pelan. Lalu menghampiri anaknya yang sekarang sedang menikmati cookies di sofa ruang tamu itu. "Keenan baik-baik ya sama Oma. Papa pulang dulu. Ingat jangan nyusahin Oma ya? Kalo Keenan udah mau pulang, telepon papa biar nanti papa jemput, oke?" Ujar Mew sambil menangkup pipi gembil anaknya.

LITTLE THINGS (GULFMEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang