4.b

532 103 16
                                    

Ditempat lain, disebuah gedung besar yang sangat megah ditengah tengah kota. Disalah satu ruangan didalam gedung itu terdapat beberapa orang. Ruangan itu berada dilantai paling atas gedung megah ini.

Sosok pria muda yang tampan duduk dengan angkuh sambil menatap empat orang didepannya mencemooh. Empat orang itu duduk dengan tangan dan kaki diikat dan mulut di plakban.

"Bos, sampai sekarang belum ada tanda tanda kedatangannya." Lapor seorang pria bertubuh kekar dengan pakaian berjas. Pria itu menghembuskan asap rokoknya santai.

"Sabarlah. Sedikit lagi. Dia akan datang." Ucap pria itu dengan senyuman miringnya. Empat orang itu hanya menatap pria itu takut. Lebih tepatnya mereka ketakutan karena membayangkan seorang Allura mengamuk.

Dapat dipastikan setelah ini mereka akan didepak dari organisasi. Dan sebelum itu, mereka harus merasakan sakitnya pencucian otak secara paksa.

Pria itu tiba tiba terkekeh saat melihat ke empat orang itu menampilkan raut wajah ketakutan. Lalu menatap mereka tajam, "Sehebat apa dia? Sampai kalian ketakutan padanya padahal ada aku didepan kalian." Ujar pria itu menatap tertarik.

"Melihat dari tatapan kalian, dia pasti sangat mengerikan ya." Pria itu tersenyum lalu menatap arah lain. "Aku akan memberitahu kalian satu hal. Misi kalian ini bukan misi kecil. Orang yang kalian kejar, adalah pion terbaikku. Jadi, jika kalian mau menghancurkan dia, kalian harus berhadapan denganku." Jelas pria itu.

Pria itu tersenyum penuh arti lalu bangkit berdiri. "Sampai jumpa." Pria itu langsung pergi meninggalkan mereka dengan beberapa anak buahnya.

Mereka berempat terheran heran dengan kelakuan orang itu. Apa maksudnya?

🧩🧩🧩

Malam ini, Allura sudah siap dengan seluruh perlengkapannya. Dia memakai baju khusus. Dia berjalan menuju mobil misinya. Masuk kedalam lalu mengendarai mobil itu dengan sangat cepat.

Dia berhenti tepat disebuah gedung mewah. Tanpa menarik banyak perhatian orang yang berlalu lalang, dia berjalan cepat menuju lift VIP.

Tepat saat dia sampai dilantai paling atas, tempat dimana kelompok A ditahan. Tiba tiba semua lampu padam. Allura tetap berjalan dengan sangat santai didalam kegelapan.

Sedangkan mereka yang didalam sebuah ruangan sudah panik karena lampu tiba tiba padam. Mereka menyorot ke segala penjuru ruangan dengan senter hp masing masing.

Tanpa disangka, beberapa anggota yang berjaga dengan senter hp ditangannya tumbang satu persatu. Salah satu anggota tak sengaja menyorotkan lampu senternya tepat saat Allura sedang menusuk anggota lain dengan sadis.

Allura melirik sekilas orang yang menyenternya, lalu dengan sadis dia mencabut pisau yang dia gunakan untuk menusuk leher teman anggota mereka. Darah segar bercucuran keluar dari tempat pisau itu dicabut.

Anggota yang menyenter Allura bergetar ketakutan. Dia hendak melarikan diri, namun sayang pedang Allura sudah lebih cepat mencapai lehernya. Mengakibatkan kepala itu menggelinding terpisah dari tubuhnya. Habis. Seluruh anggota didalam ruangan itu habis terbantai oleh Allura dalam kurun waktu yang sangat singkat.

Allura menekan sebuah tombol diremot kecil membuat lampu yang tadinya padam langsung menyala. Empat orang yang tak lain adalah kelompok A menatap takut Allura.

Dengan tatapan datarnya, Allura berjalan mendekat ke arah kelompok A. Ditangan kanannya masih terdapat pedangnya yang berlumuran darah. Mereka menatap sekeliling mereka, tadi tempat ini masih sangat bersih. Tapi sekarang, tempat ini bagaikan tempat pengeksekusian. Darah dimana mana, begitupun mayat.

SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang