Christmas Eve 🔞

4.4K 200 35
                                    

Halo again! Aku bawa chapter baru dan yah, ini mature lagi ya ampun PLEASE FORGIVE ME LORD IM A SINNER 🤧😭

Yaudah deh enjoy! 😋








🎄🎄🎄🎄🎄🎄🎄

Malam Natal di tahun 2020 ini tidak serta merta membuat semua orang menghabiskannya dengan penuh suka cita. Beberapa orang mungkin melewatinya dengan perasaan hampa, sendirian, atau bahkan berkabung seolah-olah hujan yang mengguyur kota malam ini adalah tangisan mereka.

Mew Suppasit adalah salah satu dari sekian juta manusia yang menghabiskan malam Natal sendirian, tenang juga kosong. Profesinya sebagai staff administrasi membuatnya berkutat dengan tumpukan kertas sialan yang menariknya dari kemalasan.

"Demi tuhan sekarang tuh Christmas Eve terus aku harus ngerjain semua ini? Ya ampun I'm such a loner Menyedihkan sekali."

Mew mendesah pasrah, melirik americano nya yang sudah dingin, meminumnya dalam sekali teguk lalu kembali berkutat dengan tugasnya, sebelum sebuah telepon dari Gulf Kanawut, sahabat masa kecilnya, meminta Mew untuk segera datang ke apartemennya.

Dan di sini lah Mew sekarang, duduk berselonjor di lantai ruang tamu apartemen mewah Gulf. Sedangkan sang tuan rumah di depannya terus meneguk sampanye langsung dari botolnya-- bahkan ia tidak mau repot-repot meminumnya dari gelas. Merepotkan, katanya.

"Okay, Gulf, stop it. Jangan minum lagi. what's happening? Kamu kenapa lagi sampe mabuk-mabukan begini?"

Mew merebut botol sampanye itu dari tangan Gulf, mencegah pria itu untuk minum lebih banyak. Yang ditanya hanya membalas dengan cegiran bodoh.

"Emang gue kurang apa Mew? Bisa-bisanya Jane selingkuhin gue. Kayaknya selama ini gue yang cinta dia sendirian, dia nggak.--

Selama pacaran gue juga yang selalu nurutin dia, gue yang selalu minta maaf duluan, gue juga yang selalu mencoba memperbaiki keadaan, tapi dia? Ah, useless. Selama ini gue bego banget ya mew? Haahh brengsek.." ucap Gulf lirih sambil sesekali cegukan, memukul-mukul kepalanya yang terasa berputar.

Mew mendesah pelan, menggelengkan kepalanya dramatis.

"Mmmm.... sebenarnya aku gak tau harus bereaksi gimana sih Gulf, aku gak pernah ngalamin hal itu. Tapi menurutku, you're perfect, such a boyfriend able. Kamu cakep, kaya, berpendidikan siapapun yang jadi pacarmu pasti merasa beruntung. Kamu nyaris gak punya kekurangan selain..."

"Kamu gak peka. Gak pernah peka kalo sama aku." Lanjut Mew dalam hati.

"Selain apa Mew? Lu kalo ngomong yang jelas. Gue mungkin mabuk, tapi gue gak budeg." Ucapan Gulf menghentikan lamunan Mew.

"Yaudah lah, gak penting. Intinya jangan karena Jane selingkuh, kamu depresi sampe mabuk-mabukan begini. Dia mungkin sekarang lagi seneng-seneng sama pacar barunya.." Mew menghentikan ucapannya saat Gulf menatapnya dengan sengit.

"Apa? Aku bicara kenyataan dude. Kamu ngabisin energi kalo cuma buat mikirin dia. Gak penting tau gak." Mew menjawab dengan ketus. Entahlah, ia tidak suka saat Gulf memelototinya gara-gara tukang selingkuh itu, Jane.

"Dari awal aku udah nyangka bakal begini, tapi aku diem. Kamu terlalu memujanya, sampe gak sadar kalo kamu cuma dimanfaatin. So im not surprised at all--

"Kamu berhak mendapatkan yang terbaik, yang tulus, yang cinta kamu apa adanya. Jadi sekarang stop mikirin dia, oke?"

Senyap. Hanya suara musik dari speaker yang berada di ruang tamu apartemen Gulf, tidak terlalu kencang. Lagu terputar sekarang juga tidak memiliki ritme yang berisik, Versace on the floor milik Bruno mars itu terus bertalu-talu menemani kesunyian di antara kedua sahabat itu.

LITTLE THINGS (GULFMEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang