Setelah kepergian wanitaku itu, aku menarik lengan Ashley agar menjauh dari altar.
"Apa kau yang mengundang mereka?"
Ashley hanya menaikan bahunya dengan wajahnya yang munurutku sangat murahan.
"Jawab aku Ashley! Apa kau tidak punya mulut?!" tanyaku lagi
"Oke! Ya, Aku yang mengirim undangan pernikahan kita ke Justin. Ternyata dugaanku benar, dia akan datang!" jawabnya santai.
"Kenapa kau melakukan ini semua? Sial!"
"Karena aku ingin Selena menyadari kedudukannya! Kurasa kau mulai bermain api di belakangku Dylan!"
"Bermain api? Apa maksudmu?!"
"Kau mencintai Selena bukan? Tapi sayangnya nyawa Selena sedang di ujung jurang!" jawabnya dengan nada meremehkan
Deg!
Jantungku berdetak dengan cepat, aku dapat merasakan sakit tepat di dada ini.
"Kau kenapa Dylan? Kau merasakan Selena dalam masalah?!"
Justin berlari ke arahku dengan wajah pucatnya, "Dylan."
Aku hanya memegang dadaku yang begitu sakit, "Selena, dia.. dia kecelakaan, dan keadaannya kritis saat ini?"
Ucapan Justin mampun membuat tubuhku mematung. Pikiranku begitu penuh dengan kenangan kita. Aku menatap gereja ini dengan tatapan Kosong.
Apa yang telah aku perbuat? Apa aku akan kehilangan dirinya? Tuhan tolong lindungi dirinya.
*******
Sudah satu minggu berlalu, tetapi wanita dihadapanku tetap menutup kedua matanya."Selena, Apa kau tidak ingin melihat anak kita?" hanya suara detak jantung Selena dari mesin kotak itu.
"Terimakasih Selena, kau memberikanku dua malaikat tampan dan cantik. Aku akan memberi nama mereka Lion, dan Lena. Aku mengambil empat huruf dari namamu. Bangun lah sayang demi anak kita!"
Ini semua salahku Selena.
Aku melihat ada sebuah gerakan dari tangan Selena, dan akupun langsung menencet tombol emergency untuk memanggil dokter.
"Dok, tadi saya melihat tangannya bergerak!" ujarku
"Baiklah biar saya periksa dulu Tuan."
"Anakk...kkuuu.." ucap Selena dengan susah payah.
"Iya sayang, anak kita akan ke sini," jawabku sambil mengelus rambutnya yang panjang.
"Bagaimana dok?"
"Puji tuhan, ini adalah keajaiban Tuan, Tetapi saya tidak dapat berharap lebih setelah ini," jelas dokter yang menbuat aku tidak mengerti maksudnya.
Aku mendengar suara tangisan bayi, ya dia adalah Lion dan Lena.
"Lion? Lena?" ujar Selena dengan tangan yang terulur untuk menyentuh anak kami.
"Bagaimana Mommy tau nama kami?" ucapku seperti nada anak kecil.
Selena hanya tersenyum melihat kami. Aku merasa aneh saat ini. Tapi, aku buang semua rasa itu. Terpenting sekarang adalah Selena bersama kami.
Hari sudah berlalu, Selena di bolehkan untuk pulang ke rumah dan kami memutuskan untuk pulang kerumah yang sudah kubeli untuk masa depanku bersama Selena.
Konyol rasanya saat tau dulu aku mendekatinya karena bales dendam. Tapi, sekarang aku begitu mencintai Istriku ini.
Ternyata memang benar, benci dan cinta itu beda tipis. Semakin kita membenci seseorang. Maka, Semakin kita menaruh hati kepada seseorang itu.
*****
Kami duduk santai di ruang tamu. Aku melihat sekilas Selena yang tertawa dengan lepas."Dylan kau tau, kalau aku pergi dari dunia ini. Aku ingin kau menjaga anak kita. Aku ingin anak-anakku mencintai kau dan aku dengan tulus dan aku selalu berharap saat aku pergi nanti, ada seseorang yang menggantikan aku sebagai istri dan orang tua yang baik untuk kau dan juga anak kembarku."
"Kau bicara apa Selena! Kau yang akan selalu bersama kami! Tidak akan pernah ada pengganti atau apapun itu!"
Selena Hanya tersenyum mendengar ucapanku.
Kau sangat berbeda Selena.
------
Maaf Dylan, aku tidak janji untuk terus bersamamu! Tapi, Aku berjanji akan selalu di samping anak kembarku dan kau!•••••••
Yeayy!!! finally ending!!! Thank you banget ya yang selama ini udah dukung cerita ini.... Happy reading dan jangan lupa Follow, Like and Share yaaaa kawan...I LOVE YOU
GOOD NIGHT READERS DAN SILENT READEA!!!"
From,
rentyyadnngrm☔️
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard Decision
FanficSelena tidak mengetahui bahwa semua ini akan merubah hidupnya. Mengubah hidup pria yang akan menjadi suaminya. Ia percaya Tuhan akan membantunya dengan cara apapun. Copyright © July 2014 by rentyyadnngrm